27 - Peta Kosong

27 3 3
                                    

"Akhirnya para arkeolog mencurigakan itu pergi, sepertinya dari lambang jaket tersebut mereka adalah arkeolog kristal." pikir Lilith yang sedang keluar dari persembunyiannya.

Setelah keluar Lilith berencana kembali ke kapal, namun ditengah perjalanan dia menemukan pedagang ramuan. Lilith mampir untuk membeli ramuan obat luka goresan. Sambil membeli Lilith mengamati sekitar dalam toko tersebut.

"Apa kakeknya tahu tempat penjual peta? Kami sedang membutuhkannya." ucap Lilith seketika kepada penjual ramuan tersebut.

Kakek itu tiba-tiba celingak-celinguk seperti mengamati sekitar. Setelah dirasa aman, kakek itu memberi tanda ke Lilith agar Lilith mendekat.

"Kamu masuk ke belakang toko ini, disitu ada pasar gelap yang menjual banyak peralatan terlarang. Peta pulau ini juga sebenarnya harta terlarang yang tidak boleh asal dipegang oleh orang-orang, hanya orang tertentu yang diperbolehkan memilikinya." kata kakek penjual.

Awalnya Lilith ragu, dia pun segera keluar dari toko dan menuju bagian belakang toko tersebut. Lilith tidak menemukan suatu jalan, melainkan tembok batu bata yang belum sempat di cat.

"Apakah kakek itu bercanda?" pikir Lilith.

Setelah berjalan mencari tahu disekitar belakang toko kakek penjual ramuan, tidak sengaja telapak tangan Lilith yang akan berpegang pada tembok tiba-tiba tembus sehingga Lilith terjatuh dan masuk kedalam tembok tersebut.

"Dimana ini?" ucap Lilith yang terkejut dengan pasar yang bernuansa dark.

Lilith segera bangun dan berjalan menyelusuri lorong. Para pedagang di pasar tersebut memakai jubah kusam.  Lilith pikir mereka adalah mantan penyihir yang diburu dari berbagai wilayah. Barang yang mereka jual pun bukan barang yang ada dipasar sebelumnya, barang di pasar gelap tersebut terlihat unik dan sangat abnormal.

"Mungkin disini aku bisa menemukan petanya." pikir Lilith penuh keyakinan.

Anehnya pembeli di pasar gelap sangat sedikit bahkan mereka adalah para petualang solo. Kemungkinan juga Lilith diberi tahu kakek penjual ramuan karena dikira Lilith adalah petualang solo. Namun Lilith tidak peduli, yang dia pikirkan sekarang adalah menemukan penjual peta.

Saat sampai lorong terujung dan melihat pintu raksasa, Lilith curiga jika yang dia lihat itu adalah dungeon atau pintu labirin. Setelah diamati, ternyata pintu tersebut dijaga dua pengawal berpakaian koboi.

Lilith menghampiri salah satunya, kemudian penjaga itu menatapnya tajam.

"Apa yang ada di balik pintu ini?" tanya Lilith.

Awalnya penjaga tidak mau menjawab, kemudian Lilith menanyai terus menerus hingga penjaga merasa kesal.

"Hahh.. Bisa berhenti bicara? Aku kan jawab." kata penjaga.

"Nah gitu dong, dari tadi kek.." ucap Lilith sambil tersenyum.

"Pintu menuju pedagang Sinister." ucap penjaga.

"Sinister?" ucap Lilith terkejut.

"Aku tidak tahu detailnya, karena tiada orang yang berani memasuki pintu dongeon tersebut. Dulu ada orang yang berani masuk tapi hingga tiga tahun ini tiada pernah ada lagi." jelas penjaga.

"Aku akan mencobanya." ucap Lilith dengan tegas.

Dua penjaga itu pun membukakan pintu raksasa untuk Lilith. Seketika Lilith melihat tiga toko besar di balik pintu tersebut. Sinister adalah tiga toko misterius di belahan dunia yang belum pernah terekspos oleh berita manapun. Lilith seperti menemukan harta karun berharga ketika dia pertama kali melihat tiga toko megah namun bernuansa gelap.

Archaeologist  : Mysterious in island dragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang