9

519 68 13
                                    


Malam yang dingin, cahaya rembulan yang masuk melalui sela-sela ventilasi menjadi satu-satunya pencahayaan untuk ruangan tempat Chishiya dan Ieri bermalam. Ieri terbangun ditengah-tengah tidurnya, sudah hal biasa. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang redup.

Kemudian ia menoleh ketika merasakan hembusan nafas dari sebelah kirinya. Terpampang wajah damai Chishiya yang sedang tidur menghadap kearahnya. Wajah gadis itu langsung memerah ketika teringat hal yang mereka lakukan sebelumnya. Terlebih posisi mereka sedang tidur berpelukan hanya dengan satu helai selimut menutupi kulit mereka.

Perlahan Chishiya membuka matanya, membuat Ieri langsung membuang muka.

"Pagi masih lama, kenapa kau sudah terbangun? Mau lakukan sekali lagi?" tanya Chishiya dengan suara serak bangun tidur.

"TIDAK!" jawab Ieri reflek mendudukkan tubuhnya. "Selama ini aku tidak terlalu mempertanyakannya, tapi kalau dipikir-pikir kau memang terlalu banyak berubah, Chishiya-san! Kemana Chishiya yang licik, sombong, dan sok pintar yang membuatku selalu ingin memukulnya itu, hah? Siapa kau sebenarnya?!"

"Haha tenang. Aku masih Chishiya yang licik kok. Terutama untuk bagian ini." Chishiya bangkit dari tidurnya untuk mengecup leher gadis itu.

"CHISHIYA SHUNTARO!!" Protes gadis itu.

Sang pemilik nama pun hanya tertawa kecil melihat respon gadisnya. "Padahal semalam kau merespon dengan baik untuk semua yang aku lakukan tapi kenapa sekarang malah protes?"

"Kalau itu ..." Wajah Ieri memerah padam. Chishiya yang melihat itu tidak bisa lagi menahan kegemasannya. Ia langsung menarik Ieri untuk kembali tidur dipelukannya.

"Sudahlah, ayo kembali tidur. Kita butuh asupan energi lebih banyak untuk menghadapi esok hari." ucapnya sambil mengusap pucuk kepala Ieri.

"Tapi aku serius, kenapa kau berkata bahwa aku telah menyelamatkanmu? Apa yang sudah aku lakukan?" tanya Ieri sekali lagi.

Chishiya terdiam sebentar sebelum menjawab. "Sejak kecil orangtua ku selalu sibuk sampai tidak punya waktu mengurus anaknya. walaupun aku melakukan yang terbaik dengan mendapat nilai tertinggi disekolah pun masih belum cukup untuk mengalihkan mereka dari pekerjaannya. Bahkan hingga aku berhasil menjadi seorang dokter." ia tersenyum sinis di sela-sela ceritanya.

"Aku pun tumbuh menjadi seorang manusia yang tidak punya hati. Makanya aku selalu benci melihat orang-orang yang naif. orang-orang yang berusaha keras. Aku pernah bertemu seorang pria, namanya Arisu. Sungguh, setiap kali aku melihatnya aku selalu berpikir, 'Memangnya kau tokoh utama yang akan selalu berhasil? Bisa jadi menit berikutnya kau akan mati, lho!' begitu."

"Kalian berdua sangat mirip. Sama-sama sangat sensitif. Sama-sama emosional. Dan aku selalu heran melihat kalian yang selalu memikirkan orang lain." Kemudian Chishiya tersenyum lembut. Meskipun dengan pencahayaan yang redup, Ieri bisa merasakan ketulusan dari senyuman tersebut. "Tapi mungkin aku hanya iri. Kalian punya apa yang tidak aku punya. Rasanya seperti mereka sedang mengkritikku karena sombong dan hina. Aku takut."

Ieri tertegun mendengar ceritanya.

"Tapi setelah bertemu denganmu, aku menjadi tergerak. Aku jadi ingin berusaha memahami, melindungi, semua yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Mungkin ada baiknya juga aku didatangkan ke dunia ini. Agar aku bisa mengevaluasi diri."

"Oh ya, tadi apa kau bilang? Aku sangat menjengkelkan sampai kau jadi ingin memukulku? Aku minta maaf untuk-"

Ieri memeluknya dengan erat, membuat kalimatnya terhenti. "Pasti sulit untukmu selama ini, ya?"

Chishiya perlahan balas melingkarkan lengannya pada bahu gadis itu, mempererat pelukan.

"Iya. Tapi setelah ini aku akan baik-baik saja.

Karena ada kau bersamaku."

.























Hello againn~

Aku mau minta maaf lagi karena updatenya telatt trus juga chapternya jadi rada pendek hweheheheh

soalnya kalo dilanjut pun nanggung rasanya sie.

Pokoknya staytune aja yahh dikit lagi nyampe ending okaayyy?

Warmth - Chishiya Shuntaro x OC Fanfiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang