Ini adalah hari ke 5 bagi SMA Garuda dalam melaksanakan Masa Orientasi Sekolah bagi siswa-siswi kelas 10 yang baru masuk.
Kabarnya juga, ini hari terakhir mereka dalam MOS. Hari ini hanya ada pengumuman siapa yang akan menjadi king and queen of MPLS dan juga promo ekskul.
Dan ya, Ayra tidak tertarik dengan itu. Saat ini dirinya sedang duduk dibangku taman sekolah sembari menunggu acara dibuka. Mungkin sekitar 15 menit lagi?
Gadis itu melihat jam coklat yang melingkar manis ditangannya. "Masih lama," ujarnya yang ditanggapi Nesa.
"Berapa menit lagi emang?"
"Lima belas."
Nesa mengangguk. Ia pikir, daripada mereka disini seperti anak yang kehilangan ibunya, lebih baik mereka mengisi perut sejenak. Itupun mungkin tidak menghabiskan waktu selama itu.
"Makan yuk, Ay. Laper nih gue," ajaknya dengan wajah memelas pada Ayra.
"Lo kan tadi udah makan woi. Udah bawa bekal pula. Kok makan lagi sih?" tanya Ayra dengan tatapan tak percaya.
Sementara Nesa hanya memutar bola matanya malas. "Gue masih laper."
"Udah ah bodo! Ayo kantin!" lanjutnya sembari menarik tangan Ayra menuju kantin sekolah.
. . .
5 hari mengenal Nesa tidak begitu buruk. Gadis ini cukup asik jika diajak bicara. Apalagi mereka juga teman satu gugus. Jadi, mempermudah akses komunikasi diantara keduanya.
"Lo mau nggak Ay? Enak nih keliatannya," Nesa menawarkan sepiring mie aceh pada Ayra. Mengambil sendok dan garpu, sebagai langkah pertama sebelum memulai acara makannya.
Ayra mengangguk. "Lanjut gih, gue masih kenyang. Ntar kalo mau, gue coba."
"Keburu abis ini mah," balas Nesa disela makannya.
Ayra tak menggubris. Gadis itu hanya terkekeh dibuatnya. Ketika menyeruput Pop Ice Taro kesukaannya, mata Ayra yang semula menatap kesana kemari, jatuh pada meja yang berada disudut kantin.
Ada 5 cowok disana. Membuat meja itu terisi penuh. Dari 5 cowok yang ada disana, mata Ayra hanya fokus pada satu cowok yang mengenakan seragam acak-acakan itu dan beberapa cincin pria yang melingkar pada jarinya. Bisa dibilang gadis itu tertarik?
"Nes," panggilnya tanpa mengalihkan pandangan dari segerombolan orang itu.
Nesa menjawab ketika ia berhasil menelan satu potong mentimun. "Hm?"
"Liat deh."
"Liat apaan?" gadis itu masih asik dengan makanan dan es tehnya. Membuat Ayra menginjak sepatu Nesa pelan.
"Liat dulu itu tuh!"
"Ck apaan sih, Ay?" namun tak urung dirinya mentap kearah yang dimaksud Ayra.
"Cowok yang pakai cincin ganteng ya," ujar Ayra dengan senyum tak jelas yang terukir di bibirnya.
Nesa mengalihkan tatapannya dari orang-orang itu. Untung kondisi kantin saat ini sedikit ramai, jadi cowok yang dimaksud Ayra, tak sadar jika ia sedang diperhatikan.
"Heksa? Kenapa?"
Alih alih menjawab, Ayra malah balik bertanya. "Lo kenal dia?"
Nesa mengangguk. "Kenal. Teman SD gue tuh anak." kemudian lanjut menyeruput es teh nya.
"Tapi enggak tau dia masih inget lagi atau enggak," lanjutnya lagi.
Ayra semakin tersenyum. Berarti ada sedikit harapan untuk bisa dekat dengan Heksa. "By the way, dia udah punya pacar?
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Ayra: Cerita Cinta SMA
Fiksi RemajaMemang benar, masa SMA itu masa yang paling indah. Masa dimana kita mulai mengenal apa arti cinta sesungguhnya. Ayra selalu menanamkan pada pikirannya, bahwa ia tidak boleh terlalu berharap bahwa percintaannya di masa SMA akan sangat bahagia. Layak...