Waktu berlalu dengan cepatnya. Bulan pernama sudah terlihat wujudnya malam ini. Membias, sinar itu menerangi Shani dan Krisna yang masih betah berada di ruangan kantor sejak waktu makan siang tadi.
Krisna agaknya sedikit menyesal karena sudah mengajak Shani untuk minum. Pasalnya, Krisna benar-benar lupa bahwa kebiasaan kakak sulungnya yang memang akan lupa waktu sekaligus lupa diri kalau sudah berurusan dengan alkohol.
Dan jangan salahkan Shani juga kalau perempuan yang sudah kehilangan kesadarannya itu makin menggila sekarang. Bercengkrama dengan Krisna dengan kondisi mental yang tidak stabil tentu saja membuat Shani makin tertampar kenyataan.
Shani berhasil dibuat cemas-cemas gemas.
Sementara, alih-alih memberikan hiburan, Krisna tentu jadi kerepotan. Sekarang dia jadi pusing sendiri karena sejak tadi Shani tak kunjung mau untuk diajak berhenti. Padahal ini sudah malam. Jam pulang kantor sudah sangat lewat.
"Shan. Udah dong... Pulang yuk!!"rengek Krisna meringis saat menyadari Shani masih kembali membuka botol ke 3 dan menuangkannya ke gelas.
"No... No... No!" pekik Shani menahan gelasnya yang hendak Krisna rampas.
"Shani! Kebanyakan anjir! Lo mau mati ya?!" sergah Krisna yang tentunya masih jauh memiliki kesadaran normal dari pada Shani. Pun, sedari tadi Krisna memang tidak banyak minum.
"Kris, rahim gue nggak ada isinya, ya!"
Glekk!!
Krrrkhhh!!
Argghh!!!
"-Karena apa? Karena yang bakal hamil adalah.... Graciaaa!!! My wife! You know?! Gue bakal jadi orang tua bentar lagi. Lo bakal punya ponakan anjir! Seneng kan lo?!!"
Shani tiba-tiba terbahak. Sedang Krisna melongo sambil geleng-geleng kepala. Pusing dia bagaimana caranya mengkondisikan seorang Shani yang sudah kesetanan seperti sekarang ini. Panik-panik ajaib, Krisna jadi benar-benar menyesal karena sok ngide mengajak Shani minum. Tapi, beruntung juga tadi Shani menolak acara hangout yang Krisna inisiasikan. Karena kalau iya, pasti beda urusan. Krisna bakal tak kalah lebih uring-uringan.
Cemas, kesal, gemas!
Itulah yang juga Krisna rasakan sekarang. Tambah panas dingin ketika tiba-tiba ponselnya berdering. Krisna langsung menelan ludahnya dengan sukar sebelum mengangkat telfon yang ternyata dari Mamanya itu.
"Halo, Kris?" suara Veranda mulai terdengar dari arah sambungan telfon.
"I-iya ma? Kenapa?"
"Kamu belum pulang? Lagi sama Shani, nggak?"
Mampus.
Krisna gigit jari.
"I-iya ma. Belum. Krisna belum pulang. Ini lagi sama Shani."
"Oh, yaudah kalau gitu. Ini mama masih bareng Gracia. Habis dari Dokter tadi kita masih pergi belanja. Bilangin ke Kakak kamu suruh langsung ke rumah aja, ya? Nggak usah ke penthouse buat nyusulin Gracia." titah Veranda di ujung telfon.
"H-hah? Ngapain emang di rumah?"
"Loh, ini kan malam Sabtu. Besok Weekend. Jatah Kakak kamu sama Gracia buat nginep di rumah."
Krisna langsung tepuk jidat, meringis kala mendengar penjelasan dari Mamanya itu. Masalah satu belum kelar, muncul lagi masalah lain. Bukan apa-apa. Krisna agak ngeri kalau-kalau Shani malah jadi makin kesetanan ketika sampai dirumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay, and Love Me! (Greshan Fanfiction)
FanficHari itu, saat dedaunan mulai menguning dan rintik hujan menghantarkan musim gugur. Dua pasang manusia yang sebelumnya tak saling kenal dan bersua tanpa sengaja takdir memaksa mereka untuk Bersatu dalam bahtera rumah tangga. Di atas bentala kota den...