CHAPTER 20

234 39 10
                                    

Sehun merasa setiap langkah kakinya terasa berat, dan semakin berat ketika ia tiba disebuah lorong sepi yang akan menuntunnya untuk bertemu dengan kakak lelaki satu-satunya dalam kondisi yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Dibelakangnya ada Irene yang ikut berjalan menyesuaikan langkah cepat kakinya. Sebelah tangan yang ia gunakan untuk menggenggam erat tangan kekasihnya itu tiba-tiba agak gemetaran. Merasakan ketakutan dan kekhawatiran yang menjalar dari tangan Sehun, Irene dengan cekatan mengulurkan sebelah tangannya yang lain untuk mengelus lembut lengan Sehun.

Tatapan Irene seolah mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tapi Sehun kali ini tak bisa mempercayainya. Bagaimana bisa ia berpikir jika semuanya baik-baik saja disaat malam sebelumnya ia mendapatkan telfon dari ibunya yang memberi kabar buruk seperti ini. Ia bahkan masih ingat bagaimana suara isak tangis ibunya saat memberi kabar bahwa Chanyeol tiba-tiba dilarikan ke Rumah Sakit ketika berada di lokasi shooting dalam keadaan tak sadarkan diri. Hingga detik ini ia menginjakan kaki di Rumah Sakit tempat Chanyeol dirawat pun, ia masih belum mendengar kabar bahwa Chanyeol telah sadarkan diri.

Dari kejauhan Sehun dapat melihat Shindong dan ayahnya beserta beberapa orang lain tengah berdiri sambil berbincang di depan sebuah pintu bertuliskan Intensive Care Unit (ICU). Langkah kakinya semakin ia percepat hingga setengah berlari. Suara langkah kakinya terdengar ditengah suasana sepi, sehingga orang-orang itu mengalihkan perhatian pada sumber suara.

Shindong yang pertama menyadari kedatangan Sehun segera menghampiri Sehun dan memeluknya dengan erat. Sehun melepas genggaman tangannya pada Irene untuk balas memeluk pria gemuk itu. Shindong tak mengatakan apapun, namun pria itu mencoba memberitahu segalanya melalui pelukan yang terlampau kuat itu. Seumur hidup Sehun mengenal Shindong, ia tak pernah melihat raut wajah sedih terhias di wajah Shindong yang biasanya selalu terlihat bahagia.

Tanpa mengatakan apapun, Shindong melepas pelukannya. Sehun lantas menghampiri Ayahnya. Sama halnya dengan Shindong, Ayahnya tak mengatakan sepatah katapun. Suasananya jadi agak canggung. Sehun kebingungan dengan situasi ini. Pikirannya mengarah pada hal-hal yang tak semestinya ia pikirkan.

"Bagaimana Chanyeol? Dia baik-baik saja kan?" Sehun akhirnya memberanikan untuk mengkonfirmasinya sendiri. Ia butuh informasi mengenai keadaan kakaknya tersebut. Jauh dalam lubuk hatinya ia berharap akan mendapatkan jawaban yang dapat membuat hatinya lega.

"Ia masih belum sadarkan diri sejak tadi malam. Sudah hampir 24 jam berlalu." Namun jawaban yang didapatnya malah membuat nafasnya semakin tercekat. Seketika rasa takut semakin menghantuinya. Seumur hidup ia tak pernah merasa begitu ketakutan seperti ini.

Tak lama pintu di depan mereka terbuka. Ibu nya terlihat berjalan keluar dari dalam ruangan itu dengan tatapan sedih. Matanya agak sembab, mungkin habis menangis semalaman mengkhawatirkan keadaan putra sulungnya. Sehun yang melihat Ibu nya itu segera menghampiri. Memeluk erat dan mengelus punggung Ibu nya dengan lembut.

"Apa kau sudah makan?" Bukan itu yang ingin didengar oleh Sehun. Ia tahu bahwa Ibu nya baru saja melihat keadaan terbaru Chanyeol, jadi kedatangannya yang jauh-jauh dari Brisbane adalah untuk mengetahui situasi yang sebenarnya. Tapi tampaknya Ibunya sedang tak ingin membahas itu. Jadi Sehun tak punya pilihan lain. Mungkin saat ini Ibunya tengah berpura-pura kuat, meski sorot matanya tak bisa berbohong.

"Ibu bagaimana kabarmu? Maaf aku baru bisa bertemu sekarang." Irene datang menyusul, kemudian memeluk Ibu Sehun.

"Irene? Kau datang bersama Sehun? Maaf kita harus bertemu dalam situasi seperti ini." Ibu Sehun balas memeluk Irene dengan lembut. Irene balas tersenyum lalu memegang kedua tangan calon Ibu mertuanya tersebut.

"Tak apa, bu. Melihat Ayah dan Ibu dalam keadaan baik membuatku bersyukur." Sahut Irene lembut.

Setelah berbincang sebentar, Sehun, Irene dan kedua orangtuanya memutuskan untuk pulang ke rumah dan beristirahat. Sayangnya Shindong menolak untuk ikut pulang bersama mereka karena ia masih ingin berada di Rumah Sakit menemani Chanyeol. Sebenarnya Sehun juga ingin tetap tinggal di Rumah Sakit. Namun karena Ibu nya memohon agar Sehun ikut pulang ke rumah untuk beristirahat, akhirnya ia tak punya pilihan lain.

From A Man Who Truly Loves YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang