~•~
“Astley, bagai rasi bintang Andromeda. Entitasnya tersembunyi di langit Utara. Namun, diantara gemerlapnya bintang, ia terlahir sebagai pejuang.”
- Rayden
~•~Tanah kering dan tandus di perbatasan Kerajaan Alfaxon dengan Kerajaan Malvado. Udara panas, menyengat kulit beberapa prajurit yang sibuk menempa senjata dan berlatih bela diri. Tak jauh dari mereka, tenda-tenda kecil berderet dengan kokoh. Di depan garis perbatasan, berdiri tenda paling besar berwarna merah darah berhiaskan gambar burung gagak yang dijahit dengan benang emas. Di luar tenda menuju jalan masuk, tergelar karpet merah. Permadani merah darah dengan gambar ular hitam, menjadi alas tenda.
Di dalam tenda, terlihat seorang pria bertubuh tinggi dengan rambut berwarna hitam kemerahan, iris mata merah dan kulit putih pucat. Di samping pria itu, berdiri pendampingnya pria berambut hitam yang tersisir rapi. Keduanya memiliki tubuh tegap dan gagah dengan pedang panjang yang terselip di pinggang.
Pria dengan bola mata merah, terlihat fokus menatap peta yang berada di atas meja berwarna cokelat tua, “Bagaimana menurutmu Dolf, kita serang kerajaan Alfaxon malam ini?”
“Apakah tuan yakin akan menyerang kerajaan ini?” Dolf, pria itu masih memiliki sedikit hati nurani dibandingkan pemimpinnya.
“Aku tidak sabar, memorak-porandakan kerajaan kecil ini,” ucap pria itu dengan menyeringai.
Dolf, penasihat sekaligus tangan kanan sang raja iblis, kembali berbicara, “Apa Tuan Rayden, tidak penasaran dengan isi surat kiriman Raja Cardafel de Melantha dan membaca pesannya terlebih dahulu?”
Rayden de Archilles, raja muda dari Kerajaan Malvado yang terkenal dingin dan kejam, menatap sebuah gulungan pesan yang diserahkan Dolf. Ia membukanya dengan malas. Membaca kertas cokelat dengan tulisan bertinta emas.
Salam yang mulia Raja Rayden de Archilles. Pemimpin Kerajaan Malvado dan penguasa Benua Oscuridad.
Saya, Raja Cardafel de Melantha dengan ini menyatakan tunduk dan patuh pada Kerajaan Malvado. Namun, saya mengajukan sebuah syarat yaitu, izinkan kami menjadi bagian keluarga anda. Saya akan menyerahkan seluruh Kerajaan Alfaxon kepada anda pada saat upacara pernikahan anda dengan putri tunggal kami. Putri Astley de Melantha.
Semoga Tuan Rayden berkenan mempertimbangkan tawaran saya untuk mencegah peperangan dan pertumpahan darah. Tuan dapat datang ke Kerajaan Alfaxon bila menerima tawaran kami.
Bertanda tangan di bawah ini
Raja Cardafel de Melantha.
Di pojok kanan surat terdapat stempel Kerajaan Alfaxon dengan lambang bunga mawar berwarna merah.
Rayden tertawa hambar, “Bagaimana menurutmu Dolf? Mereka mengorbankan putri tunggalnya?”
Dolf tidak habis pikir dengan Raja Cardafel yang tega mengorbankan putrinya sendiri untuk keselamatan kerajaan dan rakyatnya, tetapi disisi lain, kehadiran sosok wanita bisa mengubah perilaku kejam Raja Rayden, “Menurut saya, Tuan sebaiknya menerima tawaran ini.”
Rayden menatap Dolf dengan serius, “Apa kau gila?”
Dolf menggelengkan kepalanya, “Saya hanya memberikan saran, Tuan.”
“Apa keuntungan yang akan kita dapatkan?” Rayden bertanya dengan heran.
“Tuan akan memiliki seorang istri cantik.”
Rayden memicingkan mata ke arah Dolf, “Bagaimana pun aku bisa menguasai Kerajaan Alfaxon, tanpa perlu menikahi putrinya. Benarkan?”
Dolf menundukkan kepala, ia tidak bisa asal berbicara di hadapan tuannya. Karena sewaktu-waktu, kepala Dolflah yang terpenggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil's Curse
Romance⚠️ CERITA MENGANDUNG ADEGAN DEWASA DAN KEKERASAN 21+ 🚫 TIDAK BAIK UNTUK KESEHATAN PERASAAN. Astley de Melantha, putri cantik dari Kerajaan Alfaxon yang terpaksa dikorbankan untuk keselamatan rakyatnya. Astley merelakan kebebasan, kesucian dan peras...