Season 2 dari SATC 1 yang telah mencapai 200 parts. Ini adalah story lanjutan petualangan cinta, seks dan kehidupan Julia, Vero, Nadine, Louise, Rania, Devan, Alexa, Lucas, Andrew, Takizawa, Thomas, Trevor dan karakter lainnya yang sukses menembus 1...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gilbert sedang membaca tabletnya, saat pengacaranya yang bernama Rupert datang dengan tergesa.
"Rupert." Sapa Gilbert dengan senyum tipis.
"Pagi pak, maaf sedikit terlambat, tadi saya berkoordinasi dengan rekan-rekan Pedro dahulu." Ucap Rupert sambil duduk.
"Untuk apa?" Tanya Gilbert sambil menyimpan tabletnya di tas.
Rupert melepas kacamata hitamnya dan menengok ke kiri kanan, memastikan tidak ada yang mendengar mereka.
"Saya tidak yakin orang lapangan Pedro memahami maksud bapak, tentang 'memastikan Julia tidak hadir', di persidangan besok."
Gilbert terdiam.
"Kamu kira aku akan mengatakan hal seperti itu secara jelas?"
"Ini seperti ambiguitas yang disengaja. Bapak tidak ingin Miss Julia terbunuh kan?"
Gilbert menghela nafas, lalu meminum kopinya.
"Saya di persimpangan sekarang, awalnya saya mengharapkan bisa bersama wanita muda yang cantik itu, saya punya rencana untuknya, dengan cara bercerai dengan istri saya itu, tapi saya mendapat informasi dari intel bahwa wanita itu... Julia Steinford mempunyai sesuatu yang ia sembunyikan dan ada hubungan dengan Andrew."
"Andrew... Andrew Rikuzena?"
"Ya, pendahulu Pedro, penguasa dunia malam Interstate hingga 5 tahun yang lalu. Sebelum Pedro mengambil alihnya karena ia tiba-tiba menghilang. Di posisi saya, berpasangan dengan seseorang yang terlibat di dunia hitam, tidak akan menguntungkan, terlebih... Pedro tidak akan senang."
"Anda yakin dengan keterlibatan itu? sudah dikonfirmasi?"
"Intelku tidak pernah salah... beberapa waktu yang lalu melalui Diego, kaki tangan Pedro, mereka mencatat arus komunikasi telpon antara Andrew, Julia dan rekan-rekannya. Jadi ya jelas, Julia ini terlibat dengan Andrew."
Rupert terdiam sejenak dan memikirkan perkembangan situasi ini.
"Jadi... anda ingin ia dibunuh... agar tidak dapat hadir di persidangan...? lalu sekarang apa tujuan anda menceraikan istri anda? Kalau sosok yang anda harapkan ternyata anda ingin lenyapkan?"
"Rupert... kamu terlalu banyak bertanya... saya berikan satu nasihat, tugasmu hanya sebatas kelancaran pendampingan hukum proses perceraian saya dan memastikan harta, aset gono gini 90% tetap di saya dan bukan di istri saya yang ia tuntut 50%."
"Maaf pak, saya memang konsultan keuangan sekaligus lawyer dalam masalah perceraian anda ini, namun dalam persidangan ini saya tidak mau track record saya berlumuran darah, saya ini pengacara bersih. Apapun yang melibatkan pembunuhan, atau kekerasan fisik, saya tidak akan terlibat, dan bila itu terjadi, maka saya mengajukan pengunduran diri saya sebagai pengacara anda."
