"Setelah sekian lama, bukankah ini yang kita tunggu dewi?"
Alerie menoleh kebelakang dan menatap allard datar. "Entahlah, aku bahkan tidak yakin dia akan berguna untuk kita." Sambil terus menggoyangkan kakinya di dalam air. Duduk di pinggir telaga sambil melihat cahaya bulan dapat memulihkan energi nya setelah memberi berkah kepada setiap orang yang datang ke kuil nya.
"Berapa umur nya, apakah dia tinggi?"
Allard membungkuk kan badannya "Maaf tapi saya tidak tau banyak tentang nya." Geleng nya pelan."Hmm... Allard" allard pun menoleh kearah alerie. "Bukankah menyenangkan jika persembahan kecil itu secepatnya hadir diantara kita." Ujar alerie sambil memainkan air telaga yang terlihat biru kegelapan terkena sinar bulan dimalam hari.
Kuil tempat tinggal alerie memang sedikit jauh ketengah hutan, namun sering dijamah manusia karna ramai yang datang meminta berkah atau hanya untuk berdoa juga berkeluh kesah. Namun, tempat ini sangat terjaga karna penduduk sekitar sangat menghormati alerie sebagai dewi.
alerie beranjak bangun dan menuju kedalam kuil. Terlihat sederhana dari luar dengan ukuran 2×3 meter, namun begitu luas di dalam dengan sebuah singgasana megah, dekorasi yang cantik bernuansa biru putih gemerlapan juga berlian yang hampir memenuhi seisi ruangan, serta berbagai perlengkapan lain untuk mempercantik ruangan tersebut.
Allard mengikuti alerie pelan yang berjalan pelan ke singgasana nya. "Jadi kapan tepat nya hari itu tiba?" Tanya alerie sambil menyilangkan kakinya."10 tahun dari sekarang, dewi."
Allard sekarang sudah berdiri di sebelah alerie dengan memegang kertas yang tergulung berwarna kecoklatan, usang dan sedikit berdebu. Itu catatan tentang anak yang Alerie ambil dan simpan secara diam-diam dari suatu tempat.Alerie mendengus pelan. "Ku harap hari itu cepat datang karna aku sangat membutuhkan hiburan sekarang." Keluh nya sambil Memijit pelipisnya pelan. "Huft.. Melihat wajah datar mu setiap hari membuatku semakin lelah."
Allard tak menanggapi celoteh dewi yang dia layani. Ya tentu saja karna hal ini sudah sering terjadi, jadi allard hanya bisa diam mendengar semua yang alerie ucapkan setiap hari nya.
Alerie...
Suara yang terbawa angin itu tak mengagetkan Alerie juga Allard. Mereka berdua serentak menoleh ke arah suara itu dengan seorang pria yang muncul samar.
"Ada hal apa hingga kau datang ke tempat ku, dewa." Alerie melirik malas ke arah Anderson yang menatap ke isi ruangan nya. "Cepat katakan apa maumu dan tolong pergi dari sini karna aku sedang tidak berselera meladeni setiap lelucon mu itu."
Anderson hanya menggeleng pelan melihat tingkah dewi yang 3 tingkat berada dibawahnya. "Setidaknya kau harus bersikap sopan kepada ku alerie. Aku membawa kabar baik untuk mu." Ucapnya lalu menghela nafas berat.
"Aku bisa sedikit mengubah dan mengurangi tugas mu agar kau bisa bersenang-senang se~bentar di luar sana." Anderson diam sejenak dan melanjutkan perkataannya "Tapi tentu saja semua hal ada timbal baliknya." Ucapnya lalu menghilang, secara samar terdengar lagi suaranya.
Selamat bersenang-senang alerie...
"Ck, bukankah itu seperti ledekan untuk ku. Dia selalu bertingkah seperti teman baik hati yang membantu ku." Dengus alerie sambil membelai rambut nya lembut kedepan. "Kita lihat saja rencana apa yang disiapkan pria menyebalkan itu."
Allard memandang alerie sekilas. "Bukankah dia juga sudah sangat bersusah payah dewi?" Alerie hanya menatap datar.
Dia memalingkan pandangannya dan tersenyum sumringah memandang langit malam. "Bersiap-siaplah, aku ingin mengunjungi persembahan kecil ku allard. Mari kita lihat setinggi apa dia saat ini." Ucap alerie bersemangat.
Allard sudah slesai dengan barang bawaannya. Beberapa kue coklat dan berbagai mainan. Itu semua disiapkan sendiri oleh alerie karna dia sudah mencari tahu dari jauh hari, apa yang anak kecil akan sukai, tentu saja dengan bantuan allard. Terimakasih kepada allard yang sudah bekerja keras.
"Aku merasa bangga pada diriku sendiri." Ujar Alerie sembari menatap semua barang termasuk kue kering lucu yang di bawanya.
"Seharusnya saya yang bilang seperti itu."
Alerie tertawa kecil. "Baiklah, aku juga sedikit bangga pada mu."
"Anda hanya mempersiapkan dalam artian, memerintahkan saya. Ya, itu layak di banggakan." Allard segera menghilang, berteleportasi ke tempat yang mereka tuju.
Alerie ingin memukul Allard tapi, anak itu lebih gesit sehingga pergi lebih dulu.
Akhirnya alerie menyusul bawahannya itu.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Won't Fly : The Place We Can't Be Found [END]
Ficción históricaCerita romance historical sederhana yang memiliki alur cerita ringan. Bisa dibaca tanpa emosi dan tidak melelahkan pikiran. Semuanya berjalan sesuai ekspektasi, tebakan dan harapan pembaca. Tidak ada tokoh antagonist yang berarti, tanpa teka-teki da...