Tentang Jingga

1 0 0
                                    

              Ini adalah SMA Nusa Jingga, namun jika kalian masuk dan menjelajahi sekolah kami kalian tidak akan menemukan satu pun barang warna jingga kecuali seorang siswi. Hanya dengan membayangkannya ia bisa membuatku terbang ke langit ketujuh.

               Senyumannya mengalahkan rasa manis alami gula cap bundar. Tatapan matanya yang berani dihiasi dengan kilau percaya diri. Pipi chubby lengkap dengan rona merah alami bukan blush on yang kalian pakai setiap hari tujuh kali. Bulu matanya melengkung lentik. Rambutnya selalu di ikat ponytail. Sangat mudah mencarinya di tengah 4058 anak, jika terlihat seorang siswi menggunakan pita, tas, gelang dan jam tangan berwarna jingga maka dialah orangnya.

              Lulu Jingga Novearhenada, Bahkan namanya pun Jingga. Yah, bukan maksutku body shamming namun jika bukan karena warnanya yang mencolok, Jingga seperti tenggelam di lautan siswa SMA Nusa Jingga.

              Tapi jangan salah, meski di karuniai ketinggian yang tidak tinggi namun siapa yang menyangka bahwa ia, Kapten Bola Voli Putri Nusa Jingga, walaupun ketinggiannya jauh kalah daripada pemain lain namun lompatannya benar-benar tinggi. Kadang aku berfikir apakah Kakek Jingga adalah Hinata Shouyo dari Anime Haikkyuu. Jingga juga seorang Point Guard andalan Tim Bola Basket Putri Nusa Jingga.

                 Girlfriend-able. Satu kata yang mewakili seluruh perasaan para bujang SMA Nusa Jingga. Siulan Jingga yang sedang duet dengan para barisan bambu belakang sekolah dapat membangunkan semangat para murid yang sedang mencoba berjuang membuka mata pada jam pelajaran kelima. Selain esktrakulikuler olahraga, Jingga juga berpartisipasi dalam Paduan Suara dan Amber Band, Band unggulan SMA Nusa Jingga.

                 Semakin aku mengingatnya, semakin terbayang wajahnya, semakin besar ruang hatiku untuknya seorang. Dari tadi aku hanya membicarakan tentang Jingga, Jingga dan Jingga. Bahkan aku tebak pasti sebagian besar buku harianku terisi oleh Jingga. Bisakah lu pergi dari khayalanku dan muncullah di hadapanku agar aku bisa mendekapmu. Namun aku terlalu takut untuk merusak pesahabatan kita yang telah kita bangun selama 13 tahun, aku takut kau akan pergi dan aku takut aku akan pergi.

              Biarlah seperti ini, hanya dengan melihatmu menyunggingkan senyuman ceriamu, itu pun sudah sepadan. Aku menghentikan lamunan dan gerakan penaku. Aku hafal suara langkah kaki ini, Aku harus buru-buru memasukkan buku catatanku menutup ranselku rapat-rapat.

“ Ar? Arthur! “, panggil Jingga

“ Ngapain lu?”, tanyanya menatap ranselku curiga

               Bisa dibilang Jingga adalah seseorang yang peka dengan keadaan namun tidak peka dengan perasaan.

“ GAK ADA”, Jawabku fast respon.

“Hmmm”, sekarang Jingga menatapku.

               Aku balas tatapannya karena jika aku membuang muka aku akan ketahuan menyembunyikan sesuatu. Kami bertatap tatapan cukup lama, wajahku panas dan aku rasa wajahku mulai memerah. Aku tidak boleh membiarkan ini berlangsung lama, memalukan.

Aku meniup matanya membuatnya berkedip.

“ Jingga Kedip! Jingga Kalah!”, tanpa buang waktu aku berlari menuju lapangan sekolah menyusul teman-teman dan meningalkan Jingga.

“ Woi curang ya lu!”, teriak Jingga mengejarku

Iya ini adalah kisahku dan Jingga dan yang lainnya.

Selamat menikmati

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FRIEND UNTIL THE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang