15.

157 15 2
                                    


Jenna sedang berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Kebetulan hari ini dia sudah mulai masuk PKL lagi di salah satu rumah sakit di tak jauh dari kampusnya.

Ia menggunakan seragam tenaga medis berwarna hijau tua. Jenna berjalan pasti menuju kantin di rumah sakit.

Sendirian?

Iya, dia berjalan sendirian. Karena teman-teman satu kelompok dengannya masih bertugas menjaga pasien. Jenna yang sangat lapar pun langsung duduk di bangku yang disediakan.

"Mba, mau nasi ayam nya 1 ya, sama es teh manis." Pesannya pada seorang wanita berumur sekitar 30 tahun yang berjualan disana. Jenna sibuk memainkan hpnya, Ia lupa membalas pesan dari Fazli tadi pagi.

"Ih lupa." Jenna langsung membalas pesan dari Fazli. Ia takut anak itu khawatir lagi seperti kemarin.

Me :
Aman, gue nyenyak kok
tidurnya, makasi ya.

Jenna mematikan ponselnya lalu fokus melihat kearah ruang perawatan yang tampak dari kantin.

"Duarr!." Kejut Jefri dari belakang.

Jefri masih memakai scrub praktik-nya. Dengan stetoskop di lehernya menambah ketampanan dokter muda itu.

Jujur. Jefri memang tampan. Vibes nya seperti dokter muda yang pintar dan berwibawa gitu. Hehe. Mana chindo lagi wkwkk.

"Jefri, ngagetin aja..." Balas Jenna.

"Haha, abisnya gue liat ada cewek cantik sendirian aja sambil ngelamun, daripada kesurupan jadi gue kagetin aja." Ucap Jefri sembari duduk di samping Jenna.

"Hemm..."

"Jutek amat sih mba." Ucap Jefri sambil menyenggol pelan siku Jenna.

"Biasa aja tuh." Jenna berlagak sok jutek.

"Eh udah pesen makan?." Tanya Jefri.

"Iya udah, nasi ayam." Jawab Jenna yang dibalas anggukan oleh Jefri, lalu pria itu memesan makanan.

Tak lama dua porsi nasi ayam tiba dengan 2 gelas es teh manis.

"Sama?." Tanya Jenna.

"Iya."

Jenna menaikkan satu alisnya.

"Biar berasa lunch berdua nya." Ucap jefri. Jenna hanya terkekeh pelan.

Mereka mulai memakan makanannya. Sambil sedikit mengobrol ringan. Saling sharing pengalaman menghadapi kelakuan pasien yang berbeda-beda.

"Iya, apalagi kalo ibu-ibu tuh, aduh... Gue tuh kadang udah kesel, tapi ingat kalo ibu-ibu tahta tertinggi, jadi di iyain aja dah." Ucap Jefri.

"Asli lah Jef. Mana gue selalu di panggil Bu dokter. Gue udah bilang 'saya perawat bu' masih tetep aja manggil Bu dokter. Malu gue ama anak Koas." Sahut Jenna.

"Haha, tapi emang mirip Bu dokter." Balas Jefri.

"Aamiin. Semoga ada keajaiban ntar gue berubah jadi dokter pas bangun tidur." Balas Jenna dengan nada bercanda.

"Iya, ibu dokter, Istrinya dokter." Ucap Jefri. Seketika Jenna nge-freeze di tempat.

"Ga lah, dokter tuh pasti ama dokter, mana ada dokter yang mau ama perawat biasa." Balas Jenna sedikit kikuk.

Takdir Cinta 2 Negara [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang