Abimana telah berada dalam mobil menuju kantornya, tatapannya kosong menatap ke arah jendela mobil yg menampilkan kesibukan jalan yg ia lalui, tetapi pikiranya masih berputar pada ucapan Nasya tentang arash anak mereka, pikirannya trus menyangkal arash adalah anaknya, namun ia melihat kejujuran Dimata Nasya saat mengatakan hal itu.
"Ya Allah, apa benar arash adalah anakku, lalu kenapa Nasya baru mengatakan hal ini pada ku sekarang?" Abimana menarik nafas panjang untuk meredakan perasaanya yang campur aduk.
"Apa yang sebenarnya terjadi pada Nasya ? kenapa ia menitipkan arash padaku ? seolah ia akan meninggalkan anak itu? Dan kenapa dia tidak membicarakan tentang Daren sama sekali" Abimana kembali menarik nafas dan menghembuskannya dengar kasar, seolah melepaskan semua keresahan yang ia rasakan.
"Martin cari tau tentang arash dan apapun yg berkaitan dengannya, cari tau juga apa yg terjadi pada Nasya, laporkan segera kepadaku" titah Abimana kepada Martin orang kepercayaannya.
"Baik pak"
"Aku masih sangat mencintaimu tapi apa yang kamu lakukan dulu membuat ku terluka dan kecewa, maaf ... aku belum bisa memaafkan mu, karena luka ini belum sembuh dan mungkin tidak akan pernah sembuh" monolog Abimana
______________________________Kita sekarang sampai dirumah sederhana, dirumah dimana kesedihan dan kebahagiaan berbaur menjadi satu.
Terlihat seorang pemuda, yg duduk gelisah karena tidak menemukan keberadaan ibunya dirumah.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsallam" kelegaan dan senyum indah terlihat di wajah tampan pemuda berusia enam belas tahun itu, saat melihat orang yang di cari muncul didepannya.
"Alhamdulillah... ibu darimana aja? Arash khawatir banget karena ibu ngak dirumah?" Ucapnya seraya bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah ibunya itu.
"Khawatir banget yaaa? Masa sih?" Ucap Nasya sambil tertawa mengoda anaknya itu.
"Ya lah Bu ... arash khawatir, karena ibu engak ngasi tahu arash kalau ibu mau pergi"
Nasya kembali tersenyum lalu duduk dikursi yang ada disana dan berkata.
"Anak ibu ini gemesin banget ... kalo udah bawel gini, sini ibu cubit dikit pipinya"
"Bu.....?"
"Sini deh duduk samping ibu"
Arash melangkah menuju kursi dimana ibunya itu berada.
Nasya menatap lembut arash lalu membelai pelan pipi arash dan berkata.
"Ibu akan menjawab semua pertanyaan kamu, ibu darimana dan kenapa ibu pergi, tapi ibu minta ... kamu jangan memotong apapun yg ibu katakan sampai ibu selesai, bisa ?"
Arash menatap bingung nasya, ada banyak pertanyaan yang muncul dalam benaknya dan tergambar jelas di sorot mata indahnya.
"Kamu binggung ya ?"tanya Nasya membaca arti dari tatapan arash
Arash hanya mengangguk menjawab pertanyaan yang diberikan Nasya.
" ibu akan jelaskan semuanya ... Tapi ingat jangan memotong sampai ibu selesai" ucap Nasya
"Baik Bu" jawab arash.
"Ibu tadi ketemu sama ayah kamu..." Ucap Nasya lalu diam dan melihat ke arah arash yang terlihat sangat terkejut saat ia menyebut Tentang Abimana.
"Ayah ...???"
See u next day
Next part bakal ya nanti coment sendiri deh
KAMU SEDANG MEMBACA
sandaran hati
De Todomenceritakan tentang kehidupan seorang remaja penuh suka, duka dan perjuangan, serta keadaan yang memaksanya untuk menjadi dewasa intinya baca aja deh, semoga kalian suka