36

792 79 16
                                    

GREP

Sakura baru saja berdiri di ambang pintu kamarnya namun Kakashi yang baru saja pulang bekerja malah langsung memeluknya erat tanpa aba-aba.

"Uekk!" Sakura menahan diri agar tidak muntah pada saat itu juga, Kakashi segera menjauhkan dirinya dari Sakura.

"Aku mudah lelah, lalu mudah mual, apalagi setelah mencium bau keringat mu" ucap Sakura sembari menutupi hidungnya, "kau harus mandi setelah selesai bekerja!"

Rasa mual Sakura yang menjadi-jadi membuat Kakashi kesulitan, ia tidak boleh bau acem, sedangkan Kakashi tiap pulang kerja ingin nya memeluk Sakura langsung.

Sakura menghela napas panjang, akhirnya ia bisa lega dan tidak merasa mual lagi setelah Kakashi masuk ke dalam kamar mandi. Ia melihat pantulan tubuhnya pada cermin, sambil bergerak-gerak memegangi perutnya yang masih rata.

"Ini nanti akan membesar ya... Seperti apa aku nanti?" Sakura bergumam sendiri sambil mengelus perutnya.

Pikirannya melayang, seketika ia ingat bagaimana hubungannya dengan Kakashi di mulai. Perjalanan mereka yang awalnya merupakan paksaan dari Kakashi hingga Sakura jatuh cinta padanya.

Musim panas paling indah yang pernah ia jalani, ia tidak akan pernah melupakannya. Kakashi benar-benar mempesona apalagi ketika mereka sedang di oase Suna.

Waktu bergulir begitu cepat, rasanya baru kemarin ia dan Kakashi dari Suna, sekarang waktu pernikahan mereka semakin dekat, Sakura masih belum mendapat jawaban atas respon Tsunade yang ia curigai menyimpan sesuatu.

Tsunade terlihat senang dengan kehamilan Sakura, tapi entah kenapa ia tidak tenang ketika merasakan hawa dan ekspresi shisho nya itu. Sakura sudah mengenal Tsunade bertahun-tahun, tentu ia bisa tau jika gurunya menyembunyikan sesuatu darinya.

"Jangan melamun" Kakashi tiba-tiba sudah berada di belakang Sakura dan menepuk bahu gadis itu yang seketika terperanjat kaget.

"Apa yang mengganggu pikiran mu, hm?"

Sakura menggeleng pelan, "tidak ada, ya aku hanya melamun, tidak memikirkan apa-apa."

Kakashi tidak bisa berhenti untuk mencemaskan Sakura, ia banyak mendengar petuah hari ini dari beberapa orang. Bahwa wanita hamil itu sensitif, sering memikirkan banyak hal dan juga sulit di tebak, jadi Kakashi merasa harus sigap dan peka walau Sakura saat ini menolak untuk bercerita dengannya.

"Apapun yang mengganggu mu, katakan padaku ya?" ucap Kakashi sembari mengusap puncak kepala Sakura kemudian mendekap gadis itu ke dalam pelukannya.

"Sebisa mungkin aku akan selalu ada, kita bersama demi anak kita" ucap Kakashi lagi, Sakura hanya mengangguk untuk merespon kemudian membalas pelukan Kakashi.

"Hm... Aku tau" ucap Sakura, "kau adalah calon suami dan calon ayah yang sangat hebat."

"Tapi, aku sudah tidak bau lagi, kan?" Kakashi bertanya dengan hati-hati.

"Tidak, kau sangat wangi, wangi sabun yang menyegarkan sampai-sampai aku ingin terus memelukmu sepanjang malam."

"Kalau begitu, lakukanlah, jangan sampai kau lepas."

•••

Beberapa teman membantu proses persiapan pernikahan Kakashi dan Sakura yang tinggal menghitung hari, mereka mengurus acara inti sedangkan yang Kakashi lihat saat ini bukan hanya teman-teman nya saja yang membantu, melainkan warga seluruh desa.

"Hah.. aku jadi merasa tidak enak" gumam Kakashi.

Satu desa ikut sibuk untuk pernikahannya padahal Sakura dan Kakashi sudah bersikeras ingin pernikahan yang sederhana saja yang penting Sah dan selamat.

Ia cukup lelah hari ini, selain tugas Hokage yang ia kerjakan, tentu Kakashi mengecek beberapa hal yang perlu di siapkan untuk pernikahannya nanti, alhasil ia baru bisa istirahat siang ini dan baru bisa memakan sarapan yang sangat terlambat.

"Di sini kau rupanya, bocah" suara Tsunade terdengar beriringan dengan langkah kaki wanita tersebut yang mendekati Kakashi, "sulit mencari mu hari ini!"

Kakashi hanya bisa tersenyum lemah, "Nona Tsunade."

"Tidak usah pura-pura sopan" cibir Tsunade kemudian duduk di samping Kakashi, "ada hal penting yang harus ku bicarakan, ini mengenai Sakura."

Ekspresi wajah Kakashi seketika berubah menjadi tegang, bukan karena takut melainkan ia bisa menebak bahwa hal yang akan di sampaikan Tsunade ini sangat penting, dari ekspresi wanita itu ketika berbicara, bisa saja akan ada hal membahayakan.

Mereka kemudian memilih untuk pindah ke atap gedung Hokage, untuk meneruskan pembicaraan serius ini.

Beberapa kali Kakashi menghela napasnya, ia mulai gusar.

"Kau sudah tau, ya?" Tsunade bertanya, "kau sudah merasakannya, kan?"

Kakashi mengangguk pelan, "tapi aku belum yakin, maka dari itu aku terus waspada."

"Semua gejala yang di tunjukkan nya sudah jelas dan kau tidak bisa menyangkalnya" ucap Tsunade, "sekarang kau harus memilih bertahan tapi Sakura tiada atau biarkan Sakura kehilangan bayinya."

Mendengar ucapan Tsunade yang sama sekali tidak memberikannya pilihan baik membuat Kakashi shock, bagaimana tidak? Tsunade tiba-tiba memberikan pilihan bahwa salah satu dari nyawa kesayangannya akan mati.

"Pasti ada jalan lain! Mereka berdua pasti selamat" ucap Kakashi.

"Kakashi! Kau harus sadar, Sakura mengandung seorang bayi yang memiliki kekuatan dahsyat, cakra Sakura semakin hari semakin terkuras hingga ia mudah lelah dan sangat lemah, ini tidak baik untuk kondisinya" ucap Tsunade dengan nada kesal.

"Aku tau kalau Sakura ini ninja yang kuat, tapi jika terus begini, kemungkinan energi Sakura akan habis" lanjut Tsunade, "aku tidak tau mengapa kalian bisa memiliki jabang bayi yang sangat istimewa seperti ini namun ia mengancam nyawa ibunya."

Kakashi hanya merasakan bahwa aura cakra Sakura luar biasa akhir-akhir ini mungkin karena ia sedang mengandung, namun tak dapat di pungkiri bahwa Sakura semakin hari semakin terlihat lesu.

Ia tidak pernah sekalipun berpikir bahwa bayi mereka adalah penyebabnya, pasti ada jalan lain supaya mereka berdua ini selamat.

"Aku ingin mempertahankan mereka, aku ingin mempertahankan keduanya" ucap Kakashi akhirnya.

Tsunade menghela napasnya, "baiklah jika itu keputusan mu. Namun semuanya tidak akan mudah, kau harus siap dalam segala aspek."

"Tentu saja aku akan lakukan apapun, aku akan selalu sigap" ucap Kakashi menanggapi.

"Bukan hanya bicara seperti itu, ini tidak sepele Kakashi" ucap Tsunade dengan ekspresi hati-hati, "kau harus siap memulihkan cakra Sakura beberapa kali dalam seminggu karena kemungkinan saat ini cakra byakugou Sakura akan terkuras juga."

Kakashi mengangguk paham, ia harus kuat untuk menghadapi semuanya terutama untuk membantu Sakura, walau nyawa adalah taruhannya.

"Kau tau kan, byakugou yang di miliki Sakura itu sangat besar, ia simpan selama bertahun-tahun tapi jika selama sembilan bulan ke depan terus terpakai, Sakura akan mengalami kesulitan pada masa pemulihan luka."


To Be Continued...

Summer Love (KakaSaku) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang