Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kamu apa-apaan sih?!"
"Dih?! Kok aku?! Kaka tuh yang apa-apaan?!"
"Ck! Kamu Anthony! Maksud kamu ngeblokir semua sosmed aku kenapa?! Hah?!"
"Woy udah.. gak baik teriak-teriak kaya gini.." Winne berusaha melerai perdebatan antara Wumuti dan Anthony.
Hong Hai pun turut melerai, ia menjauhkan Anthony dari Wumuti. Sedangkan Haruto dan Jay menjauhkan Wumuti dari Anthony.
"Kak wu sama kak Thony ini udah sama-sama dewasa, bukan anak kecil lagi.." tutur Haru dewasa.
"Anthony, kamu yang kekanak-kanakan!" Tukas Wumuti sarkas.
Anthony tertawa paksa, "Haha.. iya! Aku kekanak-kanakan! Dan aku gak pantes buat Kaka yang dewasa, famous dan segala-galanya!!" Sentaknya marah.
Tanpa di kawal, Anthony langsung pergi meninggalkan mereka semua di ruang aula. Tak tinggal diam, Haru dan Hong Hai langsung bergegas menyusul Anthony.
Brugh!
Winne mendorong Wumuti dengan kasar, tak lupa menunjukkan wajah tak sukanya.
"Kenapa sih kalian?! Semuanya pada belain anthony?!" Teriak Wumuti kesal.
"Anjir! Seharusnya lo sadar bego! Disini yang salah itu lo! Kampret tenan ana!" Seru Jay kepalang emosi.
Jika Jay sudah berbicara kasar pada yang lebih tua, berarti orang itu benar-benar salah. Semua tahu sikap sopan Jay, kecuali jika ia marah.
Haruto mengusap bahu Jay, bermaksud agar si pemilik suara emas itu tenang.
"Ck! Salah gue apa?! Gue bahkan gak merasa ngelakuin hal yang salah!" Seru Wumuti tak selo.
"Lo--" Jay menahan amarahnya.
Winne menahan Jay. Ia mengode Haruto agar membawa Jay duduk dulu. Biar dia yang akan bicara pada Wumuti.
"Wu, denger. Lo tau kan, Anthony itu mentalnya mudah down. Dia mudah insecure dengan apa tanggapan orang-orang terhadap dia! Apalagi itu menyangkut lo, dan hubungan kalian." Tutur Winne penuh penekanan.
