Happy Reading Y'all
Weekend adalah saat yang tepat untuk memulai hari dengan menghirup udara segar sambil berjalan-jalan mengitari daerah yang awalnya terjamah oleh kendaraan menjadi bebas kendaraan.
Yes!! this is car free day.
"Hai Alma!," sapa Vega yang sedang mendorong troli bayi bersama dengan Ghaftan.
Mereka tidak sengaja bertemu disela-sela menikmati hari libur.
"Hai, anaknya lucu banget mirip sama Mamanya, kalau gak salah namamu Moi ya?" tak lupa ia menyapa gadis kecil yang sepertinya sudah berumur 3 tahun.
"Kamu kenal sama ibu?," tanya Vega.
"Kenal sama Mami?," tanya Ghaftan.
Mereka berdua sedang menanyakan apa, kok tiba-tiba mention ibu, ibu siapa maksudnya?.
"Hah? ini maksudnya Moi mirip banget sama Vega, cantik," ucap Alma.
"Iya kalau mirip beliau nanti namanya bukan Moira tapi Moara," Vega menyelipkan candaan di setiap katanya.
"Sendiri aja?," tanya Ghaftan.
"Sedang mencari jawaban ketika ditanya 'sendirian aja nih'," ucapan Alma membuat semuanya terkekeh.
"Hahaha lucu ya kamu, habis ini mau kemana lagi?," tanya Vega.
"Pulang sih soalnya masih ada shift siang sama Ghaftan juga," ucap Alma.
"Iya kak?," Vega menanyakan untuk menyakinkan jawaban Alma.
"Hmm," Ghaftan hanya mengangguk.
Tiba-tiba Key datang menghampiri mereka, apa yang akan terjadi?
"Bisa bicara sebentar?," ungkap Key, ada rasa tak suka yang terpampang jelas dari raut wajah Vega.
Selama 15 menit kedua orang yang disangka pasangan itu berbiacara dengan serius, jaraknya tak jauh, hingga Alma bisa mendengarkan Key mengatakan ingin mengakhiri semuanya.
"Syukur Alhamdulillah, aku gak perlu repot-repot jadi tumbal mereka," Alma berucap lega.
"KakTa KakNa, Moi mau pipis," ucap gadis kecil yang muncul di balik troli.
'Ashwjkwbegwhw gemes banget anak piyik ini, eh anak kecil maksudnya maaf,'
"Lucu sekali bocil satu ini," Alma senyum-senyum sendiri.
Ghaftan kembali menghampiri mereka. Secara tidak sengaja Alma melihat Vega memeluk Ghaftan.
"Gini nih kalau dari dulu cuma dapat peran pesulap, minimal jangan jadi badut di depan kisah cinta orang lain," batin Alma bergejolak.
"Sedikit menghibur jiwa-jiwa yang kuat," ucap Alma.
Vega memberikan semangat untuk Ghaftan entah apa yang merasukinya, eh salah entah apa yang sebenarnya terjadi.
"Kalian berdua memang perlu waktu untuk istirahat, kalau udah gak sejalan susah kak, yang ada kalian nyasar, masih mending kalau mau ke Patung Pancoran ada maps sedangkan di hubungan kalian cuma ada kompas yang bisa salah sasaran kalau jalan terus gak punya tujuan," ucap Vega.
"Pake maps aja kadang dibawa nyasar Na," balas Ghaftan.
"Boleh gak sih aku minggat dari sini sekarang, makin lama kok gak ngerti arah pembicaraannya, apa jangan-jangan mereka berdua di jodohin ya terus gak terima dan saling punya hubungan lain di atas pernikahannya tapi ujung-ujungnya tetep balik ke pasangan yang di jodohinnya," pikir Alma.
Memukul pelan dahinya sendiri. "Alma tolong otak lo jangan terlalu dramatis, itu cuma ada di novel,"
"Kebanyak halusinasi," tuturnya.
"Kenapa Alma?," tanya Vega.
"Disini banyak nyamuk ternyata," jawabnya sambil cengengesan 'Iya nyamuknya saya sendiri,'
"Kalau gitu aku pamit dulu ya," pamit Alma untuk mengakhiri terlibat dengan dunia orang lain.
Cukup sudah hari ini dirinya di rilis menjadi tokoh pendukung kisah hidup orang lain.
Kini giliran Alma yang menjadi tokoh utama dalam ceritanya. Eh tidak jadi, katanya di cerita dirinya sendiri saja dia tetap dapat peran pembantu.
°°°
"Jalan yuk," ajak Vee yang tiba-tiba nangkring di depan pekarangan rumahnya.
Alma menghampiri Vee yang sedang duduk santai disana. "Males ah belum mandi,"
"Ya ampun ke car free day belum mandi? ," tanya Vee antusias.
"Adakah aturan yang mengharuskan kesana untuk mandi?," jawab Alma.
"Gak juga sih,"
"Eh tadi gak sengaja ketemu keluarga Cemara,"
"Siapa?,"tanya Vee.
"Temenmu itu yang namanya Vega, terus Ghaftan sama anak kecil Moi," jawab Alma.
"Emang sih lucu mereka itu, kelihatan banget keluarga bahagianya," jawab Vega.
"Mereka dijodohin ya?," tanya Alma.
"Hah? bentar Mara, mau nangis aku tuh," Vee berakting di depan Alma.
"Cukup yang dramatis satu orang aja jangan nambah, jawab dulu!" Alma semakin penasaran.
"Ketawa boleh? sejak kapan Vega dijodohin? dia gak mungkin mau."
"Oh gitu, tapi kelihatannya Vega termasuk orang yang tulus banget ya? padahal Ghaftan udah ketahuan selingkuh,"
Vee benar-benar menertawakan Alma.
"Wah ni anak perlu di ruqyah, ikutin astagfirullahaladzim, cepet!,"
"Mereka itu kakak adik," jelas Vee.
Alma menutup rapat mulut yang sedang menganga dengan kedua tangannya. "Kirain mereka itu suami istri, untung aja belum bilang macem-macem, malu banget kalau ketahuan,"
Inilah alasan mengapa harus tahu fakta sebelum menduga-duga bahkan sampai memberikan penilaian buruk.
Melupakan kejadian pagi tadi yang sangat memalukan. "Ih aku gak mau ketemu Ghaftan! muka ku cuma ada satu! ah please malu pisan kalau kata Tita mah."
Sekarang Alma sedang menahan diri untuk tidak berkomunikasi dengan Ghaftan ketika di kedai Sudut Pandang.
Bayangkan saja kalau Ghaftan tahu dirinya menuduh pria itu berkelakuan buruk dan mulai menjauhi Alma bahkan memusuhinya padahal Ghaftan sudah banyak menolong ia keluar dari masalah-masalah yang ada.
"Maaf ya, ternyata di lihat dari sudut manapun karakternya tidak pernah salah,"
*****
Alma sudah tidak tahan lagi, daripada dihantui rasa bersalah lebih baik ia mengaku sekarang juga.
"Maaf ya saya sempet nuduh kamu selingkuh," ungkap Alma. Padahal tak ada yang mengharuskannya meminta maaf.
Ghaftan terkejut tapi ia harus tetap tenang dalam kondisi apapun. "Gakpapa, mungkin kamu lihat saya dari sisi yang salah jadi sudut pandang mu tentang saya berubah menjadi negatif," ucap Ghaftan.
"Jadi gak enak," ucap Alma.
"Enakin aja, udah jangan dipikirin, kamu itu tipe-tipe manusia thinking, apapun yang gak harus dipikirkan tetep kekeh masuk ke-pikiran, dengerin ya Mara kamu gak salah dan kalau mau tau kebenaran harus tanya ke orangnya langsung, jangan lupa juga dengerin cerita dari sudut pandang dia, supaya gak salah persepsi," pangkas Ghaftan.
"Apapun pandanganmu terhadap saya, itu terserah kamu," lanjutnya
to be continued.......
lanjut nanti

KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Pandang [Sedang Revisi]
Teen Fiction"A story i've never seen before". Kalau saja akar pohon itu tidak kokoh mungkin akan mati dan tidak bisa bertahan lama. "Haruskah bertahan?". Jawabannya sesuai bagaimana caramu memandang. °°° "Setiap hal yang dilihat melalui dua kepala yang berbeda...