23. Lukisan Pernikahan

22 2 0
                                    

"kunci dari kesuksesan saya bisa dikatakan adalah fokus pada tujuan utama, akan dibawa kemana dan akan berguna di bagian mana ilmu saya di masa depan nanti. Besar di keluarga yang sangat mengutamakan pendidikan membuat saya mendapat dukungan lebih di bagian pendidikan, saya dibolehkan kuliah di Luar Negeri dengan catatan saya---"

Terdengar suara salam dari pintu depan, Mahesa menemukan Yara yang duduk di karpet ruang TV menonton sesuatu di ponselnya. Laki-laki itu mendekat dan Yara mencium tangannya.

"Yara di chat ngga bales ih." Ucap Mahesa dengan suara ngambek yang dibuat-buat.

"abisan kamu ngga bilang mau dateng ke college fair." Balas Yara. "kaget tau saya liat kamu di atas panggung aula."

Mahesa kembali mendekat setelah mencuci tangan, dipeluknya Yara dari belakang seraya menatap tontonan di ponsel Yara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mahesa kembali mendekat setelah mencuci tangan, dipeluknya Yara dari belakang seraya menatap tontonan di ponsel Yara. ".... Aku keren ngga tadi?"

"bi—biasa aja." Yara berucap salah tingkah sembari mengunci layar ponsel.

"buktinya Yara ngerekam aku pas talkshow tuh." Mahesa menggoda. "bilang aja aku keren."

Yara tak menjawab lantaran Mahesa telah bergelung memeluknya; kegiatan rutin yang selalu suaminya lakukan saat sampai di rumah. Perempuan itu mengulum senyum, biarlah dirinya saja yang berucap dalam hati kalau Mahesa terlihat membanggakan saat acara di sekolah tadi siang.

"cepetan bilang." Ucap Mahesa. "bilang kalo Mahesa suami Yara yang paling keren dan ganteng."

"ENGGAAAA~ GA MAU~~" tolak Yara sambil tertawa. "ih jangan ngelitikin ah! Mahesa!! Geli!"

"cepetan bilang." Goda Mahesa sampai kepala mereka ambruk di karpet, wajah Yara merah padam menahan geli dan energi antusias dari sentuhan-sentuhan Mahesa. Mereka tertawa masih dalam relung masing-masing.

"pelit." Celetuk Mahesa seraya mendaratkan ciuman gemas di pipi.... Kemudian berlanjut di bibir. Yara memejamkan mata merasakan seluruh energi Mahesa mengalir di wajah, laki-laki itu berpindah posisi menaunginya seraya tangan Mahesa bertengger lembut di leher Yara.

"oh iya," Mahesa berhenti mencium. "aku... nemu pelukis bagus buat bikin lukisan kita sebagai ganti foto post wedding. Kita mau ketemu beliau kapan?"

"woa.... Lukisan wedding?" Yara tertegun dengan ide Mahesa. "ya... kalo kamu udah santai aja, akhir pekan abis rapat sama WO?"

Mahesa bangkit dari karpet dan mengambil ponsel. "oke... janjiannya pekan depan." Gumamnya sembari berjalan menatap kalender dinding dekat kamar. "hm... tiba-tiba udah rapat terakhir aja ya."

Yara menatap punggung Mahesa, ia menyetujui bahwa waktu berjalan cepat. Dengan segera.... Pernikahan tiba-tiba ini akan diketahui oleh banyak pihak, Mahesa sang muridnya lima tahun lalu akan diketahui public sebagai suaminya.

FREQUENCY • SKZ Seungmin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang