Hari ini, ya hari Sabtu. Hari kelulusan, Langit tadi membangunkan Bulan. Kak Langit menyuruh Bulan untuk segera mandi dan bersiap-siap, walaupun mata Bulan bengkak karena hampir sehari kemarin Bulan menangis. Oh iya, Kak Sekar juga ada di sini dari tadi subuh. Setelah sarapan mereka bertiga berangkat.
Skip di jalan ———>
"Dek jangan sedih dong!" —Langit
Ini pake mobil ya! Dan karena Raya dan Raka masih di luar kota, jadi yang mendampingi kelulusan Bulan adalah Sekar dan Langit.
"Iya atuh! Jangan sedih!" —Sekar
Tapi Bulan tidak menjawab, ia hanya diam saja.
Skip sampai ———>
"Bulan" panggil Mei.
"Iya" jawab Bulan tak bersemangat.
"Halo Kak Langit, Kak Sekar!" sapa Juli.
"Oh halo juga Juliii!" —Sekar
"Hai!"—Langit
"Kakak ke aula duluan ya Dek!" —Langit dan Sekar
"Okey Kak" —Bulan
"Senyum napa!" —Mei
"Kamu nangis ya?" —Juli
"Gak dulu, males gue. Kelihatan banget ya?" —Bulan
"Kenapa sih lo? Ada masalah?" —Mei
"Iya, mata kamu bengkak" —Juli
Di tengah-tengah pembicaraan abstrak mereka bertiga. Vio, Naren, dan Dwi menghampiri mereka bertiga.
"Kiw cewek!" ucap Vio sambil membawa sebuah buket jajanan.
"Dih sok asik" ketus Juli.
"Mereka ada masalah?" —Mei
"Iya kayaknya, btw ini buat kamu!" jawab Naren sambil memberikan sebuah buket jajanan ke Mei.
"WAH! MAKASIH YA!" jawab Mei sambil menerima buket pemberian Naren.
"Kalo gue gak mau gimana?" —Juli
"Ihh kamu mah! Aku tau aku salah, maafin ya? Aku bilangin ke Bunda loh!" —Vio
"Gak usah ngerengek-rengek kali! Udah gede juga, masih suka ngadu" —Juli
"Hai Bulan?" —Dwi
"Oh iya hai" —Bulan
"Nih buat kamu, sebagai tanda maaf" ucap Dwi sambil memberikan sebuah buket jajanan juga ke Bulan.
"Maaf buat? Btw makasih ya" jawab Bulan sambil menerima buket jajanan pemberian Dwi.
"Gapapa kok, masama! Ayo senyum dong!" —Dwi
"O-okey, maaf sekarang gak bisa" —Bulan
"Yaudah gapapa" —Dwi
"Ihh bubub mah! Bundaa!" Vio berlari ke arah Bunda Liana, ya Bundanya Juli.
"Juli... Gak boleh gitu! Vio juga udah ngaku salahkan!" —Bunda Liana
"Hehe iya Bun" —Juli
"Yey! Nih buat bubub, sebagai tanda maaf!" kata Vio sambil memberikan sebuah buket jajanan ke Juli.
"Iya, makasih ya! Dih kek bocil, tukang ngadu!" jawab Juli sambil menerima buket jajanan pemberian Vio.
"Bunda!" —Vio
"Juli!" —Bunda Liana
"Iya Bunda, habis Vio lucukk! Tapi anak Bunda aku loh, bukan dia!" —Juli
"Udah-udah! Bunda ke aula duluan ya!" —Bunda Liana
Setelah pembicaraan itu, mereka berenam juga pergi ke aula. Acaranya ya cuma acara kelulusan, Bulan, Juli, dan Mei masuk 3 besar.
"Wih! Adek Kakak keren banget! Dapet juara 1, Mama sama Papa pasti bangga!" —Langit
"Pasti itu!" —Sekar
"Adek mau apa? Ntar Kakak beliin" —Langit
"Pengen lihat Kakak sama Kak Sekar nikah" —Bulan
"Itukan besok" —Langit
"Mau yang lain gak?" —Sekar
"Kayaknya gak Kak" —Bulan
TBC
MAAF KALO GAK NYAMBUNG 🙏🏿
KALO TYPO TOLONG DI INGATKAN YA!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon Is Beautiful Isn't It [END]
Dla nastolatków"The Moon Is Beautiful Isn't It" (I Love You) Atau "Bulannya cantik ya?" -Aksara Bulan. Satu kalimat yang hanya bisa Aksara Bulan ucapkan kepada Dwi Dirgantara.