"Kau sudah sadar ya, Ayyara?" Tanya bapak kepala sekolah, "Kenapa aku di UKS?" Tanya Ayyara yg masih setengah sadar, "Tadi, Noah dan Jordi bilang, kamu sempat tergeletak lemas, jadi kamu di bawa ke UKS" Jelas bapak kepala sekolah, "Begitu ya, ya sudah" Pasrah Ayyara.
Ayyara memutuskan pulang cepat untuk istirahat sebentar, "Aku beli minum dulu aja ya" Ucap Ayyara yg kehausan. Sebelum Ayyara membeli minuman, dia hampir terkena pukulan pemukul bola kasti, "Siapa di sana?! Beraninya main sembunyi!" Teriak Ayyara ke gang kecil, Selly dan Icha muncul, Ayyara sudah bisa menebak, "Baiklah, benda tumpul, kalian kurang pro untuk membunuhku" Ucap Ayyara. Mereka tidak bisa memukul Ayyara karena Ayyara bisa menghindari dengan gesit dan menangkis nya, 'Terimakasih sudah membantu, khodam ku' batin Ayyara pada khodam nya, 'Untukmu, aku akan selalu membantu mu' jawab khodam Ayyara. "Tidak asyik, kalian lambat, lebih baik kalian pergi, aku ingin beli minum, kita selesaikan besok di lapangan sekolah" Ucap Ayyara malas karena meladeni mereka, "Bagaimana jika kita taruhan?" Tanya Selly, "Apa?" Tanya Ayyara, "Jika kami berhasil mengalahkan mu, jauhi Ao'nung dan Nathan, selama nya" Jawab Selly, "Tanpa taruhan pun aku bisa menjauhi mereka selamanya, aku sudah minta ke bu Grace untuk pindah tempat duduk dengan Sena" Ucap Ayyara santai, "Aku tidak mendekati Ao'nung, tapi dia mendekati ku, aku bisa menjauhi nya jika orang itu mendekati ku, bukan aku yg mendekati nya" Sambung Ayyara.
Ayyara kembali dan tertawa kecil sebelum membuka pintu rumah nya, "Haha... Mereka bodoh, setidaknya aku sudah punya rencana yg mungkin berhasil, ataupun sangat berhasil.. Haha".
"Ke rumah sakitnya, mungkin terjadi sesuatu pada dirimu" Ucap Ibu Ayyara, "Aku tidak mau, aku akan sembuh sendiri kok" Ucap Ayyara menghiraukan tubuhnya yg panas. "Ayah, apa pisaunya masih tersedia?" Tanya Ayyara pada ayahnya, "Kau ingin membunuh siapa? Putriku, jika kau membenci seseorang jangan bunuh dia, lebih baik bicarakan pada kami" Jawab ayah Ayyara, "Dagingnya untuk makan malam besok, jika tidak besok ya malam besoknya lagi" Jawab Ayyara, ayahnya tersenyum dan memberikan pisaunya, "Jangan ingkari janji mu, ayah akan beri tau yg lain, mereka akan sangat senang karena gadis satu satunya sudah dewasa" Ucap ayah Ayyara bangga. "Ayyara! Lebih baik pakai keris milik nenek moyang mu, ini lebih ampuh mematikan" Ucap ayah Ayyara mengambil keris dan pisau di kembali kan.
"Terimakasih ayah" Terimakasih Ayyara, "Sama-sama" Jawab ayah Ayyara.
Pagi yg aneh untuk Nathan, sepertinya bu Grace tidak memberi tau jika Ayyara pindah tempat duduk, "Ayyara, kenapa kamu-" Ucapan Nathan terpotong saat Ayyara sadar Sena sudah berangkat, "Sena! Pagi! Ga apa kan sampai lulus duduk bareng kamu?" Tanya Ayyara, "Boleh kok" Jawab Sena, Ayyara senang sampai melompat lompat kecil.
"Dia kan bilang bisa menjauhi Nathan dan Ao'nung, kenapa dia memanggil kita?" Tanya Icha, "Entahlah" Jawab Selly. "Dia tidak datang, lewat lorong yg sepi aja, ga apa" Ucap Selly. Saat Selly dan Icha mengobrol sebentar, mereka di serang dari arah belakang dengan keris milik Ayyara.
"Setidaknya ini cukup, ramuan untuk membuat bau amis darahnya berkurang" Ucap Ayyara sambil memasukkan daging ke karung. "Ayyara, apa itu?" Tanya Sena, "Ini kiriman daging dari keluarga ayah ku di luar kota" Jawab Ayyara, "Tolong beri tau bu Grace, aku pulang sebentar untuk memberikan daging nya ke ayah ku" Minta Ayyara, "Baiklah Ayyara" Jawab Sena.
Ga akan ku kasih foto darah disini.
Byeee
KAMU SEDANG MEMBACA
Avatar:Modern Au and Human Scholl. The Family Vecter.(kelanjutan)
Novela JuvenilCerita para remaja setelah kematian, mereka lahir di dunia dan planet baru, negara baru, bahasa baru, dan... reinkarnasi.