05 - After Gone

1.7K 97 5
                                    

Yok guys ramein komennya :D, 5 komentar double update-!

Dengan kondisi basah kuyub, Aluna memasuki mansion bersama Yudha yang belum sadarkan diri. Pintu mansion terbuka lebar dan tampak Reza menghampiri Aluna dengan wajah panik.

"N-nyonya apa yang terjadi dengan anda? Dan tuan Yudha.." ujar Reza panik.

Aluna tersenyum dengan tatapan kosong. "Bawa dia ke kamar dan panggil dokter langganan kita, kakinya gue tembak." Aluna langsung menyerahkan tubuh Yudha ke Reza.

Reza menerima dan menggendong tubuh Yudha yang berat bagi dirinya.

"Gue mau pas dia udah di obatin ikat semua tubuhnya,tutup mulutnya,masukin dia ke dalam loker dan kalung yang masih nempel di lehernya itu di buka aja,"

 "Oh, taruh tubuh dia di loker yang biasanya gue simpenin jasad target." lanjut Aluna kemudian melangkah meninggalkan Reza bersama Yudha.

"Baik nyonya.." balas Reza, kemudian menatap Yudha yang sedang memejamkan matanya itu.

"Maafkan saya tuan, saya tak bisa berbuat banyak." ucap Reza sambil menghela nafas pasrah.

6 jam berlalu, Yudha merasakan seluruh tubuhnya sakit dan berkeringat.

Yudha membuka matanya dan terkejut karena melihat dirinya yang terikat dan terjebak di dalam loker besi yang lumanyan sempit.

Posisi Yudha saat ini sedang terduduk di dalam sisi loker tersebut.

"Huumpp!" teriaknya panik.

Yudha terus membenturkan tubuhnya di pintu loker berharap seseorang menyadari keberadaannya. Namun usahanya terbuang cuma-cuma.

Sialan, kok gue bisa kejebak disini sih?! Batin Yudha.

Ugh, kaki gue juga sakit..

Yudha menggerakkan kakinya yang terbaluti perban dan harus merasakan sakit yang luar biasa.

"Nghh!" Yudha meronta kesakitan.

Gara-gara tuh cewek bajingan emang anjingg!! Aghhhh!!!

Yudha terus menggeliyak sampai akhirnya tubuhnya melemas. Di saat Yudha mulai merasa lelah ia mendongak menatap lobang loker berbentuk garis yang tersinari oleh cahaya lampu.

...Dahlah.

-

-

-

-

-

"AAAAA!" teriak seorang pria yang kesakitan usai salah satu kakinya yang terpisah dari tubuhnya.

"Aduh, maaf pak saya nggak sengaja. Sakit nggak pak? Ya jelaslah sakit, sakit yang bapak rasakan itu sama aja dengan perasaan karyawan yang uangnya di korupsi sama bapak loh."

Aluna melangkah mendekati pria itu dan mengarahkan kapak ke arah lehernya.

"Coba bapak jawab pertanyaan kecil saya, kenapa kakak korupsi uang organisasi? Anda tahu, perilaku anda sangatlah lancang." ucap Aluna sambil tersenyum.

"K-kumohon biarkan aku hidup.. aku memiliki anak dan istri untukku nafkahi jadi kumohon..! biarkan aku hidup!!" balas pria itu.

"Eh.. gitu ya." Aluna tersenyum sinis kemudian menyeret tubuh pria tersebut ke arah jendela dan melemparnya.

"Weh, tubuhnya udah di tangkep kan?" tanya Aluna.

"Iya, udah nih, dia sekarat cuy!" balas rekan Aluna.

"Sip!"

Aluna melangkah menuju kamar mandi di dekatnya melewati tubuh manusia yang sudah tak bernyawa, di duga itu adalah tubuh para rekan pria yang Aluna lempar tadi.

Aluna menyuci tangan,baju serta wajahnya yang terkena noda darah.

"Bleh, bau darah." ucap Aluna jijik.

"Huft, nggak apa-apa yang penting dapet duit." Aluna tersenyum puas menatap dirinya di cermin.

Aluna tampak berpose tidak jelas di depan cermin dan ia memuji dirinya dalam hati.

"Fufu, udahlah udah gue mau balik. Mau ketemu ayang wehehehehe."

  Secara tiba-tiba ponsel Aluna bergetar kemudian Aluna segera mengambil ponsel itu dari kantongnya.

 "Halo,halo,halo! Napa nih tumben banget lo call gue." ucap Aluna.

 "Ck, berisik lo! Gue cuman mau nanya kerjaan lo dah kelar belum? Nih ada tambahan lo di suruh ngebunuh emak-emak jualan sayur yang katanya salah satu anggota rival organisasi kita." ucap Afris, rekan kerja Aluna.

 "TBJTS" balas Aluna.

 "Hah? Ngomong yang jelas goblok!"

 "Tanya Bapak Jangan Tanya Saya."

 "Mana bapak lo! sini ngadep sama gue taik!" ucap Afris kesal.

 Aluna mendecak. "Kela atuh kang abdi capek."

 "Bodo amat nggak nanya. Udah soal bayaran gue tambahin 3x lipat."

 "AHAHAHHAHHHA, oke-oke gitu dong maaci EMUACH."

 "Najis babi!"

                                                                                 *  *  *

  Kini Aluna sudah berada mansionnya, Aluna bergegas ke ruang penyimpanan yang memiliki lumanyan banyak loker di dalamnya. Saat ia sudah sampai dan ingin membuka loker, Aluna tampak seperti serigala yang akan melahap mangsa di dalam loker itu.

"Honey, im home!" seru Aluna sambil membuka pintu loker.

Tampak Yudha tertidur lumanyan pulas kemudian terbangun.

"Fufu, betah banget ya disini? Sampai ketiduran loh."

Aluna berjongkok menyamakan tingginya dengan Yudha yang masih terduduk di loker. Yudha menatap Aluna sinis.

"Huft, yaudah aku keluarin dari sini ya." ucap Aluna kemudian menarik salah satu tali yang mengikat tubuh Yudha yang membuatnya terseret.

"Mhmpp!" Yudha terus memberontak panik akibat tubuhnya yang terseret.

"Tenanglah sayang, aku bakal bawa kamu ke sesuatu tempat jadi diamlah~" ucap Aluna santai sambil terus menyeret tubuh Yudha di lantai.

"Hummpp!mhmmppp!hmppp!!!!" Yudha tak berhenti memberontak dan terus menggeliyak.

Mereka keluar dari ruangan dan Yudha hampir saja terkena pintu yang tertutup. Yudha melihat lumanyan banyak pelayan menatapnya dengan heran.

"Nggak usah liat-liat ayang gue lo kalian! Apaan sih?!" ucap Aluna cemburu.

Aluna semakin mempercepat langkahnya yang membuat tubuh Yudha semakin cepat terseret. Bukan hanya itu, wajah Yudha memerah dan sedikit lecet akibat wajahnya yang terus bergesekkan dengan lantai.

Langkah Aluna terhenti dan berbalik ke arah Yudha. "Hmm kayaknya kalau aku seret-seret terus bakalan lama sih.." ucap Aluna sambil menggaruk kepalanya.

"Nah, iya gendong aja hihi." lanjut Aluna kemudian menggendong Yudha dengan pose bridal style/princess carry.

"Nah gini kan enak, gaskeeunn." ujar Aluna kemudian berlari cepat.

"Huuuumppppp!!!!"



Give | GxBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang