Satu minggu, aku menghabiskan masa 'liburan'ku dengan bermalas malasan. Selama satu minggu ini, aku tak menemukan sesuatu yang menarik. Kecuali, gabriel. Semenjak percakapanku dengan nya terakhir kali. Beberapa kali aku menemukan dia yang diam diam memperhatikan rumah ini, tak ada sedikitpun dari tindakannya untuk melangkah masuk dan menemui aku atau pun mama.. Aku tidak tau apa yang dia pikirkan, apa yang membuatnya menahan diri padahal aku tau, dia merindukan mama. Dan mungkin, dengan ku juga.
Selain gabriel, ada satu orang lagi yang sejak 3 tahun lalu selalu datang mengawasi rumah ini. Dia selalu datang saat malan mulai larut. Aku tidak tau siapa seseorang di balik kaca mobil yang selalu mengawasi rumah kami. Satu hal yang aku tau, dia laki laki dan berhubungan erat dengan masa lalu mama. Saat aku menayakan hal ini pada mama, mama selalu menjawab tidak tau dan memintaku untuk tidak mengurusinya. Tapi, aku tau. Saat itu mama berbohong. Dan aku tidak ingin bertanya lebih jauh saat aku menangkap sorot kecewa dan terluka di bola mata mama.
Sama seperti hari ini, saat aku berniat berangkat sekolah setelah satu minggu aku 'libur' karena skors. Aku menemukan gabriel yang entah sejak kapan sudah berdiri di balik gerbang rumahku. Dia menatap ku dengan serigai tipis di bibirnya.
" lo,ngapain disini??"
Gabriel menarik sudut bibirnya. Dia menatapku dengan raut flatnya seperti biasa.
" jemput elo lah, apa lagi?"
Tukasnya acuh. Aku mendengus malas. Siapa yang memintanya datang kemari??
"gak perlu. Gue bawa motor"
Balasku sembari kembali menstater motor beat andalan ku. Belum sempat aku melajukan motor, gabriel terlebih dulu mematikan mesin motor kemudian mencabut kontaknya.
" jahat banget lo mau ninggalin gue. Gue udah capek capek lo ngeluangin waktu dan nunggu lo disini lama. Lo ngak kasian gitu sama gue?? Gue kan Cuma pengen berangkat sekolah bareng lo doang ela"
Cerocosnya tengil yang berhasil membuatku kesal. Entah apa yang terjadi dengan otaknya hingga bersikap seperti itu.
" balikin kontak montor gue"
"no, ela. We are twin. Lo gak pengen gitu me time with me?? Kita udah kepisah belasan tahun. Gue rasa kita harus mendekatkan diri satu sama lain dan...maybe, kita bisa mulai dengan berangkat sekolah bersama gitu?"
" ngak!! Balikin kontak montor gue sekarang!!"
" no, no no"
" gue, ngak ngijinin lo berangkat pake motor butut lo ini. So, mendingan lo taruh motor lo terus lo gue bonceng, kita berangkat sekolah bareng"
Tegasnya tak terbantahkan. Aku mendengus tak percaya. Mentang mentang dia kaya terus bisa ngatain motor kesayangan gue seenaknya gitu?.
" punya hak apa lo ngatur ngatur gue?? Elo itu bukan si---"
" gue kakak lo. Kakak kembar lo. Gue 7 menit lebih tua dari pada elo. Dan gue jelas punya hak buat ngatur adek gue sendiri"
Tekan gabriel tak terbantahkan. aku menghela nafas lelah. Aku lupa jika dia kembaran ku. Dan lagi, sejak kapan kita dekat hingga saling mengatur seenak jidat seperti ini.
" gabriel, 15 menit lagi gerbang sekolah di tutup. Jadi, balikin kontak motor gue sekarang. Gue gak mau telat Cuma gara gara lo"
"ngak, lo bareng sama gue"
Tekan nya lagi. Aku menatap gabriel dongkol. Aku gak pernah tau kalau gabriel sekeras kepala ini. Dan itu sangat menyebalkan.
" balikin kontak motor gue. Atau gue gak akan pernah mau nganggep lo kembaran gue setelah ini"
Gabriel menatapku terkejut. Rautnya berubah dingin. Dia menatapku dengan sorot yang gak bisa ku mengerti. Setelahnya dia memberikan kontak montor ku kemudian menaiki montor sport nya dan pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Aku menatap kepergiannya dengan sorot bingung. Apa ucapanku barusan terlalu berlebihan??
***
Gabriel sampai ke sekolah lebih dulu. Begitu aku datang dan memarkirkan motorku. Aku tau gabriel terus mengawasiku. Dia bahkan mengacuhkan drama di depannya dan terus memperhatikan ku melangkah menjauhi mereka. Drama novel masih terus berjalan sebagai mana mestinya. Dan aku tak ada niatan untuk mengacaukan alur walaupun aku tau beberapa tokoh akan mengalami akhir tragis kedepannya.
Dari pada series ke2 yang menceritakan anak anak tokoh series pertama, entah kenapa aku justru lebih penasaran dengan series pertama. Entahlah, aku hanya merasa di series pertama terlalu banyak plot twist yang belum terpecahkan hingga sekarang. Jika plot twist series pertama terpecahkan, apakah alur series kedua akan ikut kacau??
Masa lalu mama yang berkaitan dengan para protagonis di series pertama membuatku mencurigai sesuatu. Sesuatu yang tidak pernah para tokoh series pertama sadari jika mereka di kendalikan oleh seseorang. Dan itu berlanjut sampai sekarang. dan seperti nya, aku harus mencari tahu tentang itu.
" gabriella!! Omg!! I miss you!!"
Teriak lisa yang langsung menubrukku dengan pelukan begitu aku menginjakkan kaki di kelas.
" gila, gue kangen banget sama lo..."
" gue masih gak percaya elo di skors karena berantem sama kak gladys..."
" demi apa gabriella!! Cewek pendiem, kalem, lemah lembut anak teladan kaya lo jago berantem, mana lawan lo kak gladys lagi. Omg!! Ela... sejak kapan lo bisa sebar bar ini!!"
Aku hanya tersenyum kalem menghadapi lisa yang tampak histeris dengan fakta aku yang di skors karena berantem. Kurasa, bukan hanya lisa yang punya pemikiran seperti itu. Tapi hampir semua orang di kelas ini juga memiliki pemikiran yang sama. Sebenarnya, kurasa wajar mereka berpikir seperti itu. Karena selama ini, gabriella yang di kenal anak anak sekolah ini hanyalah sosok gadis cupu, kalem pendiem dan cuek. Belum lagi gelar anak teladan yang tersemat padaku.
Padahal kenyataannya, semua karakter yang tersemat padaku selama aku sekolah disini karena itu tantangan dari mama. Dan hanya gladys lah yang tau aku seperti apa.
Aku memilih duduk di tempatku kemudian mengeluarkan buku ensiklopedia yang kembali aku baca. Beberapa saat kemudian gabriel dan teman temannya masuk, bersamaan pula dengan bel sekolah yang berbunyi nyaring. Ku lirik laki laki yang terus memperhatikanku dengan sorot dingin itu. Kening ku berkerut, apa aku tadi keterlaluan?? Apa aku harus minta maaf??. yeah, sepertinya memang harus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden character
Fantasygabriella, karakter yang tak pernah di sebutkan dalam novel. yang hanya ingin hidup tenang tanpa terlibat apapun dengan urusan para tokoh. tapi bagaimana jika masalalu orang tuanya memaksa gadis itu ikut campur. apakah dia akan tetap pada pendiriann...