malam itu aku pernah tanpa sengaja melihat mama yang menangis. meskipun ini bukan kali pertama bagiku, tapi tetap saja, aku tidak bisa melihat perempuan yang sangat berarti bagiku itu mengeluarkan air mata.
bagiku, cinta mama pada papa gavin tidak salah. begitupun cinta gavin untuk amanda dan amanda yang mencintai gavin. mama sudah bersikap benar dengan menjauh dari papa. aku tau mama wanita baik baik. dia terlalu mencintai papa hingga merelakan papa bersama wanita lain meskipun itu menyakitinya.
aku tidak tau sebesar apa cinta mama pada papa, menurutku itu terlalu rumit. untuk aku yang tak pernah mengenal cinta di kehidupan pertamaku. dan melihat bagaimana hancurnya wanita yang sangat berarti untukku itu karena cinta. membuatku semakin yakin bahwa sesuatu yang bernama cinta itu, suatu kesialan.
malam itu, mama menangis bukan karena sakit hatinya pada papa. tapi, karena rindunya pada putra nya yang lain, gabriel. mama merindukan dia. aku tau saat mama menatap foto bayi kembar dan mengelus salah satu diantara keduanya.
" gabriel, mama merindukanmu,nak"
juga bisikan halus seperti ini yang berhasil membuatku melangkah pergi, alih alih menghiburnya.
tapi,
apa perlu aku mempertemukan gabriel dengan mama??
ku tatap wanita itu sekali lagi, air mata yang menetes, juga.. suara tangisan yang menyayat hati.
baiklah mungkin sepertinya memang harus.
hingga hari ini, begitu aku keluar dari ruang kepala sekolah. gabriel manahan langkah ku. tanpa mengatakan sepatah kata pun pria itu segera menarik ku dan membawaku ke rooftop kemudian mendudukkan ku di salah satu kursi lalu mengambil kotak P3K yang entah sejak kapan sudah tersedia di sana.
aku membiarkan gabriel mengobatiku. rautnya tampak serius. dia sangat berhati hati seolah takut akan semakin menyakitiku.
" kenapa??"
aku bertanya, mengacaukan keheningan yang tercipta di antara kami.
" kenapa lo baik sama gue?? "
gerakan tangan yang mengobatiku terhenti. tubuhnya tampak tegang.
" gue tau selama ini lo selalu perhatiin gue, ngelindungin gue dari jauh. sebenarnya lo kenapa??"
gabriel membereskan peralatan P3Knya. rautnya tak berubah sedari tadi, tetap datar dan dingin.
" apa itu penting??"
aku terkekeh. seolah lucu dengan pertanyaan konyolnya itu.
" menurut lo??"
aku berdiri, beranjak dari dudukku.
" gue tau, lo udah tau kalo kita saudara kembar
gabriel terdiam, dia menatap ku terkejut.
" mama kangen sama lo. kalo lo punya waktu, main ke rumah"
" oh, dan satu lagi, gak usah ikut campur urusan gue dengan gladys. dan jangan apa apain dia. kalo gue denger dia kenapa napa, lo orang pertama yang gue cari"
bukan tanpa alasan aku mengatakan seperti itu. kasus terbunuhnya viona saat itu, aku tau gabriel lah pelakunya. aku tidak tau sedalam apa kepedulian gabriel kepadaku. tapi, melihat bagaimana dia begitu emosi saat melihat ku di bully waktu itu, jelas itu tidak menutup kemungkinan pria itu akan menghabisi gladys. dan bagiku tidak ada yang boleh menyakiti gladys selain ku.
setelahnya, aku melangkah pergi. meninggalkan gabriel yang termenung menatap kepergian ku. dan hari itu aku memutuskan untuk membolos.
***
" mama denger kamu di skors??"
tanya mama sembari mengelus rambutku lembut. sedangkan aku tengah asik menonton film berjudul 'vicenzo' di ruang keluarga.
" kenapa?? kog mama denger kamu berantem disana??"
" iya, ella berantem"
" kamu kan udah janji sama mama, gak bakal berantem beranteman lagi. lagi pula selama ini baik baik aja. kenapa kog tiba tiba berantem??"
tanya mama lembut. ini yang aku suka dari mama. setiap aku melakukan kesalahan, mama tidak pernah membentak atau memarahiku. justru mama akan bertanya padaku dengan lembut, kemudian menasehati ku baik baik.
" mama masih ingat gladys??"
mama terdiam sejenak. kemudian mengangguk.
" inget, kenapa emang?"
" ella berantem sama dia. dia masih gak terima masalah dulu. ella udah berusaha sabar ma. ella udah nahan diri. tapi dia terus aja ngehina mama. ella gak terimalah!"
aduku kesal. mama terkekeh. ia mencubit hidungku lembut.
" masalah itu toh. mama kan waktu itu udah pernah bilang, biarin aja"
" tapi ma~~"
" sayang... bagaimanapun permasalahanya, berantem bukanlah solusi yang baik. mama gak mau kamu kenapa napa. nih, lihat. jadi lebam lebam gini kan wajah kamu. bukan nya cantik malah makin jelek ini"
" mama~~"
rajuk ku kesal. mama terkekeh. ia mengelus rambutku kembali.
" toh mama gak masalah kog di hina kaya gitu. yang pentingkan mama emang gak ngelakuin"
" iya... mama yang gak masalah aku yang masalah." tukas ku cemberut.
" udah ya, sekali lagi mama denger kamu berantem. mama kirim kamu ke london. biar kamu di urus sama paman leo"
aku semakin cemberut mendengar ancaman mama. aku tau mama gak pernah main main dengan ancamannya. jika saja tak ada sesuatu pada paman leo. aku mungkin tak akan keberatan tinggal disana dan mungkin akan mengajak mama menetap di sana.
paman leo adalah adik kandung mama. dia salah satu tokoh yang keberadaannya tak pernah di sebutkan baik di sequel pertama maupun kedua.
sesuatu itu, aku tau saat usia ku menginjak 11 tahun. itu juga yang membuat paman leo mati matian mengajariku segala jenis tentang beladiri, menembak, membunuh, tentang forensik, kedokteran , teknologi masih banyak lagi. itu karena paman leo mempersiapkan ku untuk menjadi penggantinya.
jika kalian mengira ini berkaitan dengan dunia mafia, bukan!! ini lebih buruk dari itu. ini, sesuatu yang menakutkan, rahasia tergelap dalam novel yang tak pernah ada. aku tak bisa menyebutkannya, karena itu, terlalu menakutkan.
mama hanya mengenal paman leo sebatas adik yang manis untuk nya. tapi untukku yang mengetahui tentang sesuatu itu. akan lebih baik bagiku untuk menjauhinya.
paman leo dengan segala rahasianya. rahasia yang akan melibatkan ku di masa depan, hingga aku takut untuk membuat hubungan dengan siapapun
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden character
Fantasygabriella, karakter yang tak pernah di sebutkan dalam novel. yang hanya ingin hidup tenang tanpa terlibat apapun dengan urusan para tokoh. tapi bagaimana jika masalalu orang tuanya memaksa gadis itu ikut campur. apakah dia akan tetap pada pendiriann...