3 hari lebih Xiao Zhan berada di rumah sakit, ia mengalami demam tinggi selama beberapa hari. Di tambah tidak ada makanan yang bisa masuk kedalam tubuhnya. Padahal ia butuh gizi untuk bayi yang ia kandung. Hal ini membuat Xiao Zhan terpaksa di rumah sakit lebih lama. Setelah Xiao Zhan membaik, ia mengalami serangan Jantung sesaat. Hal yang tidak ingin dirasakan Xiao Zhan. Hal ini pula yang membuat ia harus sabar di rumah sakit hingga usia kandungannya 25 minggu. Akhirnya keadaan Xiao Zhan mulai stabil dan bisa pulang.
"Bagaimana keadaanmu? Kau siap pulang?" tanya Zhoucheng yang baru saja datang dengan Liu Haikuan
"Emn. Aku sudah rindu rumah. Kalian juga? Ouch... Kalian masih menari didalam sana?" tanya Xiao Zhan ke perutnya dan masih terus membelai perutnya
"Kalian jadi mau pulang kerumah sendiri atau kemana?" tanya Liu Haikuan
"Apartemen" kata Wang Yibo singkat sambil membereskan barang Xiao Zhan
"Ada bodyguard disana, ada Sun Anke atau Yang Yimin yang membantuku. Lagi pula apartemenku lumayan luas" kata Xiao Zhan
"Kau tidak ingin ke apartemen?" tanya Liu Haikuan ke Wang Yibo, karena melihat raut wajahnya yang kurang menyenangkan
"Keamanan disana kurang bagus. Walau ada cctv aku masih ragu" jawab Wang Yibo
"Bo... Kau sudah janjikan menuruti keinginanku" ujar Xiao Zhan
"Emn. Aku akan menurutimu sayang. Mari kita pulang" kata Wang Yibo lalu mengggendong Xiao Zhan ala bridal style dan mendudukannya di kursi roda dan mendorongnya
"Hai zi. Kita pulang" kata Xiao Zhan
"Ah Zhan, kau sudah usg lagi?"
"Sudah ge. Tadi pagi"
"Sudah terlihat kelamin bayimu?"
"Sudah ge. Laki-laki. Mereka laki-laki. Mereka akan setampan Yibo, dan sehebat Yibo jika menari" kata Xiao Zhan dengan mata berbinar menunjukan kebahagiaan
"Dari mana kau tau mereka akan sehebat Yibo jika menari?"
"Ge... Mereka hanya Mendengar suara Yibo saja tidak mau diam. Apa lagi jika Yibo membelai perutku. Seperti bermain bola sambil menari. Lincah sekali mereka ge" kata Xiao Zhan lalu menempelkan pakaiannya hingga terlihat sekali perut buncitnya "Bobo.. Kemari kan tanganmu" kata Xiao Zhan
"Bicaralah" pinta Zhoucheng
"Aku sedang mendorong kursi rodamu sayang" kata Wang YiboDugg
"Oucchh.. Ge ge lihat ini tangannya" kata Xiao Zhan yang memperlihatkan perutnya yang menonjol karena janinnya
"Zhan, suatu kebahagiaan bagi seorang ibu bisa merasakan hamil dan hal semua ini" kata Zhoucheng
"Aku bahagia ge. Sangat bahagia memiliki mereka" kata Xiao ZhanXiao Zhan dan Wang Yibo sampai di apartemen. Mereka disambut oleh 2 Bodyguard dari Jimmy Wang, juga ada Sun Anke dan Yang Yimin. Wang Yibo sedih melihat Xiao Zhan. Perutnya semakin bertambah besar, namun jika Xiao Zhan terlalu banyak makan, makanan itu pasti akan keluar. Melihat hal ini Wang Yibo membatasi makanan yang masuk kedalam tubuh Xiao Zhan. Sedikit-sedikit asal sering.
"Sayang besok ikut aku bekerja ya. Aku akan mengawasimu" kata Wang Yibo setelah beberapa hari mereka di apartemen
"Aku malu bo" kata Xiao Zhan sambil makan cemilan yang ada di depannya
"Malu?"
"Kau lihat aku akan menyusahkanmu" kata Xiao Zhan
"Tidak"
"Aku di rumah saja. Jika kau khawatir kita bisa kembali ke rumah Xiao atau kerumah kita. Aku tidak menuntut di apartemen lagi" kata Xiao Zhan
"Hem? Benarkah? Kau ingin kembali kerumah kita?"
"Kita sudah 4 hari disini. Dan raut wajahmu selalu buruk jika membicarakan tentang aku sendiri disini"
"Aku hanya khawatir"
"Tentang?"
"Tidak. Kekhawatiraanku tidak perlu membuatmu khawatir juga"
"Katakan!"
"Aku takut kau di culik seperti dulu. Walau ada bodyguard. Tapi penjagaan dirumah lebih aman. Ada bodyguard ku disana. Lagi disana dekat dengan kediaman polisi"
"Hem, aku paham. Ayo kita kembali besok"
Wang Yibo mengecup kening Xiao Zhan "terima kasih sayang" Wang Yibo berlalu dan menyiapkan segala perlengkapan miliknya dan milik Xiao Zhan. 'Apa yang terjadi dengannya? Mengapa mudah sekali berubah' batin Wang YiboKeesokannya mereka kembali kerumah utama milik Wang Yibo. Tanpa berkata apapun Xiao Zhan segera ke kamarnya dan memilih untuk tidur. Entah mengapa badannya sakit semua. Rasanya sangat lelah. Hingga rasanya ingin tidur. Rasa laparnya juga kalah dengan rasa lelahnya. Ia memilih untuk tidur dari pada makan.
Xiao Zhan terbangun saat langit mulai gelap. Wang Yibo tidak ada di sampingnya. Hanya ada Sun Anke yang berada di luar kamar dengan pintu kamarnya yang terbuka lebar.
"Anke" panggil Xiao Zhan
"Tuan. Anda sudah bangun. Anda tidur lama sekali"
"Benarkah? Ini jam berapa? Dimana bobo?"
"Ini jam 5 sore tuan. Tuan Yibo tadi jam 11 siang ke perusahaan. Sampai sekarang belum pulang. Tapi dia menelpon jam 3 tadi, bertanya apakah anda sudah bangun atau belum"
"Ah, benarkah? Dia tidak berkata apapun lagi? Tidak bilang pulang jam berapa?" tanya Xiao Zhan lalu mengambil ponselnya yang ternyata sudah banyak chat dan panggilan telpon yang masuk
"Tidak tuan"
"Anke. Aku sangat lapar. Berikan aku makanan. Emn, sebaiknya agak banyak. Mereka membuatku terbangun karena tendangannya" kata Xiao Zhan
"Baik tuan" kata Sun Anke lalu pergi "eh tuan Zhoucheng anda datang. Kebetulan tuan Zhan baru saja bangun" sapa Sun Anke yang berada di luar kamar Xiao Zhan
"Bangun? Dia baru bangun sejak pagi?"
"Benar tuan"
"Baiklah"
"Ge" panggil Xiao Zhan dari dalam
"Emn"
"Kau datang"
"Kau baru bangun? Pantas saja telpon dan chat dari ku tidak kau jawab"
"Aku lelah sekali ge. Inginnya tidur saja"
"Aku punya kabar" kata Xiao Zhoucheng lalu segera membuka ponselnya dan menunjukkan sebuah berita kebakaran
"Kebakaran? Lalu?"
"Tidakkah kau baca ini dimana? Di apartemen mu! Yang membuat kebakaran awalnya dari lantai atas! Dan alat pemadam kebakaran sensor api rusak! Lengkap, sudah kebakaran terjadi"
"Astaga... Apa penyebabnya?"
"Anaknya mainan api di balkon. Sialnya kena pakaiannya yang di jemur, lalu kena angin kencang dan menyebar. Anaknya mati"
"Dimana orang tuanya?"
"Ibunya mandi. Mereka tidak punya pengasuh. Papanya bekerja"
"Aku tidak tau harus berkata apa. Aku bersyukur karena aku pergi dari sana. Tapi apartemen itu pemberian mama. Tapi jika melihat penyebab hal ini, tidak bisa menyalahkan orang tuanya. Aku tau sebagai ibu kita juga ingin punya waktu untuk merawat diri walau hanya sebentar walau hanya mandi saja"
"Kau! Rawatlah dirimu baik-baik. Banyak orang yang menjagamu. Jangan khawatirkan hal lain nya lagi" kata Zhoucheng
"Ge. Lalu bagaimana dengan apartemenku?"
"Mama yang mengurusnya. Kau tenang saja"Tak lama Sun Anke datang membawa makanan. Xiao Zhan makan dengan lahap hingga habis beberapa mangkuk.
"Sayang" sapa Wang Yibo
"Kau pulang? Apa terjadi sesuatu di perusahaan?"
"Tidak. Semua lancar. Hanya pekerjaan biasa. Bagaimana kabarmu? Bagaimana anak kita?" tanya Wang Yibo sambil membelai perut Xiao Zhan
"Mereka lincah saat kau datang" kata Xiao Zhan
"Hem, aku pulang. Aku hanya menjadi pengganggu" kata Zhoucheng
"Ge.. Tidak ge. Aku ingin kau disini" kata Xiao Zhan
"Mengapa kau ingin aku disini? Apa kau mengidam, heh?"
"Turuti saja ge permintaan Zhan. Lagipula Kuan ge disini. Dia sedang di toilet bawah" kata Wang Yibo
"Bo. Ge... Aku ingin" kata Xiao Zhan berhenti
"Ingin? Apa yang kau ingin kan?"
"Liburan"
"Liburan?" tanya Wang Yibo dan Zhoucheng bersamaan
"Emn. Aku ingin tempat saat pagi, saat bangun bisa menghirup udara sejuk, pemandangan hijau, dan satu hal jangan terlalu ramai" kata Xiao Zhan
"Emn aku akan memikirkannya" kata Wang Yibo
"Aku tidak tau tempat seperti itu" kata Zhoucheng
"Aku juga" kata Liu Haikuan yang ternyata sudah muncul di kamar tersebut tanpa suara
"Kalian tidak tau?"
"Tidak" kata Wang Yibo, Zhoucheng dan Liu Haikuan bersamaan
"Carilah. Aku akan sabar" kata Xiao ZhanKring
Kring
Kring"Siapa?" tanya Zhoucheng sambil melihat kayar ponselnya
"Ada apa?" tanya Liu Haikuan
"Nomor tidak ku kenal"
"Angkat saja. Mungkin penting"
"Emn... Halo... Ya benar... Apa?? ... Kau jangan bercanda!! ... Baik!... Kami akan segera ke sana.... Terima kasih"
"Ada apa ge?" tanya Xiao Zhan penuh rasa ingin tau. Tapi Zhoucheng hanya bisa diam sesaat sambil memandang sedih adiknya. Namun tiba-tiba air matanya menetes, dan Liu Haikuan hanya bisa memeluk kekasih hatinya tanpa bertanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Zhan, Kau Keajaiban
RomansaXiao Zhan, seseorang yang sudah tidak sempurna sejak lahir. Sakitnya sejak lahir membuatnya lemah, dan sering sakit. Namun mengapa saat sakitnya sejak lahir sudah sembuh muncul hal lain yang membuatnya tidak bisa bangkit dan semakin menutup diri. In...