16 || Lukisan untuk Gibran

220 183 34
                                    

Hapyy reading......

******

Satu satunya waktu saya merasa hidup adalah ketika saya melukis

................

Sekarang adalah liburan akhir tahun dan hubungan Gibran dan Nana sudah mulai membaik dari hari ke hari.

Seperti biasa jika liburan Nana menghabiskan waktunya untuk mengurung diri di dalam kamar, seperti saat ini di balik selimut dia sedang melamun.

Karena sekarang adalah akhir tahun jadi di bulan Desember kali ini sekolah libur 2 minggu, dan Gibran menghabiskan waktu liburnya di Solo tempat nenek nya berada dia dan keluarganya merayakan hari raya Natal di sana.

Ia beranjak bangun dan menduduki kursi belajarnya, tangannya terulur mengambil secarik kertas dan melukis di atasnya. Goresan hitam menari di atas kertas, tak sama sekali tersentuh warna warna lain selain putih, abu abu, dan hitam. Gelap.

Air matanya tanpa sadar mengalir di pipi mulus Nana dan terjatuh di ujung kertas, entah kenapa air matanya jatuh dia sangat merindukan kekasihnya Gibran ada disini karena liburan kali ini Gibran tidak ada disini.

Begitu lukisannya menampakkan jelas wajah Gibran yang tengah tersenyum di detik itu juga senyum tulus pertama Nana terbit hari ini. "Lebay emang, tapi hidup tanpa kamu berat juga ya, aku kira kuat ternyata enggak!"

"Nana kangen Iban yang ganteng!"

"Nana kangen Iban yang nyebelin!"

"Nana kangen Iban yang penyayang!"

Setelah lukisan itu sepenuhnya selesai Nana mengambil selotip lalu beranjak dari kursinya ke dinding tempat meja belajarnya, senyuman kecil terbit menyadari banyak bagian dinding yang telah ia penuhi dengan lukisannya.

Setelah lukisan itu sepenuhnya selesai Nana mengambil selotip lalu beranjak dari kursinya ke dinding tempat meja belajarnya, senyuman kecil terbit menyadari banyak bagian dinding yang telah ia penuhi dengan lukisannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini Gibran pacar Nana gak ada yang boleh ambil!

"Ganteng banget pacar Nana!" Puji Nana memperhatikan lekat lukisan di depannya.

Begitu lukisan itu tertempel sempurna melengkapi lukisan yang lainnya Nana kembali duduk di kursi dan dia ingin menuliskan diary.
Kemudian Nana mengambil buku hariannya dan tangannya mulai menuliskan sesuatu di buku itu.

Kemudian Nana mengambil buku hariannya dan tangannya mulai menuliskan sesuatu di buku itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GIBRAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang