37. TEMAN

347 37 0
                                    

"Hah..."

Aku menunduk di hadapan semua orang. Mereka mencariku di dalam hutan, mereka mengira aku tersesat atau terjatuh di suatu tempat. Aku melirik ketiga orang yang menatapku tajam. Mungkin ini salahku yang pergi tanpa memberitahu mereka. Aku salah! Aku sangat salah!

"Dixie Craney! Kau tahu monster apa yang kau bawa?" Tanya Profesor Attikus.

"Grifter!"

"Benar, kau tahu seberapa bahayanya monster ini?"

"Saya tahu!"

"Krakkk..." Shasha berteriak kembali dan melindungi tubuhku dari semua orang.

Tolong aku! Bagaimana caraku mengembalikan monster ini pulang? Dia sama sekali tidak mau pergi dariku. Dia terus mengikutiku dan berteriak pada seseorang yang berniat memarahiku. Aku harus apa? Aku juga tidak menyangka monster ini sangat jinak padaku.

"Untuk sekarang biarkan mereka bersama dalam pengawasan. Grifter bisa memanggil teman-temannya datang jika kita memaksa mereka berpisah. Dixie, apa kau tidak apa-apa?" Tanya Profesor Daisy.

"Saya baik-baik saja!"

"Kalau begitu untuk sekarang, Grifter adalah tanggungjawabmu sampai dia kembali ke habitatnya. Kami tidak bisa memaksakannya pergi. Dia memiliki kemampuan untuk mendeteksi musuh dan menyemburkan racun dari dalam tubuhnya."

Bukankah itu mengerikan? Aku menatap Shasha yang terus menatap garang pada semua orang. Ini tanggungjawabku sebagai seseorang yang datang bersamanya. Aku mengusap lembut tubuh Shasha.

"Jika kau ingin bersamaku! Kau tidak boleh menyakiti orang lain, jika kau melakukannya kau akan memberimu daging babi yang lezat! Apa kau paham?"

"Krakkk..."

"Bagus, Shasha. Pertama, kau harus membersihkan tubuhmu lebih dulu. Aku suka monster yang bersih!"

"Krakkk..."

Hidupku mungkin jauh lebih mengkhawatirkan nantinya.

🏹🏹🏹

"Shasha, jangan berteriak pada temanku! Mereka adalah manusia yang baik, ini Osric, Chatha, dan Dexter!"

"Krakkk..."

Aku sudah mencoba agar monster ini bisa mengenal orang lain selain diriku. Sayangnya Shasha tidak ingin melakukannya, dia terus bersamaku kemanapun itu! Bahkan dia tidur di kamarku. Tidak ada yang mau mendekatiku sejak Shasha datang. Semua orang takut jika monster ini menyerang mereka. Aku juga takut akan hal itu.

"Sepertinya kau dalam masalah, Dixie!" Chatha menggelengkan kepalanya.

"Aku belum pernah mendengar seseorang menjinakkan Grifter. Grifter adalah monster yang tidak bersahabat. Mereka juga sangat menyukai memakan manusia. Sayangnya dia lebih menyukai babi yang sering kau tangkap." Osric mencoba menyentuh Shasha tapi monster ini seakan menolak tubuhnya disentuh seseorang selain diriku.

"Apa aku harus membunuhnya?" Tanya Dexter telah mengeluarkan pedangnya.

"Krakkk... Krakkk..."

"Kau mau membunuhku?" Aku memeluk Shasha menenangkannya.

Shasha tidak menyukai seseorang yang berniat jahat dan Dexter memiliki niat untuk membunuhnya. Aku tidak ingin Shasha mati karenaku. Dia harus kembali ke tempatnya.

"Shasha, tidak apa-apa. Aku akan melindungimu!"

"Krakkk..."

"Anak pintar!"

"Bukankah dia jantan? Kenapa kau menamainya dengan nama perempuan?" Tanya Osric.

"Karena nama itu lucu, jika dia betina aku ingin menamainya Grey. Tapi dia seekor jantan, aku ingin membuatnya terdengar lucu saat memanggilnya!"

Mereka bertiga mengangguk dan memilih pergi meninggalkanku. Apa salahnya menamainya dengan panggilan Shasha? Shasha adalah kucingku yang mati karena monster. Jadi aku memilih menamainya dengan nama kucingku dulu. Shasha juga sangat mirip dengan seekor kucing. Dia lucu dan menggemaskan!

"Kau bersenang-senang dengannya?" Morgan datang dan mengusap kepala Shasha.

"Bagaimana senior bisa menjinakkan Shasha?"

"Bukankah dia sudah jinak?"

"Shasha tidak menyukai teman-temanku. Dia terus berteriak pada mereka, tapi anehnya dengan Senior Morgan. Anak ini sangat jinak."

"Aku juga tidak tahu. Bagaimana jika kita pergi dengan Shasha?" Morgan naik ke atas tubuh Shasha dengan sangat mudah.

Monster ini juga tidak merasa marah saat Morgan melakukannya. Apa monster ini menyukai Morgan?

"Ayo!" Morgan mengulurkan tangannya padaku.

"Terima kasih!" Aku naik di depan Morgan. Apa Shasha akan baik-baik saja membawa kami berdua?

"Krakkk..."

Kami terbang ke atas, akademi menjadi lebih kecil dan terasa begitu jauh. Kemana Shasha akan membawa kami berdua? Kuharap bukan sarangnya.

"Senior, apa kau tidak takut?"

"Tidak!"

"Kenapa?"

"Karena Grifter adalah makhluk yang setia. Dia tidak akan melukai seseorang yang telah dia sukai sebagai teman. Luka yang kudapatkan ini berasal dari Grifter, sejak itu aku mulai terbiasa akan kehadirannya. Mungkin mereka menganggapku sebagai teman mereka."

Ternyata Grifter yang melukai wajah Morgan. Apa mungkin para Grifter menganggapnya sebagai teman? Aku mengusap lembut kepala Shasha. Asalkan mereka tidak melukai manusia lagi, aku akan senang hati berteman dengannya.

"Shasha!!"

Sepertinya aku memang belum bisa percaya padanya. Shasha menjatuhkan kami ke bawah. Kami pasti mati! Morgan memelukku begitu erat, yang kutahu kami terjatuh di tempat yang penuh dengan bunga-bunga yang bermekaran. Aku mendongak dan melihat Morgan. Dia yang lebih dulu terjatuh di tanah. Apa dia baik-baik saja?

"Krakkk..." Shasha terbang menjauh.

"Senior? Senior? Kau masih hidup?" Aku menepuk pipi Morgan berulang kali.

"Sepertinya aku membutuhkan seorang penyembuh." Morgan bangkit perlahan. Aku harus membawanya segera ke akademi.

"Shasha pergi! Kita harus kembali ke akademi tanpanya, apa dia akan kembali?" Monster itu sangat aneh, aku tidak mengerti jalan pikirannya.

Dia menjatuhkan kami begitu saja, beruntung dia tidak menjatuhkan kami di tempat yang lebih tinggi lagi. Mungkin kami tidak akan selamat. Morgan menyentuh bahunya dan meringis kesakitan. Ini semua gara-gara Shasha. Aku tidak akan menemuinya lagi!

"Dia akan kembali jika kau memanggilnya. Ayo, kembali."

"Apa punggungmu sakit? Apa aku harus menggendongmu?"  Tanyaku cemas akan keadaannya.

"Aku hanya perlu perawatan saja. Jangan khawatir!" Morgan menepuk kepalaku dan berjalan tertatih-tatih.

"Pegangan padaku!" Aku membantu memapah tubuh Morgan.

Ini salahku! Dia terluka karena aku! Aku menahan tangisan yang akan keluar. Morgan tidak boleh tahu aku menangis.

"Hiskkk..."

"Kau menangis?"

"Tidak, hiskkk... Maafkan, aku!"

"Aku tidak apa-apa! Jangan menangis!"

"Hiskkk..."

🏹🏹🏹

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

MONSTER LOVER ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang