"Gila, ya! Aku mau check in satu setengah jam lagi loh! Kamu masih dendam masalah kemarin!?" Tanya Jessica yang baru masuk ruangan Billy tanpa permisi lalu marah-marah. Pasalnya 25 menit yang lalu Billy menelpon dan memintanya untuk segera datang ke kantor.
"Bukan masalah dendam. Ya salah kamu sendiri lupa tanda tangan, ini berkas buat meeting nanti siang. Gak mungkin dong aku bisa tanda tangan kalau semua belum lengkap," ujar Billy sambil menyodorkan berkas yang ia maksud pada Jessica.
"Ya kamu tanda tangan aja sendiri kan bisa? Tau tanda tangan aku kan? Gitu aja repot," ujar Jessica lalu mengambil map yang disodorkan Billy.
"Aku bukan tukang ngibul kayak kamu," ujar Billy namun tidak dijawab Jessica yang fokus pada berkas yang ada di tangannya.
" Nih, udah."
"Eh mau kemana?" Tanya Billy saat Jessica buru-buru meletakan berkas yang ia tanda tangani tadi di atas meja lalu berbalik hendak keluar ruangan.
"Ke kebun binatang! Ya balik lah jemput Ara, abis tu ke bandara."
"Bareng lah. Aku juga mau anterin Ara," ujar Billy yang buru-buru membereskan berkasnya yang berserakan di atas meja. Jessica mencibir kelakuan bossnya yang bucin berat pada adik sepupunya itu.
Ponsel Jessica berbunyi ketika ia akan kembali protes pada Billy. Ia melihat nama Aurora tertera di sana.
"Hallo, Kak."
"Hallo, Ra." Billy langsung menoleh dan bergerak cepat mendekat saat Jessica memanggil nama Aurora.
"Kakak udah di kantor? Ini barangnya udah aku beresin semua, tinggal berangkat kita."
"Udah selesai kok, Ra. Nih kakak lagi bareng om jelek kamu. Kerjaannya banyak tapi maksa ikut mau anter ke bandara," ujar Jessica lalu menjulurkan lidahnya pada Billy yang tampak kesal.
"Tolong kasihin telponnya bentar, Kak."
Jessica lalu memberi ponselnya pada Billy dengan senyum yang sangat menyebalkan bagi pria itu.
"Hallo, Kak."
"Hallo, Ra." Billy menjauh dari Jessica. Ia menatap banyak manusia dan kendaraan yang berlalu-lalang dari dinding kaca gedung W Corp itu.
"Kalau lagi banyak kerjaan jangan dipaksa," ujar Aurora yang membuat Billy melirik kesal pada Jessica seketika.
"Gak banyak, Ra. Bisa dilanjut nanti kok," ujar Billy sambil berharap Aurora memperbolehkannya untuk ikut mengantar ke Bandara.
"Aku yang nolak kalau gitu. Aku gak mau kakak anter ke bandara," ujar Aurora membuat Billy protes tidak terima.
"Loh kok gitu?"
"Kakak banyak kerjaan. Ntar bolak balik abis waktu di jalan bisa sampai tiga jam. Abis itu buru-buru lanjut ketinggalan kerjaan yang tadi. Kakak jadinya cape, buru-buru, malah jatuhnya gak fokus nanti. Jangan, ya? Sebelum take off vc aja gimana?" Jelas Aurora sambil memberi pengertian pada Billy karena bukan ia yang tidak mau di antar, namun Aurora memikirkan Billy yang akan repot dan lelah nantinya.
"Ya udah deh. Hati-hati, ya?" Billy menghembuskan nafas panjang. Ia pasrah dengan keputusan Aurora dan tidak ingin berdebat lagi.
"Iya, aku tutup telponnya ya, Kak? Semangat kerjanya," ujar Aurora dengan riang membuat Billy sudah merasa rindu saja padahal belum juga berangkat.
"Makasih. Kamu juga safe flight, ya."
"Alay banget. Padahal cuma dua minggu," cibir Jessica saat Billy mengembalikan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Jadian Yuk!
Teen FictionNamanya Aurora, Aurora Esther. Gadis 18 th yang suka sama Om sahabatnya yang keren abis.. Billy Wesphal. Siapa yang bisa menolak pesona pria tampan itu? Tidak satupun, termasuk Aurora. Aurora melupakan satu hal bahwa, ia juga tampak sempurna di mata...