I { Rival }

397 33 0
                                    

Hari biasa seperti hari normal lainnya.

Tak ada yang baru kecuali hari yang baru, suasana yang baru, dan pastinya akan cocok untuk si pemalas sepertiku.

Mata pelajaran sejarah, seperti biasa menjadi pelajaran favoritku yang duduk di sudut kelas.

Tubuhku memang disini, namun rohku mulai melayang ke alam mimpi, menjelajah bebas ke dunia fantasi yang diimpikan tiap orang itu.

Ya..., mungkin satu menit sebelum sebuah penghapus mendarat ke kepalaku.

Aku mencari si pelaku dengan marah, namun pandanganku berubah pias mengetahui guru menatapku dengan tajam.

"KARINA SANDERS."

Wow. Mengerikan, namaku sudah diserukan dengan lantang dan lengkap...,

"Detensi. Kerjakan soal halaman 19-72."

Inilah hal yang paling tidak kusuka, disuruh mengerjakan soal dengan jumlah yang tidak penuh rasa manusiawi.

"Di ruang pemulihan."

Tepat di detik itu, tubuhku menegang.

Aku mengambil kertas dan beberapa alat tulis. Setiap langkahku diberi tatapan prihatin dari masing-masing orang di kelas.

"Hati-hati ya, awas gila," bisik seorang dari mereka.

Membuat situasi semakin tidak kondusif saja.

Cepat-cepat ku lewati guru yang seolah hampir melepaskan matanya ke arahku menuju keluar setelah menunduk kecil, menunjukkan rasa hormatku yang tersisa sedikit untuk guru itu.

Sesampainya diluar, semua umpatan yang ku tahan sejak tadi agar tidak tumpah ruah, keluar begitu saja.

Hentakan kecil kuberikan pada lantai yang tak bersalah sebagai bentuk ekspresi bahwa aku sedang sangat sangat marah saat ini.

Seseorang menghalangi jalanku. Rambutnya coklat abu-abu dari belakang, memiliki kulit putih mulus, dan sepertinya seragam baru.

"Minggir." ucapku singkat. Orang ini benar-benar membuang waktuku.

Tunggu, sejak kapan aku peduli pada waktu?

Dia berbalik. Wajahnya dingin, dan cantik, kuakui itu.

Semua ekspetasiku tentang gadis ini seketika buyar ketika bibirnya tiba-tiba tersenyum lebar padaku.

Matanya yang hampir tenggelam menatapku, dan aku balik menatapnya horor.

Apa mau orang ini?

"Lo tau dimana kelas gue?"

Aku mengernyit.

"Kelas mana emang?" Well, jangan salahkan aku yang sedikit cuek ketika menjawab pertanyaannya.

Masalahnya dia terus menyulut emosiku sejak tadi. Dia bertanya tapi tidak memberi tahu kelasnya yang mana, itu sedikit mengganggu.

"11 IPS 1."

Anak ini sekelas denganku ternyata.

"Gue lagi sibuk. Kalau mau ikut gue, kalau gak, cari orang lain."

Tanpa menunggu jawabannya, aku berlalu begitu saja menuju ruang pemulihan.

Aku harus menyelesaikan ini secepatnya agar bisa mengikuti jam istirahat.

Aku sempat mengira dia pergi, namun ternyata malah memilih ikut denganku. Terbukti bagaimana tubuh yang sedikit lebih pendek dariku itu berusaha menyejajarkan langkahnya denganku.

"Lo anak baru?" tanyaku sedikit heran.

"Iya."

"Kok bisa masuk?"

Partner ; Rôle De TueurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang