PROLOG

2 0 0
                                    

"ayo Bu terus Bu.. sedikit lagi Bu.."

Adriana mengerang dengan keras, peluh memenuhi wajahnya yang sangat cantik. Disampingnya, Rangga terus saja mengucapkan kata kata penguat untuk istrinya yang sedang melahirkan.

"Oaaa.. oaaa.."

Terdengar suara tangisan bayi pertama, membuat Rangga menghela nafas sejenak sebelum kembali tegang karena istrinya yang mulai mengejan kembali.

Iya anak mereka kembar.

"Aaaa... Sakit..."

Adriana terus mengejan sambil menjambak rambut suaminya. Rangga yang dijambak hanya bisa pasrah, melihat Adriana yang kesakitan ia rasa istrinya lebih sakit daripada dirinya.

"Oaaa.. oaaa.."

Helaan nafas lega keluar lagi dari mulut Rangga hingga ia terduduk di lantai dengan dada yang naik turun.

"Rangga.." suara Adriana langsung menginterupsi Rangga hingga ia langsung bangun dan menatap wajah istrinya.

"Kamu hebat, aku bangga sama kamu" berkali kali juga Rangga mencium kening sang istri.

***

Diruang rawat lain seorang wanita sedang melahirkan juga, wajahnya yang memerah dengan peluh yang menutupi wajah cantiknya. Tangannya terus menggenggam tangan suaminya.

"Meta.. sayang.. yang kuat.. demi anak kita" kata kata penguat terus terdengar dari sampingnya.

Meta terus saja mengejan hingga suara tangisan bayi terdengar memenuhi ruangan.

Ferdian tersenyum lembut, sekaligus merasa bangga pada istrinya karena sudah melahirkan anak keduanya.

"Kamu berhasil sayang.." Ferdian terus saja menciumi wajah sang istri yang sedang menangis.

***

"Gimana kalo gema gemi? Lucu tau namanya" Adriana menatap kedua bayi kembarnya yang berada di kasur khusus bayi.

"Apaan gemi? Gak setuju gue, ponakan gue tuh, enak aja namanya gemi" di pojok ruangan berdiri laki laki dengan wajah hampir mirip dengan Adriana sedang berkacak pinggang.

"Apaan sih, ini kan anak gue, ya terserah gue lah" Adriana mendengus mendengar penolakan kembarannya, andrio.

"Udah udah, gue bapaknya, jadi.. gue mau kasih nama anak gue, Saturnus dan Uranus" Rangga menatap bangga kepada dua jagoannya yang sedang menatapnya juga dengan tatapan imut.

"Emang anak Lo planet apa dinamain Saturnus Uranus?!" Terdengar lagi penolakan dari andrio.

"Ihh lucu, Saturnus Uranus, setuju setuju, Saturnus dwika Prasetyo, dan Uranus Dwika Prasetyo"

"Udah gila emang"

***

"Adik nya mau dinamain siapa?" Ferdian mengelus kepala anak sulungnya yang berusia 2 tahun.

Anak sulungnya yang bernama shaga hanya diam menatap bayi perempuan yang sedang tertidur pulas.

"Ini dedenya aga yah?" Shaga menatap wajah Ferdian dengan suara imutnya bertanya dengan polos.

"Iya, ini dedenya shaga, lucu gak?" Bukannya Ferdian yang menjawab tapi meta yang menjawab.

"Iya lucu, kaya aga" shaga tersenyum memperlihatkan giginya yang belum tumbuh semua.

Sampai suara pintu terbuka terdengar dan masuklah laki laki dengan wajah kusutnya.

"Pasutri di sebelah udah gila, masa anak dinamain nama planet"

"Andrio, Lo kenapa sih? Masuk bukannya salam malah marah marah" Ferdian langsung saja menegur kembaran sahabatnya itu.

Ferdian, Adriana, dan Rangga memang berteman, bahkan bisa di bilang bersahabat.

"Anak nya si Adriana sama bang Rangga, masa di namain Saturnus sama Uranus udah gila emang"

"Saturnus Uranus? Gimana kalo kita namain anak kita matahari?"

Perkataan meta membuat andrio lagi lagi membulatkan mulutnya, tercengang. Bagaimana bisa Kedua pasutri ini menamai anak mereka dengan nama nama benda luar angkasa.

TBC...

Jangan lupa vote sama coment nya, biar tambah semangat author nya, muhehehe..

SATURNUS, URANUS.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang