PROLOG

223 88 57
                                    

Selamat membaca buat kalian. Berharap cerita ini ramai adalah impian saya. Happy reading ❤.

**

Mempeributkan masalah ekonomi sudah tak asing lagi dalam rumah tangga. Perpisahan yang menurut mereka adalah jalan keluar dari masalah ekonomi, tanpa melihat buah hatinya, tanpa berpikir batin dan mental anaknya akan terganggu.

Berpisah tanpa mengatakan cerai,berpisah tanpa surat perceraian. Ntah akan kemana rumah tangga yang sudah dibangun selama bertahun tahun. Tak ada kabar bahkan tak saling berkabar.

Seorang anak perempuan berusia 6 tahun menangis sesegukan. Merindukan sosok ayah dalam hidupnya. Cinta pertamanya pergi tak tahu kemana setelah pertengkaran, anak perempuan yang begitu dekat dengan sosok ayah kini harus menerima takdir semesta untuk berpisah sejenak. Tanpa semesta tahu,detik itupun anak kecil yang sedang menjerit pilu membenci perpisahan.

"ah... Kenapa harus keinget lagi sih. Inget Bulan semua sudah baik baik aja," monolog Bulan membuyarkan lamuannya, tersadar kepingan pilu diusia 6 tahun kembali terbayang. Tak ingin ia ingat kembali bahkan sekeping pun. Cukup sudah, ia tak ingin terlalu berlarut dalam bayangan masalampau. Kini ia harus fokus dengan tabel tabel perhitungan yang ada didepannya, berkutat dengan angka, uang dalam bentuk tulisan, tabel, kalkulator sudah cukup membuatnya pening.

"huh....akhirnya balance juga. Waktu 2 jam cukup bikin punggung gue encok." ucap Bulan sembari membereskan meja belajarnya yang penuh dengan buku besar dan juga kalkulator.

**

Cuaca pagi ini tampak mendung, bak semesta tak mendukung penghuni bumi untuk beraktivitas. Namun tak membuat Rembulan Saujana merasa lesu, bahkan kini ia sangat bersemangat untuk sekolah. Bagi sebagian orang, kelas 10 adalah hal yang asing bagi mereka. Beradaptasi dengan lingkungan bahkan teman baru. Lain hal dengan Bulan, ia sangat cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya, bahkan ia sudah memiliki banyak teman.

"Mama, Bulan berangkat yaa."

"kamu ga sarapan duluu?"

"udah telat mah." Bulan melajukan sepeda motor miliknya meninggalkan pekarangan rumah. Mengendarai motor tidak terlalu cepat. Menikmati dinginnya pagi yang menusuh kulit. "huh...semesta? Kenapa hari ini kau bersedih?," Batinnya sembari melihat jalanan yang basah karena hujan subuh tadi. Sudah 20 menit berlalu,Bulan baru sampai diparkiran sekolah. Tempat ia menuntut ilmu, demi mengejar gelar S.AK.

SMK WIJAYA, tempat ia menuntut ilmu. SMK yang berakreditasi A dan juga sekolah terfavorit dikota Bulan. Jurusan yang diambil Bulan pun merupakan jurusan terfavorit,yaitu AKUNTANSI KEUANGAN LEMBAGA.

Brukk

"aduh...bisa ga sih jangan berhenti dijalan," Bulan menabrak punggung seseorang ketika ia sedang buru buru menuju kelas. Hingga ia terduduk dilantai koridor.

"lo yang ga liat jalan."

Bulan mendirikan tubuhnya, melihat seseorang yang telah mengganggu perjalanannya. "Loh? Langit? tumben pagi berangkat. Biasanya paling siang," celetuk Bulan.

Langit Bumiantara, teman sekelas Bulan. Langit adalah murid yang tak teladan, datang terlambat, baju tak pernah rapi banyak sekali nilai min nya. Tapi ada nilai plus dalam dirinya, yaitu ketampanan yang di idam - idamkan para wanita, garis rahang yang tegas, hidung mancung, alis tebal, bibir pink cerry, bulu mata lentik, rambut yang tak rapi menambah tingkat ketampanannya.

"Bukan urusan lo," Langit pergi meninggalkan Bulan sendiri.

"Heh...Minimal minta maaf kek," Bulan kesal, dirinya sudah terjatuh tetapi langit tak membantunya, jangankan membantunya meminta maaf saja tidak. Bulan pergi ketujuannya, kelas X akl¹, tak ingin membuang tenaga dan waktu mengoceh di koridor sekolah.

**

Haiii gimana prolognya? Nyambung ga sih alurnya?
Seriuss saya ga tau ini nyambung atau tidak.

Komen yaa guys kalau ada pengetikan yang salah. Karena manusia tak luput dari kesalahan wkwk....

See u next part ❤🙏

Jangan lupa votee hmm.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang