"Anak-anak, monster yang akan kalian tangkap hari ini adalah monster kelas B. Karena Dixie telah lebih dulu menangkapnya sendirian, aku telah memberikannya nilai terlebih dahulu. Dia juga akan membantu jika kalian mengalami kesulitan. Monster kelas B memiliki kesulitan untuk ditangkap sendirian. Carilah bersama kelompok dan jangan mencoba melawannya sendirian. Hanya orang bodoh yang melakukannya tanpa pengawasan orang lain. Kalian masih berada dalam tahap pemula. Jika kalian naik ke tingkat selanjutnya, aku akan membebaskan kalian menangkapnya sendirian. Untuk sekarang, turuti semua peraturan yang ada. Aku tidak menjamin keselamatan kalian semua di dalam sana. Jika terjadi sesuatu, itu adalah kesalahan kalian."
Hanya orang bodoh dan itu aku! Tapi Profesor Daisy juga tidak memberi kelonggaran jika kami terluka atau mati. Dia tidak akan mau tahu apa yang terjadi pada kami di dalam hutan sana. Seolah kami mempertaruhkan hidup kami hanya untuk lulus dalam ujian ini. Aku menatap Chatha dan Osric, aku akan membantu mereka berdua.
Mereka tidak boleh terluka sepertiku dulu, dengan bantuan Morgan yang melawanku tiap malam. Aku seperti siap bertempur dengan apapun. Berkatnya aku juga tidur nyaman setiap malam. Tidak ada darah babi di depan kamarku sejak dia berjaga di asrama. Aku sangat berterima kasih padanya. Aku akan menghadiahinya monster di dalam sana. Mungkin dia akan senang melihat monster yang kubawa untuknya.
"Dixie, ikutilah denganku!"
"Denganku saja!"
"Aku! Kau ikut dalam kelompokku!"
"Dixie! Bergabunglah dengan kami!"
"Dixie!"
Apa-apaan ini? Semua orang berkerumun dan memegangi kedua tanganku. Aku tidak bisa bergerak karena mereka, dimana Chatha dan Osric? Aku hanya ingin bersama mereka berdua saja.
"Minggir! Dixie, bersama kami!" Chatha membelah kerumunan manusia dan memegangi pundakku.
"Kalian pergilah! Sejak dulu Dixie bersama kami berdua. Kalian hanya datang diwaktu kalian membutuhkan Dixie semata. Sayangnya aku tahu bahwa kalian tidak becus mengurus monster kelas B. Jadi cari orang lain untuk membantu kalian!" Osric menatap orang-orang marah.
Akhirnya tarik menarik tanganku berhenti juga. Tubuhku seperti ingin terbelah saat mereka menarik tanganku bersamaan. Sayangnya wajah mereka sangat buruk, lebih buruk karena mereka tidak mendapatkanku. Aku memang dibutuhkan untuk saat-saat seperti ini. Mereka baru tahu kehebatan seorang Dixie.
"Ayo, masuk!" Aku berjalan sangat bersemangat.
Monster kelas B! Kami akan menangkapmu.
🏹🏹🏹
"Kenapa para monster tidak kunjung datang? Kita sudah berputar-putar sejak tadi." Aku sangat lelah berjalan tidak tahu arah.
"Sepertinya aku paham sekarang, Dixie cobalah pergi ke tempat lainnya. Mungkin anak-anak lain dalam kesulitan saat menangkap monster kelas B." Osric mendorongku ke arah lain.
"Bagaimana dengan kalian?" Tanyaku.
"Kami akan baik-baik saja. Mereka lebih membutuhkanmu!" Chatha ikut mendorongku pergi.
Apa benar tidak apa-apa jika aku meninggalkan mereka berdua? Baiklah, mereka adalah orang-orang yang kuat daripada orang lain. Aku akan membantu mereka yang membutuhkan kekuatan Dixie! Siapa yang harus kutolong lebih dulu?
"Arghttt..."
Itu dia! Aku mengikuti suara teriakan seseorang yang menggema. Sepertinya dia kesulitan melawan monster kelas B. Tanganku bersiap dengan panah dan berlari menuju arahnya. Aku akan menolongnya dan membuatnya memiliki utang budi padaku.
"Siapkan senjata kalian!"
"Dia mengeluarkan cairan lengket!"
"Arghttt... Tolong!"
"Krakkk..."
Monster yang mereka tangkap lebih besar dari monster B yang kutangkap sendirian. Bahkan dia mengeluarkan cairan yang membuat orang-orang tidak bisa bergerak. Salah satu dari mereka berada cukup dekat dengan monster yang menyerupai serangga kaki seribu. Jika terus dibiarkan disana mungkin dia akan menjadi santapan yang begitu lezat. Aku jadi lapar, apa menu makan siang hari ini?
Takkk...
Takkk...
"Krakkk..."
"Penggal kepala monster ini, aku akan mengalihkan perhatiannya padaku."
Kulitnya sangat sulit ditembus dengan panah. Dia juga mudah menghindari panahku kepadanya.
Takkk...
Takkk...
"Krakkk..."
Aku berlari ke tempat lain agar dia mengikutiku. Jujur saja aku tidak menyukai serangga. Bentuknya sangat menakutkan terutama kaki-kakinya yang sangat banyak itu.
"Dixie! Kami akan memenggalnya!"
Takkk...
Takkk...
"Krakkk..."
"Cepat lakukan!" Teriakku.
Monster itu berhenti saat aku berhenti, mereka harus cepat membunuh monster ini sebelum dia memakanku. Gigi-giginya sangat tajam dan penuh dengan cairan lengket. Baunya juga sangat busuk!
Semua orang bersamaan memenggal tubuh monster serangga kaki seribu. Cairan lengket keluar dari sana dengan sangat banyak. Perutku tiba-tiba saja merasa sangat mual. Aku melihat isi perut yang tidak bisa dilihat manusia normal. Apa itu kaki manusia?
"Terima kasih, Dixie! Kau sangat membantu kami."
"Iya, menangkap monster ini jauh lebih mudah."
"Terima kasih banyak."
Semua orang mengelilingiku dan mengucapkan terima kasih yang ingin kudengar. Itu bukan apa-apa. Aku hanya berusaha jadi umpan agar mereka lebih mudah membunuh monsternya. Aku juga tidak melakukan pekerjaan yang berat. Mereka yang melakukannya.
"Bukan apa-apa, aku memang senang membantu sesama. Kalau begitu, aku pergi dulu. Aku harus membantu orang lain lagi. Siapa tahu seseorang membutuhkanku." Ternyata seperti ini rasanya menjadi seorang pahlawan yang datang disaat orang lain membutuhkan pertolongan.
Aku merasa menjadi seorang ksatria sejati.
"Apa kau sudah bertemu Dexter?"
"Dia pergi ke arah yang penuh dengan monster berbahaya. Kami sempat melarangnya pergi kesana tapi dia masih saja tidak mau mendengarkan kami."
"Walau dia kuat, tapi jika lawannya monster yang menakutkan. Dia mungkin saja dalam bahaya."
"Dia itu hanya ingin mendapatkan nilai yang tinggi sendirian."
Dexter sendirian lagi?
Biarkan saja! Aku tidak akan mengurusnya. Dia sangat kuat dan memiliki pikiran. Dia tidak akan terluka oleh monster jenis apapun. Dexter tidak membutuhkan pertolonganku atau orang lain.
"Kemana arah dia pergi?
🏹🏹🏹
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER LOVER ( END )
FantasíaKetika kau mencintai seseorang maka katakan saja sejujurnya, jangan menjadi seseorang yang terus diam menyimpan perasaan! Dixie begitu kesal pada kakaknya yang telah membuatnya berada di jurusan yang tidak dia inginkan. Dia ingin menjadi seorang ksa...