Bel istirahat telah lewat beberapa menit yang lalu. Ku pikir aku memang harus berbicara dengan gabriel, jadi ku putuskan untuk melangkah mendekati dia.
“ gabriel..”
Panggilku pelan. Dia mendongak menatapku yang berdiri di dekat bangkunya. Sebelah alisnya terangkat, menatapku dengan sorot bertanya.
“ gue pengen ngomong sama lo”
gabriel hanya mengangguk, kemudian bangkit dari duduknya dan melangkah pergi begitu saja. Aku menggaruk tengkukku yang tidak gatal, ini maksudnya apa ya??, dia minta gue untuk mengikutinya gitu??
Dan benar, gabriel membawaku ke taman belakang sekolah. Kemudian mendudukan dirinya di salah satu bangku taman yang terdapat disana. Aku melangkah mendekat, kemudian ikut mendudukan diriku disamping gabriel. Untuk beberapa saat baik aku maupun gabriel terdiam satu sama lain. Tidak ada satu pun dari kami yang berniat memulai percakapan.
“sorry”
Ujarku pelan memulai percakapan, gabriel hanya melirikku sekilas kemudian memusatkan pandangannya kembali ke depan tak lupa dengan raut tanpa ekspresi yang menjadi andalannya.
“ for??”
“ buat yang tadi, gue rasa... kata kata gue tadi pagi udah keterlaluan terhadap lo...”
“ oh”
Balasnya acuh. Aku menatapnya heran, hanya ‘oh?’, apa ngak ada kalimat lain gitu??
“lo marah sama gue?”
“enggak”
Aku menghela nafas berusaha sabar, ini orang dari tadi ngak ada kata lain gitu??, perasaan dia ngak bisu, tapi ngomong Cuma satu kalimat doang. Ku tatap gabriel yang sedari tadi sama sekali tak melirikku. Ku rasa tak ada gunanya aku marah marah menghadapi gabriel yang kembali berubah menjadi es.
“ oke, gue anggap gitu”
Putusku pada akhirnya. Aku menatap gabriel mulai serius,
“ gue pengen tau, sejak kapan lo sadar kalo gue kembaran lo??”
Gabriel menatapku sedikit terkejut, namun dengan cepat ia segera merubah raut wajahnya menjadi datar kembali. Tapi, di penglihatanku, aku masih bisa menangkap perubahan raut itu meskipun hanya sekilas.
“ apa untungnya buat lo??”
Aku terkekeh, ku sandarkan punggungku dengan malas.
“ngak ada sih, tapi...”
Ku dekatkan wajah ku kearah gabriel.
“ apa lo ngak penasaran kenapa kita harus berpisah? Padahal kita saudara kembar”
Ku jauhkan kembali wajahku dengan tetap menatap gabriel tenang. Sejenak gabriel terdiam, pikirannya mulai berkecamuk.
"gue ngak perduli. itu urusan para orang tua, dan kita sebagai anak hanya cukup diam tanpa perlu ikut campur”
Aku berdecih sinis, sorot mata ku berubah tak bersahabat, tangan ku mengepal berusaha menahan diri untuk tidak menonjok orang yang duduk di sampingku ini.
“ bener, lo ngak perlu perduli. Karena apa?? Karena lo ngak akan pernah ngerti!. Lo ngak akan ngerti saat di manapun lo berada, lo di sebut anak haram!!. Lo ngak akan ngerti saat nyokap lo, satu satunya keluarga yang lo punya, harus nanggung sebutan sebagai jalang!! Sebagai pelakor!! Dan karena sebutan sialan itu, nyokap lo harus mengalami pelecehan seksual. lo ngak akan ngerti saat lo di benci semua orang tanpa alasan. lo ngak akan ngerti!!”
Raut wajah gabriel berubah kaku, dia menatap gabriella terkejut.
“ dan apa lo pernah ngerti rasanya jadi gue yang tiap malam harus ngeliat nyokap lo nangis gara gara bokap brengsek lo itu!!, apa lo ngerti ha?!!. Ngak cukup di situ, bahkan tiap malam nyokap gue selalu nangis sambil megang foto lo anjing!!!. Nyokap gue kangen sama lo bangsat!!. Dan seenak nya lo ngomong kaya gitu??”
Gabriel menarik gabriella kepelukannya, berharap dengan ini gadis itu bisa sedikit tenang.
“ ella.. tenang”
“ lepas bangsat!! Ngak usah sentuh sentuh gue!!”
Gabriella memberontak dari pelukan gabriel, begitu terlepas, dia segera mendorong jauh pria itu.
“ lo...gabriel..” tenggorokan gabriella tercekat. dia menatap gabriel dengan nanar dan kecewa.
“ elo itu sama bajingannya sama bokap lo itu!!. Dan lo tau, hal yang paling bikin gue nyesel adalah... ketemu elo dan bokap lo”
Deg
Jantung gabriel terasa berhenti berdetak. Tidak... gabriel baru saja bertemu kembarannya, dia tidak siap untuk di benci oleh kembaranya ini.
“ ella..”
Panggil gabriel sendu. tapi sayang, gabriella terlanjur melangkah pergi tanpa mau mendengarkan penjelasan gabriel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden character
Fantasygabriella, karakter yang tak pernah di sebutkan dalam novel. yang hanya ingin hidup tenang tanpa terlibat apapun dengan urusan para tokoh. tapi bagaimana jika masalalu orang tuanya memaksa gadis itu ikut campur. apakah dia akan tetap pada pendiriann...