"perlu di jemput?"
Yara menggigit jarinya grogi, ia harus membuat alasan kenapa dirinya pulang ke rumah Chandra tapi ia tak mau jujur kalau sore tadi Khalil menjemput untuk mengajaknya pergi makan malam dalam rangka merayakan kelulusan.
"nanti mas Chandra yang anter pulang." Akhirnya Yara menjawab. "kamu udah sampe rumah kan, langsung istirahat aja ya. aku bawa kunci rumah."
"ada yang perlu aku kerjain sebentar, besok harus ke kampus juga." Balas Mahesa dari seberang telepon. "makan dulu di rumah Mas, biar sampe rumah langsung istirahat."
"i—iya." Balas Yara seraya pembicaraan berakhir, tatapannya yang menghadap ke jendela depan langsung berbalik menatap Chandra yang duduk di seberangnya dengan kaki yang menyilang dan lengan melipat sempurna.
"lo harus punya alasan yang bagus buat ngejawab pertanyaan gue." Titah Chandra dengan wajah tidak suka. "kenapa lo masih interaksi sama Khalil?"
"sumpah ya Mas, dia tadi ngehadang gue di depan gerbang sekolah." Jawab Yara frustasi. "dia maksa gue masuk mobil, bilang mau ngajak dinner dan gue tolak semampu gue."
"lo udah bilang putus kan sama dia?" tanya Chandra lagi.
"YA UDAH DONG, GUE UDAH PUNYA SUAMI ANJIR." Maki Yara frustasi. "asli deh Mas, gue ngerasa bersalah sama Mahesa."
"iya, lo kayak main di belakang dia." Chandra menyetujui. "yang gue aneh... kenapa Khalil masih bersikeras?"
Yara menggigit kukunya seraya menghela nafas, "dia ngga mau kita putus."
"emang lo mutusinnya by phone sampe dia ngga terima gitu?" cetus Chandra.
"gue udah nemuin dia –dan sebelomnya udah ijin Mahesa juga- untuk mutusin dia." Balas Yara. "tapi.... Ya gitu deh."
Chandra ikut menghela nafas frustasi, "kalian kelamaan pacaran, hal yang biasa dilakuin bareng-bareng sekarang udah ngga bisa lagi dan... tuh cowok masih ngarepin lo; terlalu nyaman sama status kalian yang dulu."
Yara mengangguk setuju kemudian duduk di meja makan mencari sesuatu yang bisa ia kunyah untuk mengisi perutnya yang keroncongan. "lo gabisa tolongin gue gitu?"
"gue aja ngga tau mau nolongin kayak gimana." cetus Chandra. "dah lu makan dulu deh, setengah jam lagi gue anter ke rumah Mahesa."
.
"mabok minum sih engga tapi malah mabok nikotin."
Khalil menyandarkan kepalanya yang mulai berputar lantaran menghisap rokok elektriknya secara berlebihan, pendar matanya memudar ditenggelamkan kesedihan yang tak bisa ia ungkapkan dengan tangis. Dirinya terlalu syok dan tak menerima kenyataan bahwa Yara menepisnya di hari kelulusan yang mereka nantikan beberapa tahun lalu.
Dengan terhuyung ia meraih rokok elektriknya yang sontak direbut oleh sang teman.
"gue butuh ketenangan, sini rokok gue!" cetus Khalil frustasi.
"enough, bang." Balas sang teman. "bisa sakit lo kalo nge vape berlebihan."
"gue ngga peduli, Lim! Ga peduli!" kaki Khalil terangkat beberapa kali layaknya menendang udara kosong. "padahal bulan depan gue mau ngelamar dia tapi kenapa dia mutusin gue bangsaaattt!!"
"dari yang Abang ceritain, gue mengambil kesimpulan kalo kalian putus baik-baik." Balas sosok yang adalah Halim. "dan Abang tuh masih di stage denial, bakal ada fase nya lu move on Bang yang penting lu sabar."
"TUJUH TAHUN GUE SAMA DIA LIM, EGOIS GUE LUNAK CUMAN SAMA DIA DOANG. GUE SAYANG BANGET SAMA DIA LIM! APA YANG KURANG DARI GUE???" suara Khalil meninggi.
"CEWE BANYAK BANG, LU GANTENG WOY NYADAR! PASTI BANYAK YANG MAU SAMA LO!" suara Halim ikut meninggi, "lagian cewe lu kek apaan sih kok lu begini amat gara-gara diputusin?"
Khalil tak menjawab seraya tangannya berhasil merebut rokok elektrik dari tangan Halim dan menghembuskan 'awan' beberapa kali memenuhi kamar dengan kabut. Halim berdecak kesal kemudian bangkit dari kursi belajar Khalil.
"udah gue bawain makanan buat kita party malah lu kek gini bang gara-gara cewe doang." Cetus Halim. "dah lah gue balik aja, mau keep up sama kerjaan gue yang baru."
Khalil kembali sendiri, kado dan hadiah dari teman-teman... kemeriahan atas kelulusan sidangnya dengan cepat sirna hanya karena Yara; perempuan yang berhasil ia taklukan saat mereka masih satu almamater di kampus yang sama.
Perempuan yang selalu dingin, namun kali ini lebih beku terhadap Khalil.
KAMU SEDANG MEMBACA
FREQUENCY • SKZ Seungmin ✔️
Fiksi Penggemar"Tak peduli sedramatis apapun seseorang pernah hadir di hidupmu, kalau tidak satu frekuensi ya tidak akan berjodoh" -Habibie- ☆ MAMACIS, 2023 ☆ Local Fanfiction with Stray Kids as Visual Inspired by ASMALIBRASI, song of SOEGI BORNEAN #2 seungminskz ...