44. 🌵Kehangatan Mika Untuk Farlo🌵

117 16 12
                                    

aliceskyLo bilang mau ketemu, kan?Ayo kita ketemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

alicesky
Lo bilang mau ketemu, kan?
Ayo kita ketemu.

blackmanta69
Lo serius?

alicesky
Gue pengen tahu lo siapa. Gue gak yakin bisa liat lo di lain waktu.

blackmanta69
Lo juga serius tentang itu?

alicesky
Iya gue serius.
Ayo kita ketemu.

blackmanta69
Lo gak curiga gue seorang penjahat?

alicesky
Gue gak takut.

blackmanta69
Oke. Ayo kita ketemu.

alicesky
Besok
Kafe Renjana
Jam tiga sore
Pakai topi putih sebagai tanda untuk saling mengenal.

Seorang lelaki yang berada dalam ruangan 6×6 meter kubik itu merendahkan punggungnya pada sandaran kursi belajarnya. Layar berukuran kurang lebih 14 inc di depannya masih menyala dengan halaman yang dibiarkan terlihat begitu saja.

Helaan napas teratur membuat dadanya mengempis secara perlahan. Kini atensinya masih tertuju pada satu bumble terakhir yang dikirim oleh teman anonymous-nya. Dilihat dari sudut mana pun, isi pesan itu tak ada keanehan sama sekali.

Namun, ada yang mengganjal di pikiran lelaki itu. Temannya anonymous-nya yang mati-matian tidak ingin bertemu, kini meminta pertemuan lebih dulu. Begitu pun juga, ia masih menantikan pertemuan itu penuh harap. Rasa ingin tahu seperti apa wujud yang menjadi temannya selama ini begitu besar.

Lelaki itu mengambil ponselnya. Kini pandangannya beralih pada layar yang lebih kecil dari layar itu. Sebelum menyetujui pertemuan itu, ia harus lebih dulu memastikan bahwa jadwalnya besok sore benar-benar kosong. Setelah itu, ia kembali mengetik satu pesan untuk membalas.

blackmanta69
Oke
Sampai jumpa besok sore.

Beberapa saat menunggu, tak ada lagi balasan dari temannya itu. Kepalanya bergulir untuk melihat jam dinding. Sudah sangat larut. Mungkin saja temannya itu sudah tertidur dan tak memiliki kesabaran untuk menunggu balasan pesan darinya.

"Arkaaa!"

Lelaki itu menoleh ke belakang, bersamaan dengan pintu kamarnya yang terbuka. Sosok sang Bunda menyembulkan kepalanya di ambang pintu. "Bunda pergi dulu ke rumah Nenek dan Kakek, ya?"

Lelaki yang ternyata adalah Arka itu mengangguk patuh seraya menjawab, "Iya, Bun. Hati-hati."

"Oke, sayang. Jaga rumah baik-baik." Setelah melambaikan tangannya, Leyla menutup kembali pintu kamar putera sulungnya.

Arka kembali membiarkan tubuh pada posisi semula. Sambil menunggu balasan pesannya dari teman anonymousnya itu, Arka menggoyang-goyangkan kursi belajarnya dengan ringan.

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang