Eps. 1

653 29 3
                                    

Peringatan: Cerita ini mengandung banyak adegan kekerasan, kriminalitas, dan sesuatu yg mungkin membuat sebagian orang akan mual ketika membayangkannya. Selain itu, cerita ini juga memiliki banyak sekali teka-teki serta misteri yg akan membuat kalian merasa bingung dan aneh ketika membacanya. Untuk itu, jika kalian bukan tipikal org yg pemikir dan tidak gemar dgn sesuatu yg penuh misteri. Aku sarankan untuk skip saja. Sebab, cerita ini hanya akan membuat kalian pusing. Serius.

Namun, bagi kalian yg merasa penasaran dgn bagaimana jalan ceritanya. Silakan klik bintang terlebih dulu baru scroll lagi kebawah untuk membacanya.
Terimakasih.








👻👻👻















Hujan lagi.

Akhir-akhir ini hujan selalu turun di jam hampir tengah malam. Disaat aku baru saja meraih ranselku untuk beranjak pulang. Ada banyak orang yang berteduh di pelataran. Yah, setidaknya aku tidak sendirian saat menunggu hujan.

Sekarang sudah pukul setengah sebelas malam. Sebenarnya tidak apa-apa jika aku pulang lebih larut. Sebab tak ada siapapun yang menungguku pulang di rumah. Hanya saja, besoknya aku harus bangun pagi-pagi sekali demi menyempatkan diri untuk bisa naik bus sekolah yang biasa lewat jam 6 pagi.

Aku menengadah melihat langit malam yang tak berbintang. Gumpalan awan kelabu masih berarakan. Sepertinya hujan masih akan lama turun. Sementara aku mesti terjebak di sini tanpa bisa kemana-mana. Hanya bisa menunggu kapan hujan akan reda.

Seperti biasa, aku melihat seseorang berjubah hitam dengan payung merah berdiri di seberang jalan persis di depanku sekarang, tepatnya di jalan sempit diantara dua ruko. Ia hanya akan berdiri di sana tanpa beranjak ke mana-mana sampai hujan berubah menjadi gerimis. Aku tahu itu karena saat hujan di sore hari aku juga melihatnya berdiri di tempat yang sama dengan mengenakan pakaian yang sama pula. Anehnya, saat hujan reda. Aku tidak pernah melihat ia beranjak pulang ke arah mana. Ia selalu menghilang tanpa aku tahu perginya kemana.

Aku tidak penasaran. Hanya sedikit heran saja dengan apa yang dilakukannya.

Hujan sudah mulai menipis. Beberapa pengendara yang berteduh sudah mulai beranjak satu per satu menaiki motornya untuk meninggal pelataran toko. Hanya sekilas mataku terhalang oleh para pengendara yang lewat, sosok berjubah itu lenyap.

Sekarang tinggal aku sendirian di pelataran. Langit sudah sepenuhnya teduh. Karena tak lagi ada siapapun, aku lantas beranjak meninggalkan toko tempatku bekerja paruh waktu untuk pergi menuju tempat tinggalku.

Jarak toko ke rumahku tidak bisa dibilang jauh, tapi juga tidak bisa dibilang dekat. Mungkin hanya berjarak sekitar 500 meter. Butuh waktu setengah jam berjalan kaki hingga akhirnya tiba di rumah.

Begitu masuk, aku langsung melepaskan sepatuku dan menyalakan saklar lampu yang selalu aku matikan ketika sedang berada diluar rumah. Saat hendak meletakkan sepatu ke rak, aku menemukan sobekan kertas kotor yang menempel dilapak sepatuku. Tadinya mau langsung aku buang. Tapi sesaat aku tertegun begitu melihat apa yang tertulis di kertas itu.

Follow me and find me

Hanya sebuah tulisan asal yang dibuat lebih tebal dari coretan tak berbentuk disekitarnya.

Karena aku merasa itu hanya sekedar kertas sampah yang tak sengaja kuinjak, akhirnya kubuang kertas itu ke tempat sampah.

Aku pun beranjak untuk membersihkan diri dan mulai memeriksa pekerjaan rumah untuk besok. Begitu semuanya selesai barulah aku beristirahat.

Besoknya. Saat aku bangun dari tidur dan menurunkan kaki dari ranjang.

Aku tak sengaja menginjak sobekan kertas usang berwarna kuning pudar dengan tulisan yang sama seperti tadi malam aku temukan. Aku mengernyit sesaat menyadari bahwa sobekan kertas itu sama persis dengan yang tadi malam kulihat. Seingatku aku sudah memasukkannya kedalam tempat sampah. Lantas kenapa bisa ada lagi di bawah ranjangku?

Kriiiiingggg!!!

Alarmku berbunyi membuatku tersadar bahwa aku harus bergegas mandi dan bersiap kalau tidak ingin ketinggalan bus sekolah.

Selesai dengan semuanya, aku pun mulai mengambil sepatu sekolahku untuk mengenakannya sembari dengan mulut sambil menggigit setangkup roti sebagai pengganjal perut pengganti sarapan.

Srakkk!!

Follow me and find me

Ah, lagi-lagi kertas aneh jtu yang kembali kuinjak.

•••

Si tokoh utama dalam cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Si tokoh utama dalam cerita ini









Ditulis, 3 Maret 2023

🗣️: kok, pendek bgt, Thor?  Up lagi dong!

A: *Sigh*  Aku bukan penulis hebat. Jadi, maaf ya kalau tdk bisa memenuhi ekspektasi kamu. Kalau kamu nggak suka. Kamu bisa tinggalkan. Gapapa.

Past Recording [48] | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang