Enjoy to read,
I hope you'll like this story.
°
°
°Ketidaksenangan terlihat pada alis Yeonjun yang mengerut. Dia tidak suka diperlakukan seperti ini, belum lagi siapa remaja ini. Dia terlihat santai dan acuh tak acuh dengannya.
Yeonjun tertawa mengejek "Sebelum itu terjadi kau akan kehilangan tangan mu" katanya mengancam
Remaja itu terdiam dengan senyum kaku diwajahnya, salah satu alisnya terangkat menangkapi ancaman Yeonjun.
"...Kepribadian mu sangat buruk. Aku bertanya-tanya bagaimana kau menjalani hidup seperti ini?"
"Urus urusan mu sendiri!" Tegas Yeonjun
Remaja itu tersenyum masam, dia melirik Yeonjun yang melototi nya.
"Jadi kau tidak akan membiarkan aku membalas mu?"
Yeonjun:"..."
Kesabaran Yeonjun sepertinya sudah diujung batas, matanya perihnya bahkan tidak berkedip melototi remaja itu. Dia benar-benar ingin semua ini segera berakhir. Menemukan rumah pamannya, lalu beristirahat dengan damai dengan kehangatan rumah.
'Yaahh~ terserah- lakukan apa yang kau mau' marah Yeonjun dalam batinnya
Dia mengalihkan pandangannya, mendesah seperti sudah berakhir dengan tidak ada harapan lagi untuknya.
Dengan kepala yang menunduk dan bahu yang gemetaran, Yeonjun berkata dengan suara yang terendam
"Lakukan"
"Apa?" Tanya remaja itu tidak mengerti
Saat remaja itu akan menoleh kebelakang untuk mendapatkan jawaban yang pasti, sebuah tangan tiba-tiba terulur melewati legan bawahnya dan menjangkau lingkaran kerahnya.
"HEY!"
Karena kekuatan yang besar itu datang tiba-tiba disaat kondisi yang lengah, remaja itu kehilangan keseimbangannya dan sepeda itu oleng ke kanan.
BRUK!
Mereka terjatuh dengan sepeda yang menimpa mereka berdua. Payung hitam itu jatuh terbalik dan hujan membasahi mereka.
"Aahhh- sial" Yeonjun merintih kesal
Ini tidak seperti yang direncanakan Yeonjun, dia akan membiarkan remaja itu untuk membalas memukul kepalanya. Tapi mungkin karena dia sedang sangat kesal, kekuatannya tidak terkendali dan inilah yang terjadi.
Kakinya tertindih oleh sepeda, itu terasa berat karena kaki remaja itu menekan sepeda itu. Dia lalu memukul-mukul punggung remaja itu dan mendesaknya.
"Hey! Cepat bangun, singkirkan sepeda mu. Kaki ku, kaki ku!"
Degan wajah kesal remaja itu berusaha untuk bangun. Dia menoleh pada Yeonjun yang terus memukul-mukul punggungnya.
"Diam! Berhenti memukul-mukul ku" bentak remaja itu
Yeonjun terdiam matanya melebar karena dibentak remaja itu.
"Beraninya kau!" Marah Yeonjun
Remaja itu tidak mempedulikannya, dia bagun dan mengangkat sepedanya. Saat dia akan mengambil payungnya kembali Yeonjun yang sudah berdiri menendang jatuh sepedanya.
Sebuah tali kesabaran putus.
Remaja itu berbalik mengambil langkah besar dan sebuah kepalan tinju mendarat pada wajah tampan Yeonjun.
BUKK!
Yeonjun sedikit oleng. Dia tidak sempat untuk menghindari serangan itu. Saat dia menendang jatuh sepeda itu, matanya tertuju pada sepeda. Dan saat dia akan melihat reaksi remaja itu, sebuah kepalan tinju tiba-tiba menghantam pipinya.
Yeonjun memegang pipinya. Dia menyentuh sudut bibirnya yang terasa perih dan menemukan darah yang menodai jari jempolnya.
"Bangsat!"
Yeonjun langsung mendaratkan tinjunya juga, namun itu berhasil ditangkap oleh remaja itu.
Dengan mata ganas Yeonjun mengerahkan seluruh kekuatannya, samapi lengannya gemetaran.
Remaja itu berfokus menahan serangan Yeonjun tidak menyadari sebuah tinju yang mengarah ke perutnya.
Bruk!
Degan menepis tangan Yeonjun, remaja itu mundur membuat jarak dengannya. Dia sedikit terbatuk sambil memegang perutnya.
Namun Yeonjun masih tidak puas, amarahnya terus membara dengan wajah ganasnya. Hujan yang membasahi rambutnya membuat dia menyisir poninya kebelakang.
"...Ayok kita selesaikan ini"
Yang dimaksud 'selesaikan' adalah saling mengadu tinju. Siapa yang masih berdiri bertahan dialah yang menang.
Remaja itu berdiri dengan banyak memberi celah untuk Yeonjun. Dia hanya menatap tajam seperti mata elang yang mengawasi mangsanya.
Yeonjun mengambil langkah besar, dia lalu mencengkeram kerah kaos remaja itu, sangat tidak senang dengan ekspresi wajah menantang remaja itu.
Rambut depan yang basah menutupi separuh mata remaja itu, membuat wajahnya seperti berekspresi mengejek.
"Teruslah bersikap menantang!"
Saat kepala tinju yang ditarik kebelakang akan mendarat di hidung Soobin. Ayahnya yang dari tadi berdiri bersandar di pintu berteriak memarahi mereka.
"Hey! Hentikan permainan bodoh ini!. Apa begitu seru bergulat dibawah hujan" teriak Jungkook
Kepala tangan Yeonjun berhenti.
Dia menatap pada orang yang berteriak itu. Dan wajahnya tiba-tiba runtuh.
"Paman?"
-
Kehangatan terasa didalam rumah. Ruang tamu yang hanya memiliki dua sofa, satu kursi untuk tuan rumah dan tiga kursinya untuk para tamu, begitu sunyi hingga suara hujan diluar menembus dinding.
Yeonjun dan Soobin duduk di setiap sudut sofa dengan kursi tengah yang dibiarkan kosong.
Pakaian mereka telah diganti menjadi pakaian yang kering. Dilihat dari penampilan, mereka sepertinya habis keluar dari kamar mandi.
Handuk yang setengah basah masih tergantung di leher Yeonjun. Kaos yang dia kenakan sepertinya memiliki ukuran yang tidak sesuai untuknya, itu hanya sedikit kebesaran.
Dengan sifat yang menjengkelkan Yeonjun duduk sambil menyilangkan legan dan kakinya. Membuang muka pada Soobin yang berada di sebelahnya.
Soobin menundukkan kepalanya tidak berani melihat wajah ayahnya, dia lalu melirik pada Yeonjun dan mengerutkan keningnya.
"Jadi kalian akan terus seperti ini?" Jungkook bertanya pada mereka kembali
Keadaan ini akan terus bertahan sampai Yeonjun dan Soobin saling memaafkan dengan memberi pelukan satu sama lain.
Kkrrruuukk
"..."
Yeonjun meremas lengannya berusaha mempertahankan ekspresi ketidaksenangan nya
"Aku tidak lapar" kata Yeonjun, masih membuang muka
Kkrrruuukk
Kali ini bukan dia, Yeonjun segera menoleh pada Soobin. Alih-alih melihat pada perut Soobin, mata mereka pun bertemu.
Jungkook tersenyum dan bersandar pada sandaran sofa
"Hmm... kau juga tidak lapar bukan?" Tanyanya pada Soobin
°
°
°
Please support and follow me guys!!
See you next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be Better (Soobin X Yeonjun) Bl!
FanfictionKarena beberapa alasan Yeonjun terpaksa dipindahkan ke sebuah kota kecil. Dia akan dititipkan di rumah teman ayahnya dengan seorang anak dimana Yeonjun kebetulan sangat tidak menyukainya. Tapi karena hubungan kedua ayah mereka yang akur, Yeonjun ter...