Prolog

320 70 3
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Murid-murid SMA Antariksa kini tengah bersuka cita karena telah menyelesaikan Ulangan Tengah Semester dengan lancar. Class meeting yang diadakan juga berjalan sesuai dengan rencana tanpa hambatan yang berarti.

Ah, Jeiden yang tidak mau melakukan ujian susulan pun memaksakan hadir untuk mengikuti UTS itu secara langsung. Yah, walaupun harus memakai kursi roda sih. Tapi sekarang, kondisi kakinya sudah amat membaik, ia sudah bisa berjalan tanpa alat bantu.

Anggota ADC juga bisa sedikit bersantai karena tidak adanya kasus yang terlalu menguras otak ataupun tenaga. Palingan misi sepele seperti barang hilang dan lain-lain, yang bisa mereka selesaikan dalam waktu singkat.

"Dih, kelas lo jamkos juga?" tanya Harsya yang saat ini tengah menghampiri kelas XII IPA 1. Kelasnya Jeiden dan Rendy.

"Biasalah, kan baru class meeting. Pasti banyak jamkos-nya," jawab Rendy.

"Gue mau ke toilet bentar ya," pamit Jeiden.

"Ih, ikut!" Rendy berlari menyusul Jeiden yang sudah berjalan terlebih dahulu.

"Terus gue ditinggal sendirian gitu?! Tega banget lo Supardi!" jerit Harsya dramatis.

"Supardi Bapak gue goblok!" Saka, teman sekelasnya Rendy dan Jeiden yang waktu itu di keroyok D-Rex hingga masuk TV, menggeplak kepala Harsya menggunakan kamus bahasa Inggris setebal 500 halaman.

"Sakit kampret! Jahat banget lo!" Harsya mengusap kepalanya yang terasa nyut-nyutan.

"Bodo amat! Gue mau ke kantin. Bhay anak pungut." Saka beranjak dari kursinya.

"Gue ikut dong Sak! Mau beli batagor." Harsya men-sejajarkan langkahnya dengan Saka.

"Ngomong-ngomong soal batagor, kok gue mendadak kepikiran teh Fatin ya? Gimana kabarnya sekarang?" tanya Saka.

"Kabar terakhir yang gue dapat, pengacara teh Fatin lagi berusaha ngajuin banding. Soalnya dia kan kooperatif dan cuma dimanfaatin sama pak Andi," jawab Harsya panjang lebar.

***

Jeiden yang sudah selesai dengan urusannya di kamar mandi pun menyenderkan bahunya ke tembok.

"Udah belum sih Ren?! Lama bener dah, lagi menanam jagung di kebun kita lo hah?!" geram Jeiden.

"Heran, ngapain sih dia tuh di dalem? Semedi? Atau jangan-jangan dia pup-nya sambil kayang lagi, ck!" dumel Jeiden dengan bibir komat-kamit merapal mantra.

Tak lama, Rendy muncul dengan watadosnya dan berjalan melewati Jeiden begitu saja.

"Dasar bocah ngen- fyuhhh, sabar Jei sabar. Aku ganteng, aku sabar." Jeiden mengusap dadanya kemudian tersenyum seperti logo kumon.

Mereka berdua berjalan beriringan di koridor menuju kantin. Saat melewati tangga menuju ke lantai tiga, mereka berpapasan dengan Bela. Masih ingat Bela? Dia pacarnya Faldi, orang yang dulu menaruh surat ancaman di ruang ADC dan merupakan anggota D-Rex.

Dia dengan tergesa menuruni anak tangga dengan setumpuk buku di tangannya. Entah karena tidak konsentrasi atau bagaimana, dia tidak sengaja menubruk bahu Jeiden.

Brukk!

"Ma-maaf Kak, maaf. Aku nggak sengaja, aku buru-buru. Aku permisi dulu, sekali lagi maaf," ucap Bela sambil membungkuk berkali-kali lalu pergi begitu saja.

"Eh, tunggu dul-" Jeiden hendak memanggil Bela karena salah satu bukunya terjatuh dan tertinggal. Namun ia ditahan oleh Rendy.

"Nggak usah dipanggil, dia sengaja itu jatuhin bukunya. Gue liat dengan jelas." Rendy bersedekap sambil mengamati buku yang ada di dalam genggaman Jeiden.

"Kenapa dia sengaja jatuhin buku ini? Kenapa juga harus gue?" Jeiden membolak-balikan buku yang ia genggam.

"Eh? Buku diary?" guman Jeiden karena melihat kata Dear diary pada awal kalimat.

"Gue nggak tau apa tujuannya, tapi itu bukunya nggak usah di balikin. Kalau dia ngerasa kehilangan, dia pasti bakal cari buku itu," ucap Rendy.

Jeiden mengangguk saja, mereka kemudian berbalik arah untuk menyimpan buku tersebut ke dalam loker terlebih dahulu. Setelahnya baru mereka pergi ke kantin.

▬▬ι══════════════ι▬▬

______________________________________________________________________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______________________________________________________________________________________________________

Sesuai yang aku bilang sebelumnya, berhubung ADC 1.0 udah mencapai seribu pembaca, sebagai hadiahnya aku publish untuk ADC yang versi 2.0.

Semoga kalian juga suka ya sama yang versi ini, soalnya ini buatnya lebih susah dan lebih bikin mikir, hehe (❁'◡'❁)

Jangan lupa follow, vote, and comment kalau kalian suka sama cerita ini yaaa (๑˃̵ ᴗ ˂̵)و

❤🧡💛 𝕋𝔼ℝ𝕀𝕄𝔸𝕂𝔸𝕊𝕀ℍ 💚💙💜
╭╮╱▔▔▔▔▔╲╭╮
╰╱╭▅╮ ╭▅╮╲╯
▏╰╱▔▇▔╲╯▕
╱╲ ▏ ▏ ┃ ▕ ▕ ╱╲
▏ ╲╲ ╲╰┻╯╱ ╱╱ ▕
╲ ╲╲ ▔▔▔ ╱╱ ╱
╲ ▔▕╲▂╱▏▔ ╱
╲ ▕╱▔╲▏ ╱

❤🧡💛 𝕋𝔼ℝ𝕀𝕄𝔸𝕂𝔸𝕊𝕀ℍ 💚💙💜╭╮╱▔▔▔▔▔╲╭╮╰╱╭▅╮ ╭▅╮╲╯▏╰╱▔▇▔╲╯▕ ╱╲ ▏ ▏ ┃ ▕ ▕ ╱╲ ▏ ╲╲ ╲╰┻╯╱ ╱╱ ▕ ╲ ╲╲ ▔▔▔ ╱╱ ╱ ╲ ▔▕╲▂╱▏▔ ╱ ╲ ▕╱▔╲▏ ╱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Live Dream yang nggak bakal pernah ku lupain seumur hidup 🤣🤣🤣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Live Dream yang nggak bakal pernah ku lupain seumur hidup 🤣🤣🤣

(ADC) Antariksa's Detective Club 2.0 -Dear Diary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang