01 🎑 Birthday

2.2K 174 8
                                    

Wang Zihao terlahir dari keluarga sendok emas ditangannya, kedua orang tuanya tampan dan cantik, keduanya dari keluarga kaya dan terhormat, tetapi mereka selalu sibuk bekerja hingga jarang pulang ke rumah sampai berbulan-bulan. Zihao terkadang merasa seperti bahwa dia tak memiliki orang tua.

Di rumahnya yang besar nan mewah yang berada dilingkungan elit, terasa dingin dan kosong, itu mengapa Zihao lebih betah menginap di rumah temannya seperti Mun Junghyun atau Ollie. Zihao hanya akan pulang untuk mengambil pakaian atau barang-barangnya lain yang dia butuhkan.

Sampai suatu hari, kedua orang tuanya yang Zihao pikir sudah lupa jika memiliki anak itu pulang ke rumah, menyambut hangat dirinya yang baru saja pulang bimbel pukul sebelas malam, mereka memeluknya secara bergiliran, tersenyum lebar dan menanyakan tentang sekolah dan tentang pertemanannya.

Apa semua temanmu memperlakukanmu dengan baik? Apakah ada yang membuatmu kesal di sekolah? Apakah kamu sudah memiliki orang yang kau sukai? Bagaimana nilai rata-ratamu?

Tetapi karena sudah lama tak pernah bertemu apalagi berinteraksi dengan mereka, jadi rasanya canggung sekali mendapatkan perhatian seperti itu. Zihao hanya merasa seperti tengah diperhatikan oleh orang asing dengan pertanyaan basa-basi mereka.

Sampai keesokan harinya ketika dia turun dari lantai atas kamarnya, orang tuanya masih berada di rumah, padahal dalam mimpinya pagi-pagi sekali mereka sudah sibuk mengemasi koper karena harus melakukan perjalanan bisnis atau konser apalah itu; lagi-lagi meninggalkannya sendiri.

Tetapi, sepertinya Tuhan tengah bermurah hati padanya kali ini. Zihao berjanji akan melakukan banyak kebaikan lagi lain waktu.

"Zihao?" panggil Dilraba, ibu kandung Zihao, "kemarilah, Nak. Mama memasakkan makanan kesukaanmu." Sambil tersenyum lebar, wanita cantik yang telah rapi dengan pakaian dan make up mahalnya itu menyiapkan makanan dan tempat duduk untuk putra tunggalnya tersebut.

Zihao menurut, mencuri pandang pada ayahnya yang duduk di meja seberang, sibuk dengan ponselnya.

Dilraba mengambilkan banyak nasi dan lauk untuk Zihao. "Ini, cobalah."

Mata Zihao yang tadinya berbinar berubah muram, dia menatap Dilraba kecewa. "Eomma, aku alergi udang." Zihao hampir menyingkirkan piring berisi penuh udang goreng tepung tersebut dari hadapannya. "Dan aku tidak suka tepung sagu," tambahnya

"Oh?" Dilraba tampak terkejut, buru-buru dia menyingkirkan udang buatannya dan mengantinya dengan tumis kimchi pedas buatan pembantu rumah tangga mereka. "Kalau yang ini bagaimana?"

Zihao mengambil dengan malas tumis tersebut. "Ini jauh lebih baik, thanks." Dia menyuapkan satu sendokan kecil ke dalam mulutnya dengan malas. "Lain kali kalau tidak tahu apa-apa lebih baik bertanya, atau tidak perlu melakukan apa pun sama sekali."

Hati Zihao dongkol, dia pernah hampir mati karena tak sengaja memakan udang dan sekarang dengan entengnya ibunya itu bilang bahwa dia telah memasakkan makanan kesukaannya? Zihao lebih baik mati kelaparan!

Melihat suasana hati Zihao yang memburuk karena istrinya, Yixing buru-buru menyingkirkan ponselnya, dia dengan senyum lebar bertanya pada sang anak, "Bagaimana dengan sekolahmu, Zihao? Ayah dengar kamu mencalonkan diri sebagai ketua OSIS? Wah, hebat sekali putraku ini."

"Iya, itu benar, thanks," jawab Zihao malas, "dan nilaiku lumayan oke, Abeoji tidak perlu khawatir akan merasa malu memiliki anak yang bodoh."

Yixing menghela napas mendengar jawaban ketus Zihao, dia kemudian menunduk, mengambil barang yang sejak tadi disembunyikannya di bawah meja makan, lalu meletakkannya di atas meja, hampir-hampir membuat makanan-makanan yang tersaji jatuh.

Zihao melirik kardus besar dengan gambar mainan Lego di sampingnya itu dengan mata berbinar besar, dia langsung menyingkirkan piring makanannya dan meraih kardus tersebut.

"Ini untukku?" tanyanya antusias.

Melihat itu, Dilraba menyesal tak membelikan mainan mahal untuk putra semata wayangnya tersebut.

Yixing mengangguk dengan bangga. "Tentu saja itu untukmu, kau suka hadiahnya, Zihao?"

Zihao mengangguk antusias. "Tentu saja aku sangat menyukainya!" Dengan terburu-buru hingga hampir tersandung kakinya sendiri, Zihao beranjak dari kursinya, berjalan menghampiri Yixing dan memeluknya erat. "Thanks, Aboeji."

Yixing membalas pelukan tersebut, dia merasa menang dari Dilraba karena dia selangkah lebih dekat dengan sang putra.

"Aku membelikannya karena teringat dengan ulang tahunmu, hari ini hari ulang tahunmu yang kesembilan belas, 'kan?" Sambil mengelus punggung Zihao yang membeku, Yixing berujar bangga. "Happy birthday to you my son!"

Setiap hari, setiap kali Zihao menginap di rumah temannya, dia selalu iri melihat interaksi orang tua dan anak yang tersaji manis dan unik dihadapannya. Saking irinya, Bibi Mun Minjee, orang tua Junghyun, menyuruhnya untuk memanggilnya ibu dan menganggapnya sebagai ibunya sendiri, dan bahkan Bibi Park Moonyi, ibunya Park Hanbin, lebih hafal tentang apa yang bisa Zihao makan dan apa yang sama sekali tidak boleh dia sentuh.

"Kalian niat memiliki anak atau tidak, sih, sebenarnya?"

Zihao tidak pernah memilih untuk dilahirkan.

🎑🎑🎑

Notes. New story new pairing, welcome Wang Zihao and Keita shipper 🍭.

 New story new pairing, welcome Wang Zihao and Keita shipper 🍭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WANG ZIHAO

KEITA

Remake ChenFanfic921

DIATAS NORMAL | Wang Zihao - KeitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang