19

906 65 10
                                    

Jake terpaku menatapnya yang hadir di tengah-tengah pesta dengan penampilan terbaik yang pernah Jake lihat. Dia masih berpikir dirinya bermimpi hingga Lucky sungguh berdiri di hadapannya lalu menahan bahu Jake dan mengucapkan kalimat-kalimat yang harusnya Jake hindari.

"Gue muak, Jake! Lo kenapa sih sebenernya? Setelah lo confess kenapa malah ngehindarin gue? Kenapa?"

Seketika semuanya hening, atau mungkin hanya perasaan Jake saja. Hanya suara Lucky yang terdengar, Jake tidak tahu juga harus menjawab apa. Dia tidak mepersiapkan jawaban untuk ini.

"Sekarang lo malah milih tunangan sama cewe lain setelah gue sadar kalo gue ketergantungan sama lo?"

Apa katanya? Ketergantungan? Bolehkan Jake berharap lebih pada kata ini? Karena jujur, sekeras apapun Jake berusaha melupakan Lucky, wajahnya masih selalu terbayang di setiap kedipan mata.

"Maaf. Gue bukan maksud nyakitin lo."

"Maaf aja? Lo kira masalah kita selesai dengan kata maaf?"

"Terus mau lo apa, Ki?"

"Mau gue?" Lucky mengusap kasar air mata yang sempat meluncur di pipinya. Dia menarik tengkuk Jake dan menciumnya di hadapannya undangan bahkan ayah Jake sendiri, segera riuh terdengar.

"Gue mau lo kembali, Jake! Batalkan pertunangan ini, dan jadi milik gue seorang!" tegas Lucky.

Senyum lebar perlahan terukir di wajah tampan pemuda Sergevy. Dia menarik Lucky kembali, mengecup bibirnya, hidungnya, lalu dahinya, dan dipeluknya erat.

"Maaf pertunangan ini tidak bisa dibatalkan, hanya saja mempelainya yang digantikan." balas Jake disusul sorakan riuh tamu yang hadir. Seketika Lucky merasa bingung.

"Apa maksudmu?"

"Yoona melarikan diri dari pertunangan ini karena dia tidak ingin dikekang dan memilih pasangannya sendiri jadi pertunangan kami dibatalkan." Jake tersenyum lebar, sangat tampan. "Tapi sepertinya aku harus tetap bertunangan, tapi dengan Lucky Christ Zakno."

Lucky seketika salah tingkah, matanya berkeliaran dan menggaruk pipinya yang memerah. Hingga tiba-tiba Tuan Sergevy hadir mengusap kepalanya lembut, pria yang terlihat seumuran ayahnya itu tersenyum lembut pada Lucky.

"Bukankah ini Tuan Muda Zakno? Kamu yang berkelahi dengan Jakie hari itu bukan?" Tuan Sergevy terkekeh dengan reaksi Lucky setelah mengucapkan itu.

"Benar kata orang, benci adalah kata lain dari benar-benar cinta. Haha, selamat datang di Keluarga Sergevy nak."

Lucky tambah tersipu, ayah dan anak ini benar-benar tau cara membangkitkan sisi lain dari diri Lucky.

"Baiklah, kalau begitu.." Tuan Sergevy mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna emas dari jasnya. Di dalamnya terdapat sepasang cincin indah dengan aksen berlian untuk pertunangan Jake. "Seharusnya cincin ini aku berikan untuk Jake dan Yoona, tapi sepertinya lebih tepat diberikan padamu, Lucky."

Mata Lucky membulat lucu. Sungguh? Dia bertunangan hari ini? Dia bahkan tidak memberitahu orang tuanya!

"A-aku bersedia. Hanya saja, orang tuaku belum tahu apapun." ujar Lucky.

Jake meraih tangan kiri Lucky, lalu mengecupnya. "Lo tenang aja, besok juga gua akan ke rumah lo dan bilang ke Daddy dan Papa lo kalo gue pilihan lo dan kita sudah bertunangan."

"Gue bisa digantung sama Papa!"

"Tenang saja, Ki. Ayah akan bicara dengan Tuan Zakno, kami kenal cukup baik. Aku rasa ayahmu akan setuju." sela Tuan Sergevy.

Lucky tersenyum. Dia menatap Jake lekat, begitu pula Jake yang masih menggenggam jemari Lucky dengan erat. Dia meraih cincin dari ayahnya, lalu menyematkannya di jari manis Lucky, lalu mencium punggung tangannya. Astaga, Lucky ingin meleleh saja rasanya, belum lagi sorakan dari teman sekolahnya membuat Lucky ingin bersembunyi dalam pelukan Jake saja.

The Submissive AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang