[9] Mom (Doesn't) Knows The Best

667 25 0
                                    

"Kau ini kenapa lagi?" tanya Noella saat melihat sepupunya kembali menghabiskan malamnya dengan bermabuk. "Apa ini tentang Aksara lagi?"

"Ck, kenapa semua orang membicarakan pria itu?" decak Karina kesal. Wajahnya sudah memerah karena minuman keras yang terus ia tegak. "Kau pikir semua masalahku disebabkan oleh dia?"

"Just asking." Noella memutar matanya jengah. Ya, Tuhan, sepupunya ini sudah mabuk dan menjadi sensitif sekali. "Lalu apa? Apa ini karena Xander yang kembali bersikap semena-mena?"

Karina menghela napasnya sembari mengangguk lemah. "Ini soal Xander, tapi bukan karena dia bersikap semena-mena." Gadis itu kemudian menceritakan apa yang sudah ia dengar dari Nicholas tadi. Noella hanya menatapnya iba.

"Maksudku, dia benar-benar bisa merencanakan sepak terjang perusahaan dengan sangat baik. Bisa-bisanya aku tidak menyadari itu dan terlena dengan sikapnya selama ini. Aku sama sekali tidak menyangka bahwa Xander David yang aku kenal telah mengambil banyak sekali keputusan terkait AM Group."

"Yah, begitulah kakakku bersikap. Aku tidak tahu alasannya di balik itu, tetapi Xavier sering bilang bahwa dia memang ingin membangun image sebagai seseorang yang suka bermain-main saja. Sementara itu, ia menyembunyikan sifat seriusnya di belakang."

"Sepertinya dia benar-benar mewarisi sifat cerdas ibumu."

"Benar, dari luar saja Xander seperti itu, tetapi sesungguhnya dia adalah pria yang lebih serius dari siapa pun."

Karina menjatuhkan kepalanya ke atas meja. "Kalau seperti ini ... bagaimana caranya aku bisa menggeser posisinya sebagai direktur utama? Dia terlalu kuat."

Noella tidak langsung menjawab. Ia menimang-nimang kata yang pas untuk bisa menghibur Karina. Kalau Noella boleh jujur, sebenarnya tidak ada cara yang bisa Karina lakukan untuk menggeser posisi Xander. Ayah dan ibunya sudah sepakat bahwa Xander-lah yang akan melanjutkan perusahaan itu. Kadang memang Zae mengancam Xander bahwa ia akan menggantinya dengan Karina, tetapi itu hanya ancaman belaka. Pada akhirnya Zae dan Nicholas tetap memilih Xander.

"Yah, kalau kau bersikeras untuk menjadi seorang direktur ... masih ada cara lain, Kar," ucap Noella pelan sekali.

Karina mengangkat kepalanya. Mata hitam gadis itu berubah antusias. Yah, siapa tahu Noella bisa membantunya, kan?

"Jika kau menerima pernyataan cinta Aksara, kau bisa otomatis menjadi jajaran direktur Bourge Corp," katanya yang sontak membuat Karina melotot karenanya.

"Apa kau bilang? Aku? Menerima pernyataan cintanya?" ujarnya nyaris berteriak. Beberapa orang bahkan sampai menengok karena mendengar suara Karina.

"Hei, jangan keras-keras." Noella mencubit lengan gadis itu agar ia bisa mengontrol dirinya. "Aku tidak salah, kan? Maksudku, kalau kau dan Aksara menikah, kau langung menjadi pemilik perusahaan. Tidak perlu lagi kau iri dengki kepada Xander dan AM Group. Cukup kau fokus dengan Aksara dan Bourge Corp, boom! Masalah selesai."

Karina mendengus. Padahal ia sudah bersemangat mendengar saran yang mungkin saja bisa ia lakukan. Akan tetapi, pikiran Noella sama saja! Orang yang paling ia percaya justru menyarankan saran paling konyol untuknya menikah dengan Aksara.

Hah, dasar aneh!

"Kalau kau tidak punya saran yang lebih bagus, lebih baik kau diam. Sama sekali tidak membantu."

"Aku hanya menyarankan," katanya sedikit tersinggung. "Kalau kau tidak mau, ya terserah. Setidaknya itu yang terbaik yang bisa kuberikan. Kapan lagi ada orang yang mau menikahi wanita dengan gengsi yang setinggi langit sepertimu."

Noella kemudian pergi dari kursinya untuk memesan beberapa minuman lagi. Sementara itu, Karina kembali menghela napasnya berat. Saran yang diberikan Noella sebenarnya juga berulang kali ia pikirkan, tetapi hatinya masih ragu. Sejujurnya, Karina tidak tahu apa dia bersedia membuka hati untuk lelaki setelah sekian lama ia menutup pintu hatinya.

Billionaire's DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang