32. Confess

61 9 7
                                    


Sedari tadi pagi sejak ia menginjakan kakinya di Hanyoung fokusnya hanya tertuju pada gadis cantik berambut selengan yang duduk di bangku sampingnya. Bahkan sejak kemarin setelah pertemuannya dengan seongmin jay benar-benar terus memikirkan hwayoung.

Tanpa disadari ada orang lain yang menemukan dirinya menatap lamat hwayoung.

"Apa ada yang ingin kau katakan?" Sorotan matanya terputus dan beralih pada gadis yang duduk didepan hwayoung.

"Mwo?"

"Sedari tadi kau hanya menatap hwayoung,apa ada yang ingin kau katakan padanya?"

"Aaa..a-aniya.."

"Wae?apa ada yang salah dengan tugas kita?" Kali ini atensinya ia kembalikan pada seseorang yang sedari sepuluh menit lalu ia pandangi tanpa berkutik sedikitpun.

"Aniya.." Hwayoung mengangguk mengerti,walaupun dirinya juga masih tidak terlalu percaya karena sikap jay terasa berbeda.

"Apa mau mengerjakannya lagi hari ini jika ia aku akan mengosongkan jadwal kerja paruh waktuku,agar tugas kita cepat selesai.."

"Gwaenchana?" Hwayoung mengangguk lagi.

"Ne..jadi mau hari ini?"

"Keurae.."

Hwayoung kembali memfokuskan diri pada buku di tangannya yang entah buku-buku apa saja yang sedang dibaca.

Dan jay kembali mengamati gadis itu,entahlah ia hanya tidak bisa berfikir sekarang atau mungkin justru terlalu banyak pertanyaan-pertanyaan di kepalanya hingga ia tidak mempunyai fokus.

Hwayoung mengamati ponselnya yang tak kunjung mendapatkan notif dari seseorang yang ia tunggu dari kemarin. Ingin sekali ia memutar kepalanya dan melihat wajah sang kekasih sekarang tapi ia tahan karena ia juga sadar jika lelaki yang sedari tadi menatapnya masih bertahan mengamati dirinya.

Hwayoung memutuskan mengirim pesan untuk kekasihnya itu. Namun lelaki itu tidak membalasnya bahkan saat lima belas menit ia menunggu pun tak kunjung ada balasan datang.

Hwayoung menghembuskan nafasnya kecil dan dengan menarik beberapa perhatian kelasnya dari suara kursinya hwayoung berdiri. Ia ingin tahu sedang apa sebenarnya park sunghoon sekarang. Kenapa lelaki itu menjauhinya seharian tidak!dua hari sekarang.

"Kau mau kemana?" Hwayoung menoleh pada jay.

"Aku mau ke toilet.."

"Mau ku antar--

"Tidak perlu..aku akan kesana sendiri saja" jay hanya mengangguk.

Hwayoung berbalik dan menemukan lelaki di ujung sana yang sibuk dengan ponselnya. Hwayoung tidak habis fikir,ia kira lelaki itu sedang tertidur sekarang hingga tak bisa membalas pesannya tapi apa yang ia lihat sekarang.

Itu berarti menyimpulkan jika lelaki itu dengan sengaja mengabaikan pesannya. Padahal biasanya sunghoon tidak pernah tak membalas pesannya bahkan jika ia sedang sibuk sekalipun.

Hwayoung mengepalkan kedua tangannya. Ia tidak bisa berbuat semaunya sekarang,ia tidak bisa pergi ke bangku itu dan menanyakan kenapa lelaki itu mengabaikannya.

Hingga akhirnya hwayoung hanya berjalan dengan sorot mata yang tak pernah lepas dari lelaki kulit pucat itu. Berharap lelaki itu akan sadar dengan langkah kakinya dan mengalihkan atensi padanya.

Namun sayang,lelaki itu tak bergerak sedikitpun saat dirinya melewati bangku lelaki itu. Hingga sampai hwayoung keluar dan menunggu seseorang keluar darisana namun hasilnya nihil.

Hwayoung rasanya ingin menangis sekarang,tiba-tiba kalimat hyunwoo kemarin terngiang di benaknya. Apakah benar jika sunghoon memang benar-benar tidak serius dengan hubungannya. Kekasihnya itu bahkan berjanji jika mereka tidak akan berpisah apapun yang terjadi,lalu mana yang harus ia percayai.

Psycho Friend (Park Sunghoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang