27.| Sahabat dan Tahta

59 17 13
                                    

✿๑•... ALLETHEA ...•๑✿⁠

"Setidaknya jangan membuat dunia seolah begitu kejam hanya karena ambisimu yang berlebih, itu bisa menghancurkanmu, bahkan siapa saja yang ada di dekatmu!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Setidaknya jangan membuat dunia seolah begitu kejam hanya karena ambisimu yang berlebih, itu bisa menghancurkanmu, bahkan siapa saja yang ada di dekatmu!"

A novel by Ade Bintang 🌟

_____________________________

 
     Liam berjalan dengan langkah tergesa-gesa masuk ke dalam ruangan Isabella. Tatapannya terlihat panik, namun segera ekspresi itu berubah kala mendapati banyaknya pelayan yang sibuk melakukan tugasnya masing-masing di sana. Liam menghela nafas panjang dan berjalan melenggang menghampiri Isabella yang saat itu tengah membaca sebuah buku.

"Yang Mulia Ratu Isabella, saya ingin memberitahukan bahwasannya putri Aluna telah siuman," ucapnya tenang.

Isabella yang mendengar langsung berdiri. "Benarkah, Liam?" tanyanya dengan senyum indah merekah sempurna. "Tolong, sampaikan berita baik ini kepada Yang Mulia Raja Alhandra!" pinta Isabella lalu dengan sangat semangat wanita ini melangkah menuju kamar Aluna.

"Sesuai perintah, Yang Mulia..." jawab Liam, sedikit dengan nada lirih di akhir kalimat.

Liam menghela nafas panjang. Dengan kaki yang teramat berat ia memaksakan untuk menghampiri Alhandra di ruangan peristirahatannya. Beberapa waktu belakangan Alhandra memang sudah berangsur pulih, namun sepenuhnya sehat apalagi bugar seperti sediakala. Malahan, tubuh ringkai Alhandra semakin mengurus, ia tampak sangat lemah sehingga mengangkat tubuh sendiri saja memerlukan bantuan orang lain. Beruntung Alhandra memiliki York si setia yang selalu membantunya dalam hal apapun, juga tak lupa Isabella yang senantiasa menemani perjuangan suami tercintanya itu.

Liam terus melangkah. Entah apa yang ia pikirkan, namun yang jelas sorot matanya itu mengatakan bahwa ia sedang tak baik-baik saja. Selalu Liam seperti diliputi kegagalan, entah untuk suatu tujuan yang baik atau teramat buruk.

"York, apa kau membenci diriku?"

Liam baru saja akan membuka pintu ruangan itu. Namun langkahnya terhenti kala mendengar suara tak asing mempertanyakan sesuatu yang tak pantas diucapkan. Jelas pria ini menghentikan perjalanannya. Liam menatap dari balik sela-sela lubang pintu. Menyaksikan percakapan serius antara Raja Alhandra dan Panglima York.

Awalnya York tak menjawab sedikitpun pertanyaan itu. Namun ketika Alhandra mulai mengulang pertanyaannya kembali. Sorot mata York berubah menjadi jauh lebih berkaca-kaca.

"Aku tidak pernah membenci dirimu Yang Mulia." York menjeda ucapannya seraya menghela nafas panjang. "Aku hanya sangat membenci tahtahmu itu!" ujarnya tak mampu menahan bendungan air mata.

ALLETHEA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang