8. Go home

16 6 0
                                    

Hari ini, hari Dewa untuk pulang ke rumah

"Sadewa, kenapa kamu tidak mengonsumsi obatmu lagi?" tanya dokter Fernand

"saya cape dok, sama aja kan?, ngga ngaruh apa apa" Ucap Dewa santai
"setidaknya obat itu mencegah agar tidak tiba tiba kambuh seperti kemarin Dewa, tolong minum obat itu lagi, demi kebaikan dirimu sendiri"

"baik dok, tapi apa bisa di kurangi? itu terlalu banyak" Ucapnya
"bisa, akan saya resepkan"
Dewa keluar dari ruangan tersebut, dan pergi pulang

sesampainya di rumah

"kemana aja kamu Dewa!"
"2 hari gapulang, mau jadi apa kamu?"
"sekalian gausah pulang aja!" umpat Vito

"yah, Dewa-"
"diam! jawab aja terus, dasar anak ga guna, nilai ulangan terakhir kamu 92 kan? nilai apa itu?! ayah udah bilang diem di rumah, belajar, apa itu susah Dewa? AYAH GA SURUH KAMU KERJA!"

Dewa mengepalkan tangannya dan menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan emosinya

"Dewa ke kamar" ucap Dewa singkat

"mati aja sana"

Deg, hati Dewa serasa tertusuk beribu pisau karna ucapan ayahnya itu, Dewa mengunci pintu kamarnya, kakinya lemas, airmata mengalir tanpa henti.

Aura termenung di kamarnya, ia sesekali melirik kearah bintang bintang dari jendela kamarnya, ia tiba tiba terfikirkan bekas luka Dewa yang ia lilihat kemarin

"itu bekas luka lama kan?, Dewa gapernah kena pukul sebelum ini, lagian Radit mukul Dewa di perut, kenapa bekasnya di dada" Gumam aura

"kemarin dokter bilang Dewa sakit karna dia ga minum obatnya lagi, emang Dewa sebelumnya sakit? perasaan Dewa selalu baik baik aja"

ia termenung

"Dewa tau semua tentang gua tapi gua gatau apa apa tentang dia"

Aura mengacak acak rambutnya bingung

.
"pagi ka!" seru Aura mengagetkan Dewa
"pagi ra" balas dewa
"tumben lo ga di gangguin nenek lampir itu, biasanya pagi pagi udah nemplok aja" ucap Aura melirik kanan kiri

"haha, Alice? belum dateng kali"

Alice zeana, teman sekelas Dewa, termasuk fans Dewa garis keras, hobinya cari perhatian

"oh iya ka, bunda bikin risol mayo banyak, ka Dewa mau?"
"mauu, mampir ke kelas ya" Ucap Dewa melempar senyumnya

.
"cie ekhem ceritanya udah jadian ini" celetuk Helga setibanya mereka di kelas

"apas-" ucapan Aura terpotong Dewa "belum" ucap Dewa memandang kedua manik Aura
"icikiwir berarti nanti bakal jadi nih" sahut Veno, Mika yang melihatnya hanya tersenyum

Aura sembari membungkuskan risol untuk Dewa menggerutu

"apasi ka, gausa ngasi harapan gitu deh" Omelnya menyenggol bahu dewa
"lo mau?" bisik Dewa
"ha? mau apa?" Aura bingung

"pacaran sama gua" Ucapan Dewa berhasil membuat hati Aura berantakan.

"hahahahahaha, ga lucu"
Aura tertawa sarkas
"beneran" ucap Dewa kembali membuat Aura menahan salah tingkahnya

"apasih udah diem, ngelantur lo"
Ucap Aura sembari menjauhkan diri dari Dewa
"gamau yaudah" ucap Dewa

Aura menganggapnya tidak serius, padahal itu benar benar keluar dari hati Dewa
.

SADEWA & RAHASIANYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang