25. Turbulence

10 3 0
                                    

Sebelum baca, kalau semisal kalian nemuin tanda 🎶 kalian bisa puter lagunya sesuai petunjuk. Karena ada dua posisi tanda 🎶 di atas sma di bawah. Jadi lagunya bisa diputer 2× 😁

Happy reading!

.

.

"Kak San!"pekik Wahyu. Kemudian, dia langsung beehambur ke arah saudaranya dan langsung merengkuh tubuhnya.

"San?"guman Mondy kemudian. Dia juga ikut menghampiri saudaranya dan ikut memeluk tubuhnya.

"Lo dari mana aja?! Kita kangen sama lo, tahu!"

San berusaha menahan air matanya agar tidak lolos. Jika boleh jujur, San jauh lebih merindukan saudara-saudaranya ini, karena bagaimana pun juga, mereka yang paling dekat dengannya.

"Gue gak kemana-mana kok. Aman,"San tertawa renyah. Sementara Juna menatap menyelidik San.

"Lo gak kenapa-napa kan, San?"San terdiam.

"Oh iya, Joshua masuk kan? Oma baik-baik aja kan? Kak Harlan sama Lak Satria gak marahin kalian?"San berusaha mengalihkan topik.

"SAN!"gertak Mondy.

"Gue baik-baik aja. Sekarang jawab pertanyaan gue, plis,"

"Joshua masuk setelah gue bujuk. Oma baik-baik aja dan mereka....mereka udah gak marahin kita lagi."San mengangguk percaya.

Mereka sama-sama berbohong. San baik-baik saja di fisiknya, namun mentalnya sangat terluka. Sementara Mondy keduanya. Dia berpura-pura baik, agar San percaya, jika mereka baik-baik saja.

Maafin gue Mon, Yu, gue terpaksa berbohong sama kalian. Secara fisik gue emang baik-baik aja, tapi hati gue sangat terluka.

Maafin kita San, udah bohongin lo. Sebenarnya mereka masih selalu dingin sama kita. Gue cuma gak mau lo khawatir sama kondisi kita. Gue tahu lo lagi gak baik-baik aja sekarang. Gue bisa baca dari respon lo ke kita. Gue juga tahu kalau lo mau nagis, karena gue lihat mata lo yang udah berkaca-kaca, tapi lo berusaha buat nahan.

"Eh, udah lah, gak usah nangis mulu. Gak malu sama status kalian? Preman kok cengeng sih,"sontak, Wahyu langsung menghapus air matanya dan menatap kesal saudaranya.

"Enak aja! Gue cowok gentle ya!"

Padahal dia baru saja menangis. Kedua saudaranya dan dua sahabatnya tertawa mendengar ucapannya.

......

Joshua berjalan sendirian dengan tatapan yang selalu datar. Sepanjang perjalanan, banyak pasang mata yang menatapnya sengit. Namun Joshua tetap lah Joshua, manusia yang selalu acuh kepada siapa pun.
Bahkan, bisikan hingga hujatan mulai terdengar di telinganya.

"Eh, itu kan Ketos yang bolos itu kan? Cakep iya, kaya iya, tapi gak berpendidikan."sontak, amarah Joshua langsung membeludak.

"MAKSUD LO APA?!"ketiga siswa itu langsung pergi begitu saja.

"Orang-orang pada kenapa, sih?!"tak lama, teman seclubnya menghampirinya sembari berteriak.

"JOSH! JOSHUA!"teriak Haekal sembari terengah-engah.

8 Makes 1 Family'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang