21. What A Shame, Syamil

2K 353 18
                                    

Nakhala tumbuh dengan baik bersama empat laki-laki yang mengaku sebagai ayahnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nakhala tumbuh dengan baik bersama empat laki-laki yang mengaku sebagai ayahnya itu. Tak apa, Nakhala senang kok. Anak itu senang karena belajar banyak hal dengan empat laki-laki dewasa itu. Walau terkadang suka seperti orang kesurupan. Tapi menurut ayah-ayahnya, malah Nakahala yang sering membuat ulah.

Tahun ke-dua sekolah dasar anak itu membuat empat laki-laki dewasa di rumahnya terdiam tak habis pikir. Setelah membawa seekor anak kucing yang basah dan kotor, tiba-tiba pemilik pet shop di depan komplek datang ke rumah dengan menunjukkan tagihan milik Nakhala. Membuat Jay tertawa keras dan berlari menggendong Nakhala yang sibuk memberi minum kucing barunya.

"Anak kecil udah punya pacar utang ya! Nanti Didi laporin polisi Adek mau?" Jay menciumi wajah Nakhala berulang kali, membuat anaknya itu risih dan menyingkirkan wajahnya.

"Didi bau jigong ih!" teriak Nakhala menjauhkan wajahnya dari ciuman Jay. Bagaimana tidak, Jay itu kalau mencium Nakhala senang sekali sedikit menggigit atau menjilat pipi si kecil. Membuat air liurnya tersisa di sana. Nakhala tidak suka!

Nakhala mengusap wajahnya yang terkena air liur Jay lalu mencium telapak tangan kecilnya. "Huwek bau sekali!"

Jay tertawa senang. Laki-laki itu malah semakin melakukan aksinya. Menciumi wajah hingga leher Nakhala.

"Abi~" panggilnya pada Kun yang sudah selesai membayar hutang miliknya. "Tolong Adek." tangannya terulur meminta bantuan Kun.

Kun langsung saja berjalan ke arahnya. Merebut Nakhala dari Jay dan membawa anaknya itu ke dapur. Mencuci tangan si kecil lalu mengganti bajunya yang sudah penuh dengan bulu kucing.

"Lihat nih, ini yang buat Abi nggak suka Adek pelihara kucing. Lihat. Bulunya rontok semua, nak." ucap Kun menunjuk baju hitam Nakhala yang penuh dengan bulu oranye milik Toyib.

Omong-omong, kucing baru Nakhala bernama Toyib. Jay yang memberi nama. Katanya cocok saja dengan kucing oranye yang berisik itu. Nakhala mana tahu, jadi diiyakan saja. Namun kucing itu sempat ingin diberi naka Seulgi oleh Didi. Katanya Toyib lucu seperti mbak Seulgi biasnya.

"Tapi Toyib baik kok, Abi." jawab Nakhala. Tangannya dikalungkan pada leher Kun lalu memeluk ayah kesayangannya.

"Iya baik, tapi Adek lihat coba bulunya. Rontok 'kan? Nanti bisa buat Adek sakit." ucap Kun mencoba memberi perhatian.

Dari awal mula datangnya Toyib, Kun sudah tidak setuju. Dia tidak suka kucing. Kalian tahu 'kan?

"Hayoo dimarahin Abi-nya." Jay yang sedang mengepel lantai memanasi keadaan. Membuat suasana hati Nakhala menjadi kesal.

Omong-omong, Jay mengepel lantai yang tadi dibuatnya kotor karena tak sengaja menumpahkan susu milik Nakha. Laki-laki itu tadi berniat menggoda si kecil dengan tak memberi susu kesukaannya, namun dia malah oleh dan terjatuh. Untungnya gelas kesayangan Nakhala dengan gambar kelinci kesayangannya tidak pecah. Kalau pecah? Bersiaplah Jay.

Nakhala (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang