*****
💜💜💜💜💜💜💜Malam hari ketika semua orang sudah tidur, Dita masih terjaga, ia mengalami masa sulit hari ini, lelah dalam dirinya pun tidak dirasakannya lagi. Khawatir yang bercampur was was menguasai nya.
Ia berniat keluar untuk menghilangkan penat di kepalanya, diraihnya sweater yang menggantung di lemarinya, lalu ia berjalan perlahan meninggalkan rumah itu.
Di sekitar apartemen itu ada mini market terdekat, ia mengambil beberapa botol minuman dingin. Setelah membayar ke kasir, kakinya melangkah keluar dan terus berjalan.
Bukan apartemen yang ia tuju, melainkan tujuan lain yang ia sendiri tidak tau mau kemana.
Setelah sekian lama ia melangkah, kakinya berhenti, matanya memandang lurus kedepan. Ia berfikir sebentar lalu kemudian melanjutkan langkahnya menuju halte bus di seberang dan membulatkan niatnya untuk manaiki bus. Tidak terlalu banyak orang dan juga tidak terlalu sepi, mungkin ini bus terakhir yang berjalan.
Kini ia berada tepat di depan sebuah gedung tinggi, ia ragu untuk melangkah. Ia hanya mondar mandir dan baru sadar untuk apa ia datang ke sini?
Tingkahnya yang terlihat mencurigakan ditambah masker yang menutupi wajahnya di perhatikan oleh satpam yang menjaga komplek itu, ia menghampirinya dan bertanya apakah ada yang bisa ia bantu.
Dita takut, dan merasa ia telah menciptakan kecurigaan pak satpam itu, ia membuka topi sweater yang menutupi kepalanya,"saya sedang menunggu teman saya pak. Maafkan saya karna telah membuat bapak terganggu." Ucapnya lalu agak menjauh dari depan gedung itu.
Ia merogoh saku celananya, mengambil ponsel dan menghubungin seseorang.
Berkali kali ia menelpon dan pada akhirnya sambungannya terhubung.
"Kamu dimana?" Ucap Dita to the point.
"...."
"Aku ada di depan apartemen mu sekarang!"
"...."
"Eummm."
"...."
"Baiklah. Aku akan menunggumu, cepatlah!" Ia mematikan sambungannya.
Setelah menunggu kurang lebih satu jam, akhirnya sebuah mobil memasuki komplek itu, dan terlihat dari dalam mobil, seorang gadis duduk meringkuk memegang lututnya.
Orang itu memarkirkan mobilnya dan kemudian berjalan cepat ke arah Dita dan tanpa aba aba ia menarik tubuh Dita kedalam pelukannya.
"Aku merindukanmu, selalu merindukanmu setiap saat." Ucapnya lalu melepas pelukannya.
"Aku tau, aku datang karna merindukanmu juga!" Balas Dita pada orang itu yang tak lain adalah Park Jimin.
Jimin mengajak Dita memasuki apartemennya dan membuatkan ia minuman lalu menyodorkannya.
"Mengapa kamu tidak memberitahuku, aku akan menjemputmu di bandara!" Ucap Jimin setelah mereka duduk bersama.
Dita menyeruput minumannya dan berucap, "Aku tau kamu sibuk jadi tidak ingin merepotkan, lagian semua orang mengenalmu. Akan curiga jika mereka melihatmu ada di bandara. Ini juga sebagai kejutan untukmu, aku mempercepat kedatanganku, hehe."
"Aku senang mendengarnya. Oh iyah, aku ga nyangka kamu datang kesini sendiri, apakah kamu ada sesuatu yang mau di sampaikan?"
Dita tampak berfikir, lalu tersenyum menggelengkan kepalanya. "Aku hanya ingin bertemu dengan mu!"
Terpaksa ia berbohong, ia tidak ingin menambah beban pikiran Park Jimin. Dia juga bahkan tidak berfikir akan berakhir ke sini, datang kesini bukanlah rencananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY YOU! (Park Jimin & Dita Karang)
Teen Fiction•Mengapa harus pria seperti itu yang kucintai? ~Dita Karang • Ketenaran ku semakin membuatku sulit mendekatimu, menjaga jarak dengan mu adalah hal yang tidak bisa kulakukan. •aku ingin menjadikanmu wanita satu satunya dalam hidupku. ~Park Jimin •Ci...