🌹 Part 58 🌹

275 3 0
                                    

Happy Reading ✓





Typo Bertebaran ⚠️
=======================================================

  Sedangkan disisi lain,tepatnya di rumah Ergan. Naila dilanda kepanikan saat melihat Aldo yang tiba-tiba saja terjatuh dari tangga.

Tadi saat mereka sedang bermain di ruang keluarga,Aldo meminta izin ingin mengambil mainannya yang ada di kamarnya. Dan entah apa yang terjadi hingga Aldo terjatuh dari lantai dua. Hal itu membuat Naila panik dan takut dengan kondisi Aldo.

"Hey sayang,bangun hikss.. jangan bikin uty takut sayang"Naila terus saja menangis sambil mencoba membangunkan Aldo.

"Sayang bangun hikss .. ayo bangun jangan kayak gini. Uty takut  sayang hiksss... BANGUNNN"teriak Naila sambil mengguncangkan tubuh Aldo yang terbaring kaku di pangkuannya.

Dengan tangan gemetaran, Naila mencoba meraih ponselnya untuk menghubungi Ergan.

"Kak angkat hikss"Isak Naila saat Ergan tak kunjung menjawab telepon dari nya. Naila terus saja menelpon Ergan hingga dering ke tiga Ergan menjawab teleponnya.

"Halo"salam Ergan diseberang sana.

"K_kak... Aldo hikss... Aldo jatuh d_dari tangga"ujar Naila gemetar.

"Shit,aku segera ke sana" Jawab Ergan lalu menutup panggilan.

"Hikss .. hiksss.... Sayang bangun"Naila terus saja mencoba untuk membangunkan Aldo tanpa memperdulikan bajunya yang kotor akibat darah dari kepala Aldo.

Brakk..

Dobrakan dari arah pintu membuat Naila menoleh,disana terlihat Ergan dengan keadaan yang sudah kacau.

"K_kak"ujar Naila gemetar.

"Kita ke rumah sakit"seru Ergan setelah mengendong tubuh Aldo.

Dengan cepat Naila bangkit dari duduknya dan berjalan keluar menyusul Ergan dan Aldo yang sudah didalam mobil. Saat ia tiba di mobil,bertepatan dengan datangnya inti Aodra yang memandang dirinya bingung.

"Nai"panggil Gibran setelah turun dari motornya.

"Bran, Aldo bran"ujar Naila terbata.

"Gran,gw titip Naila. Gw harus ke RS secepatnya"teriak Ergan dari dalam mobil yang di balas anggukan oleh Gibran walaupun bingung dengan apa yang terjadi.

"Gan,biar gw yang nyetir. Lo lagi gak konsen takutnya kenapa - kenapa"cegat Akbar saat melihat Ergan yang akan menjalankan mobilnya. Ergan hanya mengangguk kerena ia juga gak sanggup untuk menyetir mobi dengan kondisinya yang seperti ini.

                       

                           ***

"DOKTER"

"SUSTERR"

"TOLONGIN ANAK SAYA" teriakan Ergan menggema di lorong rumah sakit sambil mengendong tubuh lemah Aldo.

Para suster yang mendengar teriakan Ergan pun langsung saja membawakan brankar untuk Aldo. Dengan hati-hati Ergan meletakan tubuh Aldo di atas brankar lalu mendorongnya hingga UGD.

"Maaf mas,silahkan tunggu di luar"cegat suster saat melihat Ergan yang akan ikut masuk ke dalam UGD.

"Tolong selamatkan anak saya suster"pinta Ergan.

"Kamu akan berusaha semampu kami"ujar suster tersebut lalu masuk kedalam UGD.

"Arghhhhhh"teriak Ergan putus asa. "Va,aku gagal jaga anak kita"lirih Ergan yang sudah terduduk di lantai rumah sakit.

"Gan jangan kayak gini. Aldo pasti akan baik-baik aja. Dia anak yang kuat"ujar Akbar yang merasa iba dengan kondisi Ergan saat ini.

"Gw gagal bar,gw gagal"racau Ergan.

Akbar memalingkan wajahnya kearah lain karena gak sanggup melihat kondisi Ergan yang berantakan. Ini pertama kalinya ia melihat seorang leader Aodra lemah seperti itu.

"KAK"teriak Naila yang baru saja tiba bersama Gibran dan juga Rozi.

"Aldo gimana kak?"tanya Naila.

Sedangkan Ergan hanya diam dengan tatapan kosongnya.

"Aldo sedang di tangani sama dokter"bukan Ergan melainkan akbar lah yang menjawab pertanyaan Naila.

"Ssstt tenang ya,Aldo pasti baik-baik aja"ujar Gibran sambil membawa Naila kedalam dekapannya.

Suasana menjadi hening. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing sambil terus berdoa akan keadaan Aldo.

Selang beberapa menit,seorang dokter keluar dari UGD yang membuat semua langsung berdiri menghampiri dokter tersebut.

"Gimana dengan anak saya dok?"tanya Ergan lirih.

"Alhamdulillah dengan Rahmat Allah,keadaan pasien sudah membaik walau  tadi jantung pasien sempat berhenti berdetak,namun sekarang pasien sudah baik-baik saja. Pasien akan sadar setelah efek obat nya habis"jelas sang dokter yang membuat semua bernafas lega.

"Apa boleh kami menjenguknya dok?"tanya Naila.

"Boleh setelah kami memindahkan pasien ke ruang rawat. Permisi"pamit  sang dokter.







  








                            ~∆°∆~

Bomat Deng. Mo nyambung apa kagak yang penting dah nulis😴

Satu suara berjuta makna🤗

BOYFRIEND MY HUSBAND(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang