.....
Zehra histeris mengetahui petugas dari Badan Penyidik Elinor mendatangi istana. Mereka menyerahkan surat penangkapan, lalu menyeretnya keluar. Riona dan Briella yang kebetulan juga berada di tempat itu memilih menyingkir demi menjaga nama baik keluarga mereka.
"Kalian pikir, raja akan membiarkan tindakan kurang ajar kalian? Tidak! Akan kupastikan kalian semua kehilangan pekerjaan, hidup miskin sampai terpaksa tidur di jalanan!" teriak Zehra murka.
Zehra berusaha melepaskan diri dengan mencakar dan memukuli para petugas. Namun usaha kerasnya itu sama sekali tidak membuahkan hasil. Bukannya terbebas, tenaganya malah terbuang sia-sia. Tubuh para petugas yang jauh lebih besar dibandingkan Zehra dapat dengan mudah menyeret gadis itu masuk dalam kereta kuda untuk dikirim ke menara.
'Ibu—aku harus memberitahu ibu. Hanya ibu yang bisa membantuku,' batin Zehra masih belum menyerah. Kereta kuda yang ia naiki perlahan bergerak meninggalkan area halaman Istana Lily.
Jika minggu lalu Koa yang menjadi penghuni penjara menara. Kini giliran Zehra yang tinggal di sana. Penjara mewah itu akan menjadi rumah sementara Zehra selama masa penyelidikkan dan pengadilannya berlangsung.
.....
"Yang Mulia!" seru Zelda penuh emosi. Ia mendorong kumpulan prajurit yang berjaga di depan pintu. Dan dibantu para pengawalnya, wanita itu berhasil menerobos masuk ke dalam kantor raja.
Alden, Zielle dan Nathaniel yang sibuk membahas permasalahan kepulangan pasukan kerajaan dari perbatasan utara jelas terkejut menerima kunjungan dadakan dari wanita nomor satu Elinor itu. "Zelda?" Alden segera menaruh kembali berkas-berkas pekerjaannya ke atas meja. Ia melirik kedua putranya, meminta mereka untuk pergi meninggalkan ruangan.
Paham akan situasi, Zielle dan Nathaniel segera beranjak dari kursi. Namun langkah Zielle terhenti ketika Zelda kedapatan mencekal lengannya. Wanita itu terlihat menggelengkan kepala. Ia melarang putranya keluar dan memintanya untuk tetap tinggal.
"Yang Mulia," pinta Zielle begitu lirih. Saking lirihnya, hanya Zelda seorang yang bisa mendengar. "Saya tidak ingin ikut campur masalah Zehra."
Zelda membelalakan mata, seketika marah. Cekalan tangannya berubah menjadi cengkeraman. "Pangeran Zielle! Putri Zehra itu adik kandungmu! Tadi— apa yang baru saja kau katakan? Tidak ingin ikut campur?!"
Nathaniel yang menunggu Zielle di ambang pintu menyembunyikan senyumannya dengan mengalihkan pandangan ke arah luar. Sekuat tenaga ia berusaha menahan tawa. Drama keluarga ini benar-benar menghiburnya.
"Ratu Zelda!" bentak Alden kehilangan kesabaran. Ditepisnya tangan Zelda dari Zielle. Tindakannya ini sukses menggentarkan nyali Zelda. Bahkan para pengawal yang bertugas menjaga Zelda tampak tercengang melihat sikap kasar raja.
"Maafkan aku," bisik Zielle di telinga sang ibu. Hati pria itu langsung dipenuhi rasa bersalah. Tak ingin terseret lagi, Zielle buru-buru pergi.
.....
Kali terakhir Zelda bertengkar dengan Alden ketika pria itu membawa Camille yang dalam kondisi mengandung Nathaniel ke istana. Tanpa meminta persetujuan dari Zelda, Alden mengangkat Camille menjadi selir ketiganya. Meski ia dan keluarganya menentang keputusan sepihak tersebut, Alden yang tengah dimabuk cinta dengan sengaja menutup telinganya rapat-rapat.
"Yang Mulia, inikah balasan Anda atas segala pengorbanan yang telah saya lakukan?"
"Zelda!"
"Jika bukan karena Keluarga Adler, Anda tidak mungkin menjadi raja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of Shield - Putri Sang Duke
Fantasy(SIDE STORY ADA DI GOODNOVEL) Seorang gadis yatim piatu meninggal dunia dengan cara yang sangat mengenaskan. Ia mati terbakar di dalam panti asuhan tempat di mana ia dibuang dan dibesarkan. Gadis itu kira, setelah ia mati, kemalangannya akan berakhi...