Grosir Bu Sri, adalah tempat Gumi bekerja hingga saat ini. Dia amat bersyukur dipertemukan dengan pasangan suami istri baik hati ini. Tak hanya baik dengannya saja tetapi mereka memperlakukan semua pegawai nya dengan baik seperti keluafga sendiri.
Ia juga iri dengan pasangan paruh baya itu, Gumi kerap kali memperhatikan Bu Sri dan Pak Ratno, meskipun tidak dikaruniai seorang anak mereka tetap terlihat romantis dan bahagia tidak seperti keluarganya yang hancur berantakan.
Oh ya Gumi menggantungkan nasibnya disini, di toko ini ia bertugas sebagai pelayan toko, seperti pelayan toko yang lainnya tidak hanya bertanggung jawab melayani konsumen tetapi juga mengurus kebersihan toko dan ketersediaan produk. Terkadang ia juga ditempatkan dibagian kasir tambahan jika toko sedang ramai.
Setelah selesai dengan pekerjaan membersihkan area peralatan dapur. Bu Sri datang menghampirinya.
"Mimi kamu libur sekolah kan ya? berati nanti bisa lembur sampai hari minggu? Soalnya barang-barang mau dateng tiga hari ini" tanya Bu Sri pada Gumi tanpa jeda. Maklum Bu Sri tipe orang yang extrovert dan ekspresif selalu penuh semangat dan menggebu-gebu berbeda sekali dengan Pak Ratno yang pembawaannya kalem tipe-tipe orang introvert.
"Iya Bu Sri bisa ko hehe", jawab singkatnya sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal, sebenarnya ia agak sungkan kalau diajak ngobrol Bu Sri dan Pak Ratno, soalnya bingung sendiri mau menanggapi seperti apa.
"Ih kamu mah cengingis mulu, njawabnya singkat pula kan Ibuk jadi bingung, eh tapi gapapa deh Ibuk gemes banget sama kamu haduuuh" goda Bu Sri sambil tertawa dan menguyel-uyel pipi tembamnya.
*****
Megumi POV
Tak terasa sudah hampir jam sepuluh malam, saatnya pulang, karena jam lembur biasanya Bu Sri selalu membagikan sedikit jualannya sebagai bonus selain uang tentunya.
Aku sedang memgantri didepan kasir bersama dengan kakak-kakak pegawai yang lain. Aku tertawa melihat Mbak Wiwin keponakan Bu Sri yang digoda oleh Mas Agus pegawai disini yang memang agak gimana gitu, hobi sekali menjaili Mbak Win hingga menangis dan berakhir dengan Pak Ratno yang menengahi kerusuhan itu.
Kami memgantri untuk mengambil uang bonus, yang akan diberikan bersamaan upah mingguan. Tak hanya itu, kali ini Bu Sri juga memberikan dua bungkus mi instan dan sebungkus biskuit kelapa, dan sebungkus garam kecil dan kopi instan karena dirumahku tidak ada yang minum kopi aku meminta untuk diganti teh saja. Lumayan aku tidak perlu membeli garam, mungkin aku besok hanya masak mi saja untuk lauk.
"Eh Mimi sini nduk sini sek sebentar", panggil Bu Sri, yang menghentikan langkahku untuk pulang.
" Iya Buk Sri ada apa?" Tanyaku heran.
Bu Sri menghampiriku sambil membawa kantong sedang "Nah ini buat adek-adek ya, kemarin mereka bantuin ibuk bawain belanjaan, duh si Rendi makin ganteng yaa, apalagi si kembar yallah subhanallah masyaallah gantenge hihihi" Bu Sri menjelaskan sambil salah tingkah, memang Bu Sri ngefans sekali dengan adik-adikku itu, mungkin karena saking pengennya punya punya anak kali ya namun masih belum dikasih oleh Tuhan pikirku.
"Oh iya Buk Sri makasih yaa, Mimi seneng bisa ketemu Ibuk sama Bapak" ujarku sambil memandang Bu Sri haru. Sungguh baik sekali mereka.
"Halah rapopo Buk e yo seneng ko (halah gapapa ibu juga seneng kok)", jawabnya.
Setelahnya aku berjalan keluar dari toko, karena biasanya yang akan mengunci toko adalah Pak Ratno sendiri.
Dan untukku sendiri tak perlu khawatir karena pulang sendiri, karena jarak toko sama kontrakan deket cuma lewat dua gang aja. Lagipula kalau dipikir-pikir lagian siapa juga yang mau godain cewe gendut kaya aku.
K
urang lebih sepuluh menit aku berjalan, akhirnya aku sampai dirumah.
Sesampainya aku langsung mandi membersihkan diri. Setelah itu akupun melihat adik-adikku. Rupanya mereka tidur pulas dikamarnya.
Karena rasa lelah yang sudah tak tertahan, aku memutuskan segera tidur, namun aku teringat jika Bu Sri memberikan bingkisan tambahan tadi. Kemudian aku kembali berjalan ke dapur.
Sebelum tidur aku membuka bungkusan tadi ada mi instan (lagi), jajanan chiki, gula, aku melihat-lihat sambil mengeluarkan isinya dan meletakkan ditempat penyimpanan. Di tengah kegiatanku memindahkan barang sebuah amplop putih terjatuh, aku mebuka dan berisikan selembar uang pink. Waah Ibu Sri memang orang baik.
.
.
.Haiii haiii maaf banget baru bisa update sekarang
Terimakasih buat temen-temen yang udah menyempatkan membaca ya...
Semoga kalian suka
Jangan lupa support Mai dengan vote dan komen kalian ya...
Please drop in here👇
KAMU SEDANG MEMBACA
You and I
Teen FictionIni kisahku, Aku Megumi, gadis gendut miskin biasa dengan sejuta harapan. Namun diantara sejuta harapan itu, harapan terbesarku adalah kembalinya Pangeranku. Kecelakaan dimasa lalu membuatnya tak ingat denganku. Bak dikutuk oleh Sang Pencipta, hubun...