III { Who Is It? }

147 20 0
                                    

Satu hari setelah Karina dan Winter berkelahi.

Saat ini Karina benar-benar sedang tidak ingin bertemu Winter. Ia tak mau membuat masalah apapun setelah dihukum habis-habisan hanya karena masuk ruang BK sialan.

"Karina Sanders."

"Mau ngapain?" geramnya, memilih sibuk pada Tab di hadapannya.

"Minggir dikit, gue mau masuk."

Bangku Winter berada di dekat jendela, karena itu ia harus melewati Karina terlebih dahulu.

Gadis itu memilih mengalah, menggeser sedikit posisi duduknya agar gadis dingin itu bisa masuk.

Winter mencampakkan tasnya, dan langsung bersandar pada kursi. Ia menghela nafas lelah, membuat Karina sedikit terganggu.

"Lo kalau mau tidur, tidur aja. Jangan ganggu gue." ucap Karina pelan.

Tanpa menunggu lama, Winter langsung tertidur di mejanya.

Cuaca berhembus cukup dingin. Mereka mulai memasuki awal musim dingin. Ditambah lagi ini masih sangat pagi.

Karina melirik sekilas ke arah Winter, lalu melepaskan almameter OSISnya, dan melapisi tubuh Winter dengan benda itu.

Ia sendiri memilih menundukkan kepalanya, kala memori sekilas sang ibu melintas di pikirannya.

Malam itu, Ning-Ning sudah tertidur. Hanya ada ia dan ibunya menunggu kepulangan ayahnya di ruang tamu.

Angin berhembus kencang, hujan mulai turun dengan deras. Ibunya melepaskan jaket yang ia pakai, lalu menyelimuti Karina dengan itu.

Kenangan itu, tetap melekat di otaknya, bahkan sampai saat ini.

Ketika ia mempraktekkannya pada seorang gadis.

Lama ia terlarut dalam lamunannya, sampai tak menyadari banyak siswa yang mulai berdatangan. Setiap kelas mulai ramai.

Namun seperti dugaannya, kelasnya diisi oleh para lelaki yang hiperaktif. Mereka hanya akan meletakkan tas sebentar ke kelas, lalu kembali keluar untuk melanjutkan aktivitas lelaki mereka.

Tentu saja, hingga sekarang kelas itu hanya diisi oleh mereka berdua.

Winter terbangun karena sekitar mereka yang mulai meninggalkan keheningan.

Ia sedikit terkejut kala menemukan sebuah almameter bertengger diatas punggungnya. Namun itu tak berlangsung lama setelah gadis itu dengan sengaja membaca nametag yang tertera.

Karina X. R. Sanders.

Tertulis dengan jelas disana.

"Sanders. Almet Lo ada sama gue, lupa Lo ya?"

Karina lagi-lagi buyar dari lamunannya. Ia tersenyum tipis pada Winter, benar-benar tipis.

"Apa yang salah dengan itu, Howard?"

"Lo-,"

Karina mengambil jasnya dengan cepat, lalu bangkit berdiri.

"Gue sibuk, izinin kalau ada guru yang nanya."

"Gue?"

"Iya, Lo."

√^°^~~~

Karina mengeluarkan sebuah benda berbentuk pemantik dari saku almameternya.

Ia menekan tombol disana, memasukkan asap hingga memenuhi paru-parunya.

Banyak pergumulan yang terjadi dalam hidupnya belakangan ini. Tak ada yang bisa ia lakukan selain menghisap benda yang sudah hampir dua tahun ia tinggalkan.

Partner ; Rôle De TueurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang