01 : Ajaran Baru

67 4 0
                                    


Halooo balik lagi bersama akuuu hihi
Udah lama ya, gak pernah muncul lagi.

Kali ini aku hadir bersama cerita baruuu!!! Yippyy!!

Semoga kalian suka ya, jangan lupa vote komennya ♡

Senin pagi hari ini disambut dengan terik matahari yang menyilau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Senin pagi hari ini disambut dengan terik matahari yang menyilau. Gadis cantik dengan vesmet hitam kesayangannya berjalan menuju sekolah dengan senyum yang terus terukir.

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu setelah tiga hari lamanya mereka melewati fase MPLS, yaitu resmi menjadi anak kelas 10. Galiena Isvara Gantari lengkapnya, kita panggil saja Ena.

Ena memilih salah satu sekolah swasta yang berada di daerah Bandung. Kalau kalian bertanya kenapa swasta? Kenapa gak coba negeri dulu? Jawabannya adalah pilihan Papahnya. Dari mulai Ena TK sampai sekarang SMA itu semua sekolah pilihan Papahnya.

Cendana Internasional High School nama sekolahnya, ya kalian bisa tebak lah bagaimana suasananya.

Vesmet hitam itu mendarat rapih di parkiran, Ena melepas helm yang ia pakai, tidak lupa menaruh helm tersebut di atas kaca spionnya. Menghela nafas sesaat.

Melihat sekeliling dan tersenyum. "Semangat Ena!" ujarnya yang kemudian berjalan meninggalkan parkiran.

"ENA!!!"

"SINI NA CEPET!"

"SINI-SINI!!"

Di ujung mading utama sudah terdapat 3 sahabat Ena yang menunggunya. Ada Yola, Tista, dan Citra.  Mereka semua sahabat sohib Ena dari jaman sekolah dasar.

Ena yang dipanggil langsung berlari kecil menghampiri mereka.

"Kita sekelas?" tanya Ena.

"Gue sama lo sekelas, kalau Tista Citra beda kelas," jawab Yola.

"Dimana?"

"Gue lo X science '1, Tista Citra X science '2."

"Yahhhhhh gak seru,"

"Huuuuu iya anjir, bisa-bisanya kita di pisah!" kesal Tista.

"Gapapa woi, sampingan kok kelasnya," sahut Citra. Mereka mengangguk setuju.

"Tapi ya Na," ujar Yola.

"Kenapa?"

Ketiga temannya itu saling bertatap sebentar, yang membuat Ena mengerutkan alisnya bingung.

Musuh Kok Tetangga? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang