CHAPTER 21

473 47 4
                                    

Pagi hari biasa digunakan untuk memulai aktifitas, seperti bekerja atau bersekolah, menyantap sarapan atau sekedar berjoging untuk menikmati udara di pagi hari.

Tapi sepertinya tidak untuk jeon wonwoo, ya orang dengan kaca mata tebalnya ini memilih duduk di bawah jendela sebuah ruangan yakni kita tau ruangan siapa itu.

Apa dia baru saja sampai? Tentu tidak. Sebenarnya orang dengan marga jeon ini tidak tidur. Bisa dibilang tidak bisa tidur. Gelisah selalu menghantuinya. Dirinya terus saja mondar mandir di kamarnya. Berkahir dengan dia yang selalu keluar kamar dan melihat jun yang tertidur di ruangannya melalui jendela. Melihat jun tertidur dengan wajah tenangnya membuat hatinya menghangat.

Mungkin ada sekitar 15 kali wonwoo bolak balik dari kamarnya ke ruang rawat jun. Wonwoo hanya memastikan jun saja. Iya hanya memastikan saja... Mungkin? Tidak ada yang tau, hanya jeon wonwoo saja yang paham.

Sampai pada acara duduk termenungnya di ganggu oleh joshua yang membawa kantong berwarna coklat yang entah apa isinya.

Joshua menyodorkan kantong coklat itu dengan botol air minum ukuran sedang " ini dimakan. Tadi hao nitip ini. " Ujar joshua tersenyum kearah wonwoo. Lalu Joshua bergabung duduk di sebelah wonwoo

" Hao ngomel tadi, soalnya ada grasak grusuk di kamar sebelah. Ternyata pas gue cek itu lo, dan lo ga tidur ya won? " Tanya joshua sambil tertawa pelan mengingat kejadian malam. Wonwoo mengambil kantong itu dan diam mengangguk membenarkan perkataan orang di sebelahnya yang kini ikut duduk berjongkok bersamanya.

" Kenapa? Apa lo takut? Gue paham lo gelisah. cuman lo harus jaga diri lo sendiri juga bukan? " Tanya joshua

" Gue cuman takut kehilangan. Itu hal wajar kan? " Ujar wonwoo

Joshua terkekeh " jun aman, selagi dalam pengawasan gue, dia aman. Cuman lo tau sendiri kan kemarin keadaannya, itu traumanya dan itu problemnya " ujar joshua

" Gue juga dulu hampir kehilangan seseorang yang gue sayang, dan itu bikin gue setengah gila. Tapi berkat orang yang berhati malaikat gue bisa jalanin semua. Kuncinya cuman satu. Perjuangan. Berjuang untuk sesuatu yang lo mau " ujar joshua, menepuk bahu wonwoo dan pergi meninggalkan wonwoo yang mencerna perkataan joshua tadi.

Perkataan dokter jo ada benarnya, dia harus berjuang. Kali ini wonwoo tidak mau menyesal untuk kedua kalinya. Wonwoo harus perjuangkan semuanya, jun dan dunianya. Wonwoo harus perjuangkan itu.

" Jun, aku akan kembali. Sebentar saja. Kali ini aku ga bakal diem aja. Aku mau semua yang aku perjuangkan tidak sia-sia dan aku tidak mau menyesal untuk kedua kalinya." Ujar wonwoo, berdiri melihat kearah jendela lalu pergi dari sana.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, jun membuka matanya perlahan, kepalanya sedikit pusing. Jun melihat ke sekitar kamarnya, semuanya masih terlihat buram dari penglihatan jun.

Tak lama seseorang memasuki ruangannya. Jun badannya sedikit menegang saat ada yang membuka pintu. Tapi saat melihat siapa yang masuk, tubuhnya langsung tenang.

" Pagi jun!, sudah merasa lebih baik? " Tanya hao sambil menaruh nampan yang berisi mangkuk dan alat medisnya. Jun tersenyum melihat ternyata yang masuk tadi itu hao.

Jun mengangguk lemah " mungkin ".

Hao tersenyum lalu mulai mengecek keadaan jun. " Apa tidurmu nyenyak? " Jun membalasnya dengan anggukan.

Jun melihat ke arah jendela yang menghadap ke pantai. Ingin sekali rasanya jun merasakan angin pantai lagi. Tapi untuk berdiri jun sekarang sangat lemah.

Hao melihat arah pandang jun dan kembali pada kegiatannya " kamu suka banget air berwarna biru itu , apa itu membuat tenang? "

" Mungkin " balas jun seadanya. Jun juga tidak tau apa dia menyukainya atau tidak. Terlalu banyak insiden jika melihat pantai. Jadi saat melihat pantai dirinya pun bingung harus mengeluarkan ekpresi seperti apa. Namun pantai selalu dan akan tetap menjadi tempat favoritnya.

OBSESSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang