//Mine : 25//

1.9K 188 6
                                    

Jangan lupa Vote and Komen!!!

.

.

©Masashi Kishimoto

Pair : U. Sasuke & H. Sakura

.

.

.


Di dalam ruangan serba putih, sosok gadis dengan rambut khas miliknya yang berwarna merah muda tengah menatap pada jendela ruang rawatnya. Matanya terlihat sedang menerawang jauh, jauh pada insiden yang membuatnya bisa sampai terbaring di tempat tidur pasien.

Awan putih yang bergumul dilangit yang terlihat biru itu menjadi objek pandangannya. Bila di lihat lebih dekat lagi, pada kenyatannya pandangannya terlihat kosong, akan tetapi tak bisa di pungkiri wajahnya sesaat terlihat menegang setiap kali mengingat kejadian hari itu. Keringat yang membanjiri pelipisnya bahkan tak bisa berbohong jika sesuatu yang buruk menimpanya pada hari itu.

Selama beberapa hari ini, baik Ino maupun Kizashi sudah beberapa kali menanyakan mengenai kejadian pada hari itu. Akan tetapi, semua nya sia-sia. Sakura masih bertahan dengan kebungkamannya. Itulah yang membuat Ino semakin merasa curiga dengan apa yang terjadi saat itu.

Ayolah, Sakura adalah tipe orang yang terbuka dan mudah dibaca. Tapi, hanya untuk saat ini, untuk pertama kalinya Sakura tidak terbuka pada Ino dan sialnya untuk pertama kalinya juga Ino tidak dapat membaca seorang Haruno Sakura. Dan kenyataan itu membuat Ino benar-benar frustasi dibuatnya.

Karena itulah, pada akhirnya baik Ino maupun Kizashi menyerah untuk menanyakan langsung kepada Sakura.

Lamat-lamat, Sakura nampak menghembuskan nafasnya berat. Nampaknya kejadian pada hari itu membebani pikirannya.

Tok Tok Tok

Suara pintu yang diketuk mencuri atensi Sakura. Gadis itu menoleh, alisnya nampak berkerut penasaran. Hingga kemudian, pintu ruangannya terbuka dan menampilkan dua sosok yang di kenalnya sebagai temannya satu sekolahnya.

"Hinata, Tenten?" Iris klorofilnya nampak melebar melihat dua orang yang tidak ia sangka-sangka itu.

"Bagaimana kabarmu, Sakura?" Tenten berjalan lebih dulu mendahului Hinata yang mengekor di belakangnya. Di tangannya, gadis cepol itu menjinjing satu sebuah kantung berisi makanan-makanan ringan yang dibelinya saat mampir tadi ke supermarket. Tak berbeda jauh dengan Tenten, Hinata juga membawa kantung belanja di tangannya. Hanya saja, yang Hinata bawa bukanlah makanan ringan, melainkang buah-buahan segar.

Sakura mengangkat bahunya, "Entahlah, seperti yang kau lihat mungkin."

Tenten meletakkan kantung yang dibawanya di atas nakas yang berada di samping tempat tidur Sakura, tepatnya di samping vas bunga yang berisi bunga Lavender segar. Lalu setelahnya, menarik kursi yang biasa di gunakan oleh Kizashi lalu meletakkan bokongnya pada kursi tersebut. Begitu pun dengan Hinata yang menggeret satu kursi lainnya ke dekat tempat tidur Sakura lalu mendudukinya.

Bicara soal Kizashi, hari ini pria paruh baya itu sudah mulai bekerja. Awalnya Kizashi enggan untuk pergi bekerja dulu dan memilih untuk tetap menjaga putri semata wayangnya. Akan tetapi, Sakura yang keras kepala memaksa Kizashi untuk kembali masuk kerja. Setelah perdebatan yang cukup panjang, akhirnya Kizashi pun mengalah dan menandai kembali kemenangan seorang Haruno Sakura.

"Kau sendiri?" Tanya Tenten lagi, dengan bola mata yang mengedar menjelajahi isi ruangan ini.

"Jangan bertanya hal yang bisa kau lihat sendiri dengan matamu, Tenten." Ucap Sakura, akan tetapi hanya di balas dengan gedikkan bahu dari gadis bercepol itu.

MINE [Sasusaku]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang